Pengertian Prestasi Belajar Kajian Prestasi Belajar IPA

22 7 Siswa dapat menelaah sebuah pokok bahasan dan mengaktualisasikan diri dengan seluruh potensi yang ada dalam diri siswa. Selain itu, dengan adanya kerja sama antar siswa akan membuat interaksi belajar dalam kelas menjadi hidup dan tidak membosankan. b. Kekurangan Teams Games Tournament TGT 1 Sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran tidak semua siswa ikut serta menyumbangkan pendapatnya. 2 Sering kekurangan waktu dalam proses pembelajaran. 3 Kemungkinan terjadi kegaduhan apabila guru tidak dapat mengelola kelas dengan baik.

B. Kajian Prestasi Belajar IPA

1. Pengertian Prestasi Belajar

K ata “prestasi” mengandung arti hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Prestasi menunjukkan keberhasilan seseorang terhadap usaha yang telah dilakukan atau dikerjakannya. Dalam kejuaraan atau perlombaan, prestasi ditunjukkan dengan peringkat seseorang dalam suatu kejuaraan atau perlombaan itu. Prestasi dalam kegiatan pembelajaran lazimnya ditunjukkan dengan angka yang diperoleh dari nilai tes. Prestasi menurut Muhibbin Syah 2002: 141 adalah tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. 23 Selanjutnya untuk memahami pengertian tentang belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya menurut Morgan dalam Mulyani dan Johar, 1998: 15 bahwa belajar adalah setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Belajar merupakan aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Sedangkan menurut Slameto 2003: 2 belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pengertian tentang prestasi belajar dikemukakan oleh Suratinah Tirtonegoro dalam Jamilah Susmawati, 2012: 12, bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka- angka, huruf-huruf atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh siswa dalam periode tertentu. Prestasi belajar menjadi indikator keberhasilan siswa dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam proses pembelajaran. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa prestasi menjadi sumber informasi seberapa jauh siswa telah berhasil melaksanakan tugas belajarnya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari usaha belajar berupa angka atau huruf yang 24 diperoleh dari nilai tes yang menunjukkan tingkat keberhasilan belajar siswa dalam periode tertentu. Nilai tes tersebut menjadi tolak ukur bagi guru dalam menentukan tingkat prestasi belajar kognitif yang telah dicapai siswa. Anderson 2015: 100 membagi dan menyusun secara hierarkis dimensi proses kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana sampai yang paling tinggi dan kompleks. Dimensi proses kognitif itu adalah mengingat C1, memahami C2, mengaplikasikan C3, menganalisis C4, mengevaluasi C5, dan mencipta C6. Pada jenjang sekolah dasar dimensi proses kognitif dimulai dari proses mengingat C1 dimana siswa menjawab pertanyaan dengan mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang, contoh mengingat kembali tanggal peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Proses memahami C2 siswa mulai dituntut untuk mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru, contoh menjelaskan sebab- sebab terjadinya peristiwa penting di Indonesia. Proses mengaplikasikan C3 siswa dituntut menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu, misalnya membagi satu bilangan dengan bilangan lain. Proses menganalisis C4 siswa sudah sampai pada kegiatan menguraikan informasi atau materi pelajaran ke dalam beberapa bagian dan menentukan hubungan antarbagian itu dan hubungan antarbagian tersebut dengan keseluruhan struktur atau tujuan, misalnya menunjukkan sudut pandang penulis suatu esai sesuai dengan pandangan politik si penulis. 25 Pada tingkat yang lebih tinggi siswa sudah sampai pada proses mengevaluasi C5 siswa dituntut agar dapat mengambil keputusan berdasarkan kriteria danatau standar, misalnya memeriksa apakah kesimpulan-kesimpulan seorang ilmuwan sesuai dengan data-data amatan atau tidak. Dimensi proses kognitif yang paling tinggi siswa sudah sampai pada proses mencipta C6 yaitu memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau membuat suatu produk yang orisinal. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada banyak, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu. Faktor intern mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Faktor intern dibedakan menjadi tiga faktor yaitu: 1 Faktor jasmaniah yang meliputi faktor kesehatan tubuh dan cacat tubuh. 2 Faktor psikologis yang meliputi intelegensi, minat, bakat, kematangan, dan kesiapan. 3 Faktor kelelahan. Faktor ekstern dilihat dari lingkungan sosial siswa dapat dibedakan menjadi tiga. Faktor-faktor tersebut diantaranya: 1 Faktor yang berasal dari lingkungan keluarga yang meliputi pola asuh orang tua, hubungan antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, dan latar belakang kebudayaan keluarga. 2 Faktor 26 dari lingkungan sekolah yaitu model pembelajaran, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan antar siswa, dan media pembelajaran. 3 Faktor dari masyarakat yaitu teman bergaul, kegiatan siswa dalam masyarakat, dan kebudayaan masyarakat setempat.

2. Ilmu Pengetahuan Alam IPA

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament Terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa (Quasi Eksperimen Di Mts Nur-Attaqwa Jakarta Utara)

1 51 179

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

0 4 10

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA.

0 2 28

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT(TGT) DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

0 0 195