37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian  ini  merupakan  Penelitian  Tindakan  Kelas  PTK  yaitu penelitian  tindakan  yang  dilakukan  dengan  tujuan  memperbaiki  dan
meningkatkan mutu praktik pembelajaran di kelas. PTK  menurut Suharsimi Arikunto,  2006:  91  merupakan  suatu  pencermatan  kegiatan  belajar  berupa
sebuah  tindakan  yang  sengaja  dimunculkan  dalam  sebuah  kelas  dan  diamati hasilnya dengan seksama.
Penelitian  tindakan  kelas  ini  menggunakan  langkah  kolaboratif  yaitu peneliti  bekerja  sama  dengan  guru  kelas  untuk  menggali  dan  mengkaji
permasalahan  tentang  prestasi  belajar  IPA  siswa  kelas  V  MI  YAPII  Planjan Cilacap  yang  masih  rendah.  Dalam  penelitian  ini  guru  bertindak  sebagai
pengajar  dan  peneliti  sebagai  observer.  Setelah  berhasil  mengidentifikasi masalah,  guru  dan  peneliti  kemudian  memberikan  tindakan  serta  mengamati
kegiatan  siswa.  Hasil  dari  penelitian  dianalisis  dan  dievaluasi  untuk  melihat apakah  tindakan  yang  diberikan  sudah  berhasil  atau  belum.  Jika  belum
mencapai kriteria keberhasilan, maka guru dan peneliti membuat perencanaan ulang untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.
B. Subjek dan Objek Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V MI YAPPI Planjan Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. Siswa kelas
V  berjumlah  34  orang  yang  terdiri  dari  20  siswa  laki-laki  dan  14  siswa
38
perempuan. Sedangkan objek penelitian adalah meningkatkan prestasi belajar IPA  siswa  kelas  V  MI  YAPPI  Planjan  Cilacap  dengan  penerapan  model
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
C. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas V MI YAPPI Planjan yang beralamat di  jalan  S.  Parman  No.  1  Desa  Planjan,  Kecamatan  Kesugihan,  Kabupaten
Cilacap. Waktu penelitian dilaksanakan pada Bulan Agustus 2016.
D. Desain Penelitian
Model penelitian tindakan kelas  yang digunakan  dalam penelitian ini yaitu  model  Kemmis    Mc  Taggart.  Model  Kemmis    Mc  Taggart
berorientasi  pada  siklus  spiral  refleksi  yang  terdiri  dari  empat  komponen diantaranya perencanaan planning, tindakan acting, observasi observing,
dan refleksi reflecting serta perencanaan kembali untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.
Model Kemmis  Mc Taggart merupakan satu perangkat yang terdiri empat  komponen  perencanaan,  tindakan,  observasi,  refleksi.  Keempat
komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus atau satu putaran kegiatan. Jadi setelah suatu siklus selesai diimplementasikan, kemudian diikuti dengan
adanya perencanaan kembali yang dilaksanakan pada siklus selanjutnya. Pada model  Kemmis    Mc  Taggart  komponen  tindakan  dan  observasi  dijadikan
sebagai  satu  kesatuan.  Hal  tersebut  dikarenakan  kenyataan  implementasi tindakan dan observasi merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan
secara tegas.
39
Pengembangan  model  PTK  yang  dilakukan  oleh  Kemmis    Mc Taggart  dapat  digambarkan  dengan  diagram  alur  yang  berbentuk  spiral.
Tahapan-tahapan  ini  berlangsung  secara  berulang-ulang  sampai  tujuan penelitian tercapai.
Gambar 4. Siklus spiral model Kemmis  Mc Taggart Suharsimi, 2006: 3
Berdasarkan  gambar  tersebut  dapat  dilihat  bahwa  dalam  satu  siklus terdapat  empat  komponen  atau  tahap  kegiatan.  Secara  rinci  prosedur
pelaksanaan tindakan terdiri dari dua komponen yaitu:
1. Perencanaan
Prosedur  pertama  yang  harus  dilakukan  dalam  penelitian  yaitu perencanaan. Peneliti melakukan perencanaan diantaranya dengan:
a. Meminta izin untuk melakukan observasi.
40
b. Melakukan observasi  untuk  menemukan masalah  yang terjadi  dalam
pembelajaran IPA. c.
Melakukan  diskusi  dengan  guru  mengenai  kendala  yang  sering dihadapi ketika guru sedang mengajar.
d. Menginformasikan  kepada  guru  tentang  langkah  pembelajaran
kooperatif tipe TGT. e.
Mengklarifikasi persetujuan dan kesediaan guru untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
2. Implementasi Tindakan
Siklus I a.
Tahap Perencanaan Planning
Tahap perencanaan biasa disebut dengan rancangan tindakan. Pada tahap  ini  peneliti  menentukan  titik-titik  atau  fokus  peristiwa  yang  perlu
mendapat perhatian khusus untuk diamati. Secara rinci tahap perencanaan tindakan berupa kegiatan sebagai berikut:
1 Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran RPP sesuai materi
yang  akan  diajarkan  dengan  menggunakan  model  pembelajaran  TGT yang  disusun  oleh  peneliti  dan  diperiksa  oleh  guru  dan  dosen
pembimbing. 2
Membuat  Lembar  Kerja  Siswa  LKS  dan  mempersiapkan  alat  dan bahan untuk eksperimen.
3 Membuat kartu bernomor, soal pertanyaan, dan kartu kunci jawaban.
4 Membuat soal permainan berupa teka-teki silang.
41
5 Membuat  soal  evaluasi  untuk  mengukur  kemampuan  kognitif  siswa
serta  membuat  lembar  observasi  untuk  guru  dan  lembar  observasi untuk siswa.
b. Tahap Tindakan Acting dan Tahap Observasi Observing
Pelaksanaan  tahap  tindakan  dan  tahap  observasi  dilakukan  secara bersamaan.  Tahap  tindakan  merupakan  implementasi  atau  penerapan  isi
dari rancangan tindakan yaitu guru mengajar siswa dengan menggunakan RPP  yang  telah  dibuat  oleh  peneliti,  sedangkan  peneliti  melakukan
observasi  terhadap  aktivitas  siswa.  Hal  pertama  yang  dilakukan  guru ketika penyajian materi yaitu memunculkan apersepsi dan menyampaikan
tujuan  pembelajaran  yang  akan  dicapai.  Setelah  itu  siswa  belajar kelompok  dalam  kelompok  homogen  untuk  mendalami  materi,
melakukan  eksperimen,  dan  berlatih  permainan  dengan  soal  teka-teki silang.  Kemudian  masing-masing  siswa  mewakili  kelompoknya  untuk
mengikuti turnamen dalam kelompok heterogen pada meja turnamen yang telah
ditentukan sebelumnya.
Saat observasi,
peneliti juga
mendokumentasikan  setiap  kegiatan  dalam  tahap  tindakan.  Pada  akhir siklus  kemudian  diadakan  tes  menggunakan  soal  evaluasi  untuk
mengukur  kemampuan  kognitif  siswa  dan  sebagai  data  prestasi  belajar siswa.
42
c. Tahap Refleksi Reflecting
Tahap  refleksi  yaitu  kegiatan  untuk  mengemukakan  kembali  apa yang  sudah  terjadi.  Setelah  guru  selesai  melakukan  tindakan,  kemudian
guru  dan  peneliti  bersama-sama  mengevaluasi  jalannya  proses pembelajaran. kegiatan evaluasi ini bertujuan untuk menemukan masalah
atau  kendala  yang  dihadapi  ketika  pelaksanaan  tindakan.  Kemudian peneliti  menganalisis  hasil  evaluasi  dari  data  yang  diperoleh.  Apabila
hasil  penelitian  belum  mencapai  kriteria  keberhasilan  yang  ditetapkan, maka  guru  dan  peneliti  merencanakan  kembali  rencana  tindakan  untuk
memperbaiki  proses  pembelajaran  selanjutnya.  Dengan  kata  lain,  guru dan peneliti membuat rencana tindakan ulang untuk melaksanakan siklus
tindakan berikutnya.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara: 1.
Non tes Pengumpulan data dengan teknik non tes menggunakan observasi.
Observasi  digunakan  untuk  mengamati  kegiatan  pembelajaran  dan mencatat hasil pengamatan pada lembar observasi.
2. Tes
Teknik  tes  digunakan  untuk  mengumpulkan  data  atau  informasi yang  berhubungan  dengan  prestasi  belajar  IPA  pada  aspek  kognitif
tingkat C1, C2, C3, C4. Jenis tes yang akan digunakan dalam penelitian ini  adalah  tes  tertulis  bentuk  obyektif  berupa  soal  pilihan  ganda.  Tes
43
bentuk obyektif ini menuntut siswa memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan.
F. Instrumen Penelitian