Refleksi Tindakan Siklus II

79 Kegiatan presentasi kelas dapat berlangsung dengan baik. Siswa terlihat mampu berkonsentrasi memperhatikan penjelasan dari guru. Pada kegiatan belajar kelompok siswa dapat menerima pembagian kelompok berkat pengertian yang diberikan oleh guru. Siswa juga terlihat lebih siap dengan kelompoknya heterogen karena sudah mengetahui pembagian kelompok sebelum hari pelaksanaan pembeljaran IPA berlangsung. Siswa sudah dapat bekerja sama dengan baik dalam menyelesaikan tugas kelompoknya. Pada kegiatan eksperimen siswa terlihat senang dan tertarik untuk mencoba melakukan pengamatan pada beberapa tumbuhan dan melengkapi tabel tempat penyimpanan cadangan makanan pada tumbuhan tersebut. Siswa juga cukup antusias dalam mengikuti permainan. Pada saat evaluasi siswa mampu bersikap jujur dalam mengerjakan soal evaluasi dan tidak ada yang berusaha untuk melihat catatan atau mencontek jawaban teman.

d. Refleksi Tindakan Siklus II

Pelaksanaan refleksi dilakukan setelah pelaksanaan tindakan siklus II selesai. Refleksi tindakan ini bertujuan untuk menganalisis masalah yang ada pada pelaksanaan tindakan siklus II. Peneliti bersama dengan guru melakukan diskusi untuk mengevaluasi langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT. Secara keseluruhan, tindakan yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan langkah- 80 langkah pembelajaran yang ada dalam RPP. Guru juga sudah menerapkan model pembelajaran Teams Games Tournament TGT pada materi tersebut dengan baik. Nampak kegiatan pembelajaran menjadi lebih baik karena masalah yang muncul pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus II ini. Berikut tabel perbandingan aktifitas pada siklus I dan II: Tabel 11. Perbandingan Aktifitas Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II 1. Mengikuti penyajian informasi dari guru tentang materi peredaran darah. 1. Mengikuti penyajian informasi dari guru tentang materi tumbuhan hijau. 2. Siswa belajar secara berkelompok untuk mendalami materi pelajaran, melakukan pengamatan sesuai LKS, dan latihan permainan akademik berupa teka-teki silang. 2. Siswa belajar secara berkelompok untuk mendalami materi pelajaran, melakukan pengamatan sesuai LKS, dan latihan permainan akademik berupa permainan tebak kata yang dipandu langsung oleh guru. 3. Siswa mewakili kelompok asal untuk mengikuti turnamen dengan menjawab pertanyaan bernomor. 3. Siswa mewakili kelompok asal untuk mengikuti turnamen dengan menjawab pertanyaan bernomor. 4. Kelompok yang mendapat skor tertinggi mendapat penghargaan berupa ucapan selamat dan sebuah bingkisan. 4. Kelompok yang mendapat skor tertinggi mendapat penghargaan berupa ucapan selamat dan medali. Hasil perbaikan pada siklus II: 1 Siswa dapat memperhatikan penjelasan dari guru, baik penjelasan tentang materi maupun penjelasan tentang peraturan turnamen. 81 2 Siswa lebih siap dengan kelompoknya karena pembagian kelompok dilakukan sebelum hari pelaksanaan pembelajaran IPA berlangsung. 3 Pengertian yang diberikan kepada siswa tentang kerja sama yang baik membuat siswa mau menerima pembagian kelompok. 4 Siswa aktif bekerja sama dalam kelompoknya. Terlihat antar anggota dalam satu kelompok dapat membagi tugas ketika mengamati tumbuhan, ada yang mengamati, ada yang mencari informasi dari buku, dan ada yang mencatat hasil pengamatannya. 5 Ketuntasan belajar IPA meningkat dari 67,65 pada siklus I menjadi 88,24 pada siklus II. Upaya perbaikan pada siklus II selesai dengan hasil prestasi belajar siswa menjadi meningkat dan memenuhi kriteria keberhasilan. Dengan demikian target dalam penelitian ini telah tercapai sehingga penelitian berhenti pada siklus II. 82

B. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V MI YAPPI Planjan Cilacap dengan menggunakan dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Hasil penelitian yang diuraikan adalah data pratindakan atau sebelum pelaksanaan tindakan, pelaksanaan tindakan setiap siklus, dan perkembangan prestasi belajar siswa dari pratindakan sampai dengan siklus II. Pembelajaran IPA kurang bervariasi dengan hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Sistem LKS yang dikerjakan secara mandiri membuat siswa kurang berinteraksi dengan temannya. Siswa tidak memiliki kesempatan untuk saling bertukar pikiran, menyampaikan pendapat, dan mengutarakan ide. Hal tersebut membuat siswa menjadi minim pengetahuan karena hanya mendapat penjelasan materi dari guru tanpa bekerja sama dan terlibat langsung dalam menemukan suatu fakta atau konsep. Selain itu, guru kurang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa kurang aktif dan kurang termotivasi untuk belajar. Adanya motivasi belajar yang rendah, siswa menjadi kurang memperhatikan pelajaran. Kondisi yang demikian itu berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa dikarenakan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan. Harriman dalam Walgito, 2004: 99 mengemukakan bahwa apabila siswa memperhatikan suatu objek, maka apa yang diperhatikan akan betul-betul dipahami dan akan betul-betul jelas bagi individu yang bersangkutan. Sebaliknya apabila siswa tidak memperhatikan materi pelajaran dengan baik, maka siswa akan kurang paham

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament Terhadap Prestasi Belajar Alquran Hadis Siswa (Quasi Eksperimen Di Mts Nur-Attaqwa Jakarta Utara)

1 51 179

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

0 4 10

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA.

0 2 28

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT(TGT) DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

0 0 195