10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Model Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Secara khusus istilah “model” diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu
kegiatan. Dalam pengertian lain “model” juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda yang sesungguhnya, seperti globe adalah
model dari bumi. Dalam uraian selanjutnya, istilah model digunakan untuk
menunjukkan pengertian yang pertama sebagai kerangka konseptual.
Kerangka konseptual adalah batasan yang mendasar seperti halnya seorang yang ingin membuat pakaian atau celana, maka si penjahit
membuat model yang dipilih apa model budaya Betawi atau model Jawa Ali Hamzah dan Muhlisrarini, 2014: 154. Atas dasar pemikiran tersebut,
maka model pembelajaran ialah batasan yang akan digunakan sebagai pedoman dan acuan untuk suatu kegiatan pembelajaran yang disusun
secara sistemastis untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Selanjutnya untuk memahami pengertian pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran yang didalamnya terdapat suatu sikap atau perilaku
saling membantu antar anggota kelompok dengan cara bekerja bersama dalam struktur yang teratur, dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi
oleh partisipasi anggota kelompok itu sendiri. Slavin dalam Etin solihatin dan Raharjo, 2007: 4 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
11
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari
4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompok yang heterogen. Sedangkan Nur Asma 2006: 11 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu model pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, dimana kelompok-kelompok kecil bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama. Pembelajaran kooperatif menekankan kerja sama antara siswa dalam kelompok. Hal ini dilandasi oleh pemikiran bahwa siswa lebih
mudah menemukan dan memahami suatu konsep jika mereka saling
mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.
Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama
siswa dalam tugas-tugas terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih
dari sekedar belajar kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan
terjadinya interaksi secara terbuka diantara kelompok Sugandi dalam
Tukiran Taniredja, dkk, 2011: 55-56.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat dipahami bahwa model pembelajaran kooperatif mengacu pada pembelajaran yang
dilaksanakan secara berkelompok agar siswa dapat bekerja sama menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Jadi, dapat disimpulkan
pengertian model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran
12
yang di dalamnya terdapat pembagian kelompok dengan struktur kelompok yang heterogen, dimana setiap anggota kelompok tersebut
saling bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang bersifat kooperatif
dan mencapai tujuan bersama. 2.
Bentuk-bentuk Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa bentuk atau tipe menurut Slavin Narulita, 2005: 143 diantaranya yaitu:
a. Student Teams Achievement Divisions STAD
Model STAD merupakan bentuk model pembelajaran kooperatif yang sangat mudah diadaptasi oleh guru yang baru
menggunakan pendekatan kooperatif. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang bearnggotakan empat orang
dengan beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan pelajaran dan kemudian siswa-siswa dalam kelompok itu
memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran. Akhirnya, semua siswa menjalani kuis perseorangan
tentang materi tersebut. Siswa dan kelompok yang mendapatkan skor kuis tertinggi akan diberikan hadiah dan sertifikat.
b. Teams Games Tournament TGT
Secara umum Teams Games Tournament TGT sama dengan Student Teams Achievement Division STAD kecuali satu hal: TGT
menggunakan kuis-kuis dan sistem kemajuan individu, dimana para
13
siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.
c. Team Assited Individualization TAI
Fitur utama TAI dirancang untuk kelas tiga sampai enam, tetapi juga dapat digunakan untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi
sampai jenjang perguruan tinggi. Pembagian kelompok dalam TAI sama dengan STAD, yang berbeda yaitu setiap 8 minggu siswa
dikelompokkan ulang ke dalam kelompok baru. Selain itu dalam penempatan siswa dalam kelompok digunakan juga ujian penempatan.
Sama seperti pembelajaran biasa, dalam TAI juga ada ujian mata pelajaran, sehingga selain ada nilai kelompok juga ada nilai
perseorangan. d.
Cooperative Integrated Reading And Composition CIRC Program CIRC terdiri dari tiga unsur utama, yaitu aktivitas
dasar, pengajaran langsung dalam pemahaman membaca, dan seni berbahasamenulis integral. Dalam semua aktivitas tersebut, siswa
belajar dan bekerja bersama dalam kelompok belajar yang heterogen.
3. Teams Games Tournament TGT