Deskripsi Subjek Penelitian Pembahasan

64

3. Kondisi Personalia

SD Suryodiningratan 1 terdiri dari 19 guru dan karyawan. Dengan rincian sebagai berikut 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru penjas, 2 guru TPA, 1 guru tari, 1 guru qira ‟ah, 1 guru agama, 1 TU, 1 pustakawan, 2 penjaga sekolah, 2 pembina pramuka, 1 guru ekstra computer

4. Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan di SD Suryodiningratan 1 cukup baik dan terpelihara. Disekolah ini terdapat UKS, tempat cuci tangan wastafel, toilet, dan beberapa tempat sampah yang berada di setiap sudut kelas dan sekolah.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV sekolah Dasar Negeri Suryodiningratan 1 yang berjumlah 20 siswa. Terdiri dari 8 laki-laki dan 12 perempuan. Data yang diperoleh ketika melakukan observasi dikelas IV yaitu sebagian besar siswa memiliki motivasi belajar yang rendah terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku-perilaku siswa kurang antusias menerima pelajaran, tidak mendengarkan guru yang sedang menerangkan, dan sering bercanda dengan temannya saat pelajaran berlangsung. Tabel 8. Jumlah siswa di SD Suryodiningratan 1Ajaran 20152016 Kelas Awal Bulan Akhir Bulan IV p L Jumlah p L Jumlah 12 8 20 12 8 20 65

C. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Penelitian Tahap Awal

Penelitian tindakan kelas ini berawal dari permasalahan yang ada di sekolah yaitu masih rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Untuk mengetahui kondisi awal motivasi siswa, dilakukan observasi dan kegiatan pra siklus. Observasi dilakukan 15 Februari sampai dengan 22 Februari 2016. Sedangkan kegiatan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 29 April 2016. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pra siklus ini adalah dengan meminta siswa mengisi angket tentang motivasi belajar dimana pembelajaran sebelumnya belum menerapkan model make a match di sela-sela pembelajarannya. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana motivasi siswa dalam pembelajaran IPA. Untuk mengukur tingkat motivasi belajar IPA terdiri beberapa indikator yaitu Tekun menghadapi tugas, Ulet menghadapi kesulitan, Lebih senang bekerja mandiri, Cepat bosan pada tugas- tugas rutin, Dapat mempertahankan pendapatnya, Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu, Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Berikut ini merupakan pencapaian motivasi belajar IPA pra tindakan yang dihitung per indikator. 66 Tabel 9. Angket Motivasi belajar IPA Per Indikator Pra tindakan No Indikator Motivasi Belajar IPA Persentase Kategori 1 Tekun menghadapi tugas 55 Kurang 2 Ulet menghadapi kesulitan 56 Kurang 3 Lebih senang bekerja mandiri 55 Kurang 4 Cepat bosan pada tugas- tugas rutin 56 Kurang 5 Dapatmempertahankan pendapatnya 61 Cukup 6 Tidak muda melepaskan hal yang diyakini itu 56 Kurang 7 Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal 58 Kurang Berdasarkan data dalam tabel diatas terlihat bahwa pencapaian Motivasi belajar IPA siswa kelas IV pada indikator tekun menghadapi tugas mencapai 55 termasuk dalam kategori kurang, indikator ulet menghadapi kesulitan mencapai 56 termasuk dalam kategori kurang, indikator lebih senang bekerja mandiri mencapai 55 termasuk dalam kategori kurang, indikator cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin mencapai 56 termasuk dalam kategori kurang, indicator dapat mempertahankan pendapatnya mencapai 61 kategori cukup, indicator tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu menapai 56 kategori kurang, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal mencapai 58 kategori kurang. Hasil tersebut dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut. 67 P E R SE N T AS E Pencapaian Motivasi Belajar Pra Tindakan 62 60 58 56 55 54 52 56 55 56 61 56 58 I II III IV V VI VII INDIKATOR Gambar 3. Diagram Pencapaian Motivasi Belajar IPA Pra Tindakan

2. Deskripsi Penelitian Siklus I

Penelitian tindakan I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2016, dan pertemuan kedua tanggal 11 Mei 2016.

a. Perencanaan Tindakan Siklus I

Peneliti berdiskusi terlebih dahulu dengan guru yang bersangkutan yang akan dilaksanakan. Persiapan-persiapan yang dilakukan adalah: 1 Menyiapkan instrument penelitian, 2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, 3 Menyiapkan media, 4 Menyiapkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban dari pertanyaan tersebut. Penjabaraan persiapan-persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut. 1 Peneliti melaksanakan diskusi dengan guru tentang penggunaan instrumen untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Peneliti menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa selama 68 mengikuti proses pembelajaran dan aktifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Make a Match. 2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP disusun oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Make dan didiskusikan dengan guru. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV. 3 Menyiapkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban dari pertanyaan tersebut. Peneliti membuat pertanyaan- pertanyaan dan jawabannya disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan pada siklus I. setiap sub materi dibuat 4 sampai 6 pertanyaan beserta jawabannya yang disesuaikan dengan kelas IV yaitu 20 siswa, yang kemudian diketik pada kartu-kartu dengan warna yang menarik. 4 Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan guru untuk menyampaikan materi ajar, pada saat guru menjelaskan materi. Media yang digunakan adalah gambar. 5 Membuat lembar angket motivasi yang memuat sejumlah pernyataan

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah guru kelas IV SD Suryodiningratan 1, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer. 1 Pertemuan 1 Siklus 1 69 Pada pertemuan 1 siklus 1 dilaksanakan pada hari rabu, 4 Mei 2016 Jam ketiga yaitu pukul 09.33 sampai dengan pukul 10:45 pada pertemuan pertama materi pokok yang dibahas adalah sumber daya alam. Kegiatan pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah disusun. Langkah-langkah pembelajaran IPA menggunakan model kooperatif tipe make a match pada siklus I pertemuan pertama terdiri dari: a kegiatan awal, b kegiatan inti, dan c kegiatan akhir. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut. a Kegitan Awal Tepat pada pukul 09.33 siswa kelas IV SD Suryodiningratan 1 masuk keruang kelas untuk mengikuti proses pembelajaran IPA. Guru kelas IV SD Suryodiningratan 1 memasuki ruang kelas dengan mengucapkan salam pembuka kepada siswa, untuk memulai pembelajaran guru kelas IV SD Suryodinigratan melakukan membuka pelajaran dengan materi sumber daya alam sebagai pembuka materi yang akan dipelajari pada hari ini. b Kegiatan Inti Kegiatan inti pada pertemuan pertama yaitu siswa mendengarkan penjelasan guru yang menyampaikan materi tentang sumber daya alam berdasarkan jenis dan sifatnya. Langkah selanjutnya, siswa menyimak penjelasan guru yang sedang memperkenalkan model make a match kepada siswa “Anak- anak hari ini kita akan melakukan permainan make a match atau mencari pasangan dengan menggunakan kartu. 70 Kartu-kartu ini berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban- jawaban dari pertanyaan tadi. Tapi sebelum kita memulai permainan pertama-tama ibu akan membentuk kelompok, kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu berisi pertanyaan-pertanyaan, kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu yang berisi jawaban, Setelah siswa mendapatkan kartu yang cocok siswa langsung berdiskusi dengan temannya, dan apabila semua kelompok sudah menemukan pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawaban Setiap kelompok maju untuk mempersentasikanya, guru membimbing dan mengarakan siswa agar mendengarkan temanya. Setelah itu siswa mendapatkan konfirmasi tentang kebenaran dan kecocokan pertanyaan dan jawaban dari persentasi siswa, terdapat 6 pasang siswa yang belum cocok dengan pertanyaan dengan jawaban yang ada. Guru memberikan pujian kepada siswa dengan bertepuk tangan. Hal tersebut agar siswa tetap termotivasi dalam mengikuti pelajaranya. Selanjutnya guru dan siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari dengan menjawab pertanyan-pertanyaan tentang materi sumber daya alam berdasarkan jenis dan sifatnya. c Kegiatan Akhir Pada akhir pembelajaran guru tidak memberikan latihan kepada siswa. Guru menutup pembelajaran berdoa dan salam. 2 Pertemuan 2 Siklus I Pada pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari Rabu,11 Mei yaitu pukul 09.33 sampai dengan pukul 10.45 pada pertemuan kedua 71 materi pokok yang dibahas adalah menyebutkan sumber daya alam berdasarkan jenis dan sifatnya. Kegiatan pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah disusun. Langkah- langkah pembelajaran IPA menggunakan model kooperatif tipe make a match pada siklus I pertemuan kedua terdiri dari: a kegiatan awal, b kegiatan inti, dan c kegiatan akhir. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut. a Kegiatan Awal Guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, bedoa berrsama, memberikan apersepsi, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari. b Kegiatan Inti Pada pertemuan kedua ini siswa mempelajari materi jenis dan sifat sumber daya alam. Sebelum guru bertanya kepada siswa terlebih dahulu, guru menjelaskan bahwa berdasarkan jenisnya, sumber daya alam terdiri atas sumber daya hayati dan sumber daya alam yang berasal dari makluk hidup sedangkan sifat sumber daya alam terdiriatas sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Guru menyebutkan satu contoh jenis sumber daya alam dengan menggunakan media gambar, media gambar disediakan oleh peneliti. Setelah guru menyebutkan salah satu contoh, guru mengadakan Tanya jawab tentang materi contoh sumber daya alam berdasarkan jenis dan sifatnya. Proses selanjutnya dalam pembelajaran pada tahap ini guru membagi kartu-kartu kepada siswa seperti pertemuan sebelumnya. Pada 72 pertemuan kedua ini siswa sudah paham langkah-langkah make a match. Namun belum semuanya dijelaskan sehingga masih ada langkah-langkah yang tidak dilakukan guru, antara lain memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban atau pertanyaan, dan kelompok dibagi hanya 2 kelompok sedangkan pertemuan 1 ada 3 kelompok. Selanjutnya siswa membentuk kelompok menjadi kelompok 1 sebanyak 7 siswa dan kelompok 2 sebanyak 5 siswa, kemudian siswa diminta untuk berbaris berhadapan. Selanjutnya siswa mendapatkan kartu dari guru. Setelah mendapatkan kartu Kelompok pertama dan kedua mulai mencari pasangan kartu pertayaan dan kartu jawaban. Namun masih terlihat beberapa siswa yang sudah mencari pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawaban sebelum aba-aba dari guru selama proses pencarian pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawaban, siswa mendapatkan motivasi dari guru agar tetap semangat dan dapat menemukan pasangan kartu dengan cepat dan benar. Setelah semua kelompok menemukan pasangan dari kartu, siswa mendapat bimbingan dan kesempatan untuk mempresentasikan hasil pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah dibentuk. Siswa mendapat konfirmasi tentang kecocokan antara pertanyaan dan jawaban, terdapat 4 siswa yang belum tepat dalam memasangkan antara contoh jenis sumber daya alam dan sifat sumber daya alam. Setelah semua kelompok melakukan persentasi, siswa bertepuk tangan bersama-sama sebagai tanda jika siswa sudah mengikuti pelajaran 73 dengan baik.Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan apa yang telah dipelajari. c Kegiatan Akhir Pada akhir pembelajaran siswa tidak diberikan soal latihan oleh guru. Siswa menjawab salam penutup dari guru dan mendapat nasehat agar mempelajari materi berikutnya. Kemudian pada jam istirahat siswa mengisi lembar angket motivasi belajar pada akhir tindakan siklus I.

c. Hasil Observasi Siklus I

Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti sesuai dengan lembar observasi yang telah disediakan. Hal-hal yang diamati dalam kegiatan observasi antara lain meliputi aktifitas siswa dan guru. Adapun hasil observasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1 Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I Observasi dilakukan pada saat pembelajaran dengan menggunakan model make a match berlangsung. Tujuan observasi ini adalah untuk mengamati aktifitas siswa pada saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Setiap aspek yang diamati diberi skor 1-4. Berikut pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus I. 74 Tabel 10. Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus I No Kegiatan yang diamati Hasil observasi Pert1 Pert 2 1 Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi dengan penuh perhatian 1 1 2 Siswa menjawab petanyaan yang diajukan oleh guru 2 3 3 Siswa tertarik dan semangat untuk mengikuti pembelajaran dengan kartu-kartu yang menarik 2 3 4 Setelah mendapatkan kartu, siswa memikirkan jawaban atau pertanyaan dari kartu yang diperoleh dengan tenang 1 1 5 Siswa mulai mencari pasangan kartu setelah mendapat aba-aba dari guru 2 3 6 Siswa memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan pasangan dari kartu yang dimilikinya 2 3 7 Siswa saling bekerja sama untuk menemukan pasangan kartunya 2 3 8 Siswa berusaha untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya sebelum batas waktu yang telah ditentukan 2 3 9 Siswa memperhatikan hasil persentasi kelompoklain 2 3 10 Siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain 3 3 Jumlah 19 24 47,5 60 Dari tabel diatas, dapat diketahui nilai rata-rata aktifitas siswa pada pertemuan 1 adalah 47,5 dan nilai rata-rata pada pertemuan 2 meningkat menjadi 60 artinya terjadi peningkatan aktifitas siswa sebesar 12,5. Pada pengamatan siswa, ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi dengan penuh perhatian yaitu masih kurang karena 75 dari pertemuan pertama dan kedua skor yang didapat tidak meningkat, beberapa diantaranya masih terlihat bermain sendiri dan berbicara dengan teman sebelahnya sehingga guru masih mengkondisikan kelas ditengah- tengah proses pembelajaran berlangsung. Begitu juga dengan kegiatan nomor 4, dan 10 tidak mengalami peningkatan. Sedangkan pada kegiatan 2, 3, 5, 6,7,8, dan 9 dari pertemuan pertama dan kedua mengalami peningkatan, jumlah Siswa menjawab pertanyaan guru sudah mulai bertambah walaupun tidak banyak, siswa mulai tertarik dan semangat mengikuti pembelajaran dengan kartu-kartu, siswa juga mulai memikirkan jawaban atau pertanyaan dari kartu yang diperoleh walaupun ada beberapa siswa yang masih salah dalam menemukan pasangan dan belum menemukan pasangan sesuai dengan batas waktu, hasil dari diskusi dengan pasangannya dipersentasikan dan mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran Ilmu pengetahuan Alam IPA mulai meningkat dengan penggunaan model make a match. 2 Aktifitas Guru Selama Proses pembelajaran siklus I Observasi terhadap aktifitas guru bertujuan untuk memperoleh data apakah guru menerapkan pembelajaran menggunakan model make a match dengan tepat. Instrument yang digunakan berupa lembar observasi yang terdiri dari 10 item dengan dua pilihan jawaban yaitu ya skor 1 dan tidak skor 0. Berikut hasil pengamatan terhadap aktifitas guru pada siklus 1. 76 Tabel 11. Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus I No Aspek yang diamati Hasil Observasi Pert1 Pert2 1 Guru melakukan apersepsi untuk mengarahkan siswa pada materi IPA yang akan diajarkan 1 1 2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dan memotivasi siswa untuk belajar 3 Guru meyajikan materi pelajaran kepada siwa 1 1 4 Guru memperkenalkan model make a match kepada siswa 1 1 5 Guru menjelaskan langkah-langkah Make a Match kepada siswa 1 1 6 Guru membagi masing-masing kelompok menjadi kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompok pembawa kartu jawaban 1 1 7 Guru mengarahkan untuk setiap kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompok pembawa jawaban agar berdiri berhadapan 1 8 Guru mengawasi presentasi siswa menjelaskan tentang dua kartu yang berpasangan dan memberikan umpan balik kepada siswa 1 9 Guru memberikan batasan waktu untuk mencari pasangan kartu 10 Guru memberikan reward pujian bagi siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban sebelum batas waktu yang telah ditentukan. Jumlah 5 7 P 50 70 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui persentase pelaksanaan aspek pembelajaran sesuai dengan model make a match pada pertemuan 1 adalah 50 dan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 70. Pada pelaksanaan pertemuan 1, guru melaksanakan 5 aspek kemudian pada pelaksanaan pertemuan 2, guru melaksanakan 7 aspek. terdapat 3 aspek 77 yang sama sekali belum dilakukan oleh guru baik pada pertemuan 1 maupun pertemuan 2 yaitu penyampaian tujuan pembelajaran, pemberian batasan waktu untuk mencari pasangan kartu, pemberian reward pujian bagi siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban sebelum batas waktu yang telah ditentukan.

d. Hasil Angket Motivasi belajar

Penilaian terhadap kebehasilan tindakan pada siklus I dilakukan dengan memberikan angket siklus I kepada siswa. Pada tindakan siklus I ini mengalami peningkatan pada setiap indikatornya. Hasil angket motivasi belajar pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 140. Berikut persentase pencapaian motivasi belajar siswa. Siklus yang dihitung per indikator. Tabel 12. Hasil Angket Siklus I No Indikator Motivasi belajar Persentase Kategori 1 Tekun menghadapi tugas 67 Cukup 2 Ulet menghadapi kesulitan 62 Cukup 3 Lebih senang bekerja mandiri 67 Cukup 4 Cepat bosan pada tugas- tugas rutin 69 Cukup 5 Dapat empertahankanpendapatnya 67 Cukup 6 Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu 65 Cukup 7 Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal 77 Baik Berdasarkan data tabel diatas terlihat bahwa pencapaian motivasi belajar IPA siswa pada siklus I pada indikator tekun menghadapi tugas 78 P E R SE N T AS E mencapai 67 termasuk dalam kategori cukup, indikator ulet menghadapi kesulitan mencapai 62 termasuk dalam kategori cukup, indicator lebih senag bekerja mandiri mencapai 67 termasuk dalam kategori cukup, indicator cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin mencapai 69 termasuk dalam kategori cukup, indicator dapat mempertahankan pendapatnya mencapai 67 kategori cukup, indicator tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu menapai 65 kategori cukup, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal mencapai 77 kategori baik. Hasil tersebut dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut: 100 Pencapaian Motivasi Belajar Siklus I 67 62 67 69 67 65 77 50 I II III IV V VI VII INDIKATOR Gambar 4.Diagram Pencapaian Motivasi Belajar IPAPer Indikator Siklus1 Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semua indikator motivasi belajar IPA mengalami peningkatan dari persentase indikator motivasi belajar IPA pada pra tindakan. Perbandingan persentase pencapaian motivasi belajar IPA siswa antara pra tindakan dan siklus I dapat dilihat pada tabel berikut: 79 Tabel 13. Perbandingan Persentase Motivasi Belajar IPA Per Indikator Pra tindakan dan Siklus I No Indikator Motivasi Belajar Persentase Pra tindakan Siklus I 1 tekun menghadapi tugas 55 67 Kurang Cukup 2 ulet menghadapi kesulitan 56 62 Kurang Cukup 3 lebih senang bekerja mandiri 55 67 Kurang Cukup 4 cepat bosan pada tugas- tugas yang rutin 53 69 Kurang Cukup 5 dapat mempertahankan pendapatnya 61 67 Cukup Cukup 6 Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini 56 kurang 65 cukup 7 Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal 58 77 Kurang Baik Rata-rata 56 67 Kurang Cukup Berdasarkan data dalam tabel diatas dapat dilihat bahwa semua indikator mengalami peningkatan dari pra tindakan ke siklus I. pada indikator tekun menghadapi tugas meningkat sebesar 12 dari kondisi awal 55 menjadi 67, indikator ulet menghadapi kesulitan meningkat sebesar 6 dari kondisi 56 menjadi 62, indikator lebih senang bekerja mandiri meningkat 12 dari kondisi 55 menjadi 67, indikator cepat bosan pada tugas-tugasyang rutin meningkat 16 dari kondisi 56 80 menjadi 69, indikator dapat mempertahankan pendapatnya meningkat 6 dari kondisi 61 menjadi 67, indikator tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu meningkat 9 dari kondisi 56 menjadi 65, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal meningkat 19 dari kondisi 58 menjadi 77. Data pada tabel diatas tentang hasil tindakan peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus I dapat diperjelas melalui diagram berikut ini: 80 67 70 62 67 69 67 65 61 77 60 55 56 55 53 50 40 30 20 10 56 58 persentase pra tindakan persentase Siklus I I II III IV V VI VII Gambar 5. Diagram peningkatan motivasi belajar IPA pada pra tindakan dan siklus 1

e. Refleksi Tindakan Siklus I

Pada proses pembelajaran Siklus I pertemuan I dan 2 terdapat beberapa kendala yang menyebabkan proses pembelajaran menjadi kurang optimal sehingga perlu refleksi yang dilakukan antara guru dan peneliti. Refleksi ini dilakukan pada akhir pertemuan siklus I. kendala yang ditemukan adalah pada saat pembelajaran berlangsung, ada beberapa siswa yang masih bermain sendiri dan mengganggu teman lain, ketika guru menjelaskan langkah-langkah make a match masih banyak siswa 81 yang tidak mendengarkan, sehingga pada siklus I ini masih ada beberapa siswa yang kebingungan dalam mengikuti pembelajaan, selama proses pencarian pasangan kartu, beberapa siswa hanya duduk dibangku dan terlihat kurang bersemangat, ada beberapa siswa yang belum memahami materi pembelajaran yang telah dipelajari, karena masih ada beberapa kelompok yang belum dapat memasangkan antara kartu pertanyaan dan kartu jawaban dengan tepat.

3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Penelitian tindakan II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2016, dan pertemuan kedua tanggal 15 Juni 2016.

a. Perencanaan Tindakan Siklus II

Peneliti berdiskusi terlebih dahulu dengan guru yang bersangkutan yang akan dilaksanakan. Persiapan-persiapan yang dilakukan adalah: 1 Menyiapkan instrument penelitian, 2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, 3 Menyiapkan media, 4 Menyiapkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban dari pertanyaan tersebut. Penjabaran persiapan-persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut. 1 Peneliti melaksanakan diskusi dengan guru tentang penggunaan instrumen untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Peneliti menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran dan aktifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Make a Match. 82 2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP disusun oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Make dan didiskusikan dengan guru. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV. 3 Menyiapkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban dari pertanyaan tersebut. Peneliti membuat pertanyaan-pertanyaan dan jawabannya disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan pada siklus I. setiap sub materi dibuat 4 sampai 6 pertanyan beserta jawabannya yang disesuaikan dengan jumlah siswa kelas IV yaitu 20 siswa, yang kemudian diketik pada kartu-kartu dengan warna yang menarik. 4 Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan guru untuk menyampaikan materi ajar, pada saat guru menjelaskan materi. Media yang digunakan adalah gambar . 5 Membuat lembar angket motivasi yang memuat sejumlah pernyataan

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah guru kelas IV SD Suryodiningratan 1, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer. Tindakan pada siklus II pertemuan pertama siklus II jam pelajaran dengan alokasi waktu 70 menit, dan pertemuan kedua 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu 70 menit. Berikut ini penjabaran dari pelaksanaan tindakan siklus II pada tiap pertemuan. 83 1 Pertemuan pertama Siklus 1I Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari jumat, 13 Mei 2016. Pelaksanaan pembelajaran berlangsung selama 70 menit yaitu pukul07.00 sampai dengan pukul 08.10 WIB. Pada pertemuan pertama, materi yang dibahas adalah penggunaan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya alam. Kegiatan pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah disusun. Langkah-langkah pembelajaran IPA menggunakan model kooperatif tipe Make a Match pada siklus II pertemuan pertama terdiri dari: a kegiatan awal, b kegiatan inti c kegiatan akhir. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut. a Kegiatan Awal Kegiatan awal pembelajaran IPA dimulai tepat pada pukul 09.33. siswa kelas IV SD Suryodiningratan 1 masuk keruang kelas untuk mengikuti proses pembelajaran IPA. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa dengan di pimpin oleh salah satu siswa. Guru melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa. Kemudian kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan Tanya jawab antara guru dan siswa terkait dengan materi penggunaan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya alam. Kegiatan ini merupakan apersepsi yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman awal siswa tentang materi IPA yang akan dipelajaridan menghubungkan materiyang telah dipelajari sebelumnya. Selain melakuka Tanya jawab guru memotivasi siswa. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 84 b Kegiatan Inti Kegiatan inti pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu siswa mendengarkan penjelasan guru yang menyampaikan materi tentang penggunaan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya alam dengan menampilkan gambar didepan kelas yang berguna untuk membantu guru dalam penyampaian materi dan memudahkan siswa memahami materi yang diberikan. Siswa yang ramai sendiri diberi pertanyaan oleh guru, agar siswa kembali fokus memperhatikan guru. Kegiatan pembelajaran menekankan pada proses pembelajaran yang aktif, kegiatan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe make a match. Dimulai dengan membentuk menjadi 2 kelompok besar dan masing-masing kelompok pembawa kartu Kemudian kelompok-kelompok tersebut berhadapan. Guru membagi kartu-kartu kepada setiap siswa yang berupa kartu pertanyaan dan kartu jawaban. Setiap siswa mendapat sebuah kartu. Siswa memikirkan jawabanpertanyaan dari kartu yang dipegang, kemudian guru memberikan aba-aba untuk menemukan pasangan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan. Bagi siswa yang sudah menemukan jawaban kartunya diminta mereka untuk berdekatan, siswa yang tepat mencari jawaban dari pasangan kaartu. Maka akan mendapat poin. Setelah babak pertama selesai dilanjutkan babak kedua, peneliti mengkocok kembali agar tercampur secara acak, setelah tercampur kartu dibagikan lagi secara acak agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari babak pertama begitu seterusnya. Siswa mendapat bimbingan dan 85 kesempatan untuk mempersentasekan hasil pasangan kartu yang telah dibentuk dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk memberi tanggapan. Kemudian guru memberikan lembar kerja siswa dan siswa diberi kesempatan untuk menjawab soal. c Kegiatan Akhir Kegiatan akhir pada pembelajaran IPA siklus II pertemuan pertama diisi dengan kegiatan guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru tidak memberikan PR. Kemudian guru dan siswa membuat kesimpulan materi pembelajaran. Guru memberikan motivasi dan penguatan agar selalu mengingat serta mempelajari kembali materi sebelumnya. Kemudian guru dan siswa mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam. Setelah pembelajaran berakhir peneliti melakukan diskusi terkait pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match. Pada siklus II petemuan pertama terlihat guru melakukan langkah-langkah model kooperatif tipe make a match dengan baik. Langkah-langkah pembelajaran yang sudah berjalan dengan baik dilakukan kembali agar hasil yang hendak dicapai juga semakin baik. 2 Pertemuan kedua Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Juni 2016. Pelaksanaan pembelajaran berlangsung selama 70 menit yaitu pukul 07.00 sampai dengan pukul 08.10 WIB. Pada pertemuan pertama, materi yang dibahas adalah hubunganantara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan. Kegiatan pembelajaran mengacu pada 86 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah disusun. Langkah- langkah pembelajaran IPA menggunakan model kooperatif tipe Make a Match pada siklus II pertemuan kedua terdiri dari: a kegiatan awal, b kegiatan inti c kegiatan akhir. Adapun langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut. a Kegiatan Awal Kegiatan awal pada pembelajaran IPA dimulai pada pukul 09.33 WIB. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, salah satu siswa memimpin doa kemudian guru melaksanakan persensiuntuk mengecek kehadiran siswa, kegiatan pembelajaran dilanjutkandengan Tanya jawab antara guru dan siswa terkait dengan materi hubungan sumber daya alam dengan lingkungan. Kegiatan ini merupakan apersepsi yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman awal siswa tentang materi IPA yang akan dipelajaridan menghubungkan materi yang telah dipelajari sebelumnya. Selain melakukan Tanya jawab guru memotivasi siswa. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. b Kegiatan Inti Kegiatan inti pembelajaran pada pertemuan kedua yaitu siswa mendengarkan penjelasan guru yang menyampaikan materi tentang hubungan sumber daya alam dengan lingkungan dengan menampilkan gambar didepan kelas yang berguna untuk membantu guru dalam penyampaian materi dan memudahkan siswa memahami materi yang diberikan. Kegiatan pembelajaran menekankan pada proses pembelajaran 87 yang aktif, kegiatan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe make a match. Langkah-langkah make a match dijelaskan secara runtut, dimulai dengan membentuk menjadi 2 kelompok besar dan masing- masing kelompok pembawa kartu kemudian kelompok-kelompok tersebut berhadapan. Guru membagi kartu-kartu kepada setiap siswa yang berupa kartu pertanyaan dan kartu jawaban. Setiap siswa mendapat sebuah kartu. Siswa memikirkan jawabanpertanyaan dari kartu yang dipegang, kemudian guru memberikan aba-aba untuk menemukan pasangan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan. Bagi siswa yang sudah menemukan jawaban kartunya diminta mereka untuk berdekatan, siswa yang tepat mencari jawaban dari pasangan kartu maka akan mendapat poin. Setelah babak pertama selesai dilanjutkan babak kedua, peneliti mengkocok kembali kartu make a match agar tercampur secara acak, setelah tercampur kartu dibagikan lagi secara acak agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari babak pertama. Setelah semua kelompok menemukan pasangan kartu dari permainan babak kedua, siswa mendapat bimbingan dan kesempatan untuk mempersentasekan hasil pasangan kartu yang telah dibentuk dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk memberi tanggapan. Kemudian guru memberikan lembar kerja siswa dan siswa diberi kesempatan untuk menjawab soal. c Kegiatan Akhir Kegiatan akhir pada pembelajaran IPA siklus II pertemuan kedua 88 diisi dengan kegiatan guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru dan siswa mengevaluasi keseluruhan pembelajaran IPA dengan mengungkapkan perasaan ketika siswa mencari kartu, seteah itu, pembelajaran IPA ditutup dengan pemberian pesan moral kepada siswa. Salah satu siswa meminpin doa serta guru mengucapkan salam. Setelah pembelajaran berakhir peneliti melakukan diskusi terkait pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match. Pada siklus II petemuan kedua terlihat guru melakukan langkah-langkah model kooperatif tipe make a match dengan baik guru dan peneliti berdiskusi bahwa berdasarkan hasil observasi terlihat peningkatan motivasi belajar siswa. Guru dan peneliti berdiskusi terkait pelaksanaan pembelajaran dan motivasi belajar siswa, guru menyatakan bahwa motivasi belaar siswa meningkat setelah belajar dengan model pembelaaran kooperatif tipe make a match.

c. Hasil Observasi Siklus II

Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti sesuai dengan lembar observasi yang telah disediakan. Hal-hal yang diamati dalam kegiatan observasi antara lain meliputi aktifitas siswa dan guru. Adapun hasil observasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1 Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II Observasi dilakukan pada saat pembelajaran dengan menggunakan model make a match berlangsung. Tujuan observasi ini adalah untuk mengamati aktifitas siswa pada saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan 89 Alam IPA. Setiap aspek yang diamati diberi skor 1-4. Berikut pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus II Tabel 14. Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus II No Aspek yang diamati Hasil observasi Pert 1 Pert 2 1 Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan materi dengan penuh perhatian 3 4 2 Siswa menjawab petanyaan yang diajukan oleh guru 2 3 3 Siswa tertarik dan semangat untukmengikuti pembelajaran dengan kartu-kartu yang menarik 4 4 4 Setelah mendapatkan kartu, siswa memikirkan jawaban atau pertanyaan dari kartu yang diperoleh dengan tenang 2 3 5 Siswa mulai mencari pasangan kartu setelah mendapat aba-aba dari guru 3 4 6 Siswa memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan pasangan dari kartu yang dimilikinya 3 3 7 Siswa saling bekerja sama untuk menemukan pasangan kartunya 3 3 8 Siswa berusaha untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya sebelum batas waktu yang telah ditentukan 3 4 9 Siswa memperhatikan hasil persentasi kelompoklain 3 3 10 Siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain 3 3 Jumlah 29 34 72 85 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai rata-rata aktifitas siswa pada siklusII pertemuan I adalah 72 dan nili rata-rata pada pertemuan 2 meningkat menjadi 85. Artinya terjadi peningkatan 90 aktifitas siswa sebesar 13. Hal ini menunjukkan aktifitas siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA dengan menggunakan make a match padasiklus II ini sudah mencapai ketentuan skor yaitu angka 85 sudah termasuk sangat baik. Aktifitas yang tinggi membuktikan motivasi belajar kelas IVterhadap pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA mengalami peningkatan. Hasil observasi menunjukkan kegiatan nomor 1, 2,4 5 mengalami peningkatan pada pertemuan 2, sedangkan sisanya tidak mengalami peningkatan. Skor 3 pada pertemuan 2 menunjukkan bahwa aktifitas siswa dikatakan baik yaitu pada kegiatan siswa saling bekerja sama untuk menemukan pasanganya , siswa saling memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan pasangan kartunya, siswa berusaha untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya sebelum batas waktuyang telah ditentukan, siswa memperhatikan hasil persentase kelompok lain, dan siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain. Dan skor 4 pada pertemuan 2 menunjukkan aktifitas siswa pada kegiatan tersebut dapat dikatakan sangat baik. 2 Aktifitas Guru Selama Proses Pembelajaran Siklus II Seperti pada siklus I, observasi terhadap aktifitas guru bertujuan untuk memperoleh data apakah guru menerapkan pembelajaran menggunakan model make a match dengan tepat. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi yang terdiri dari 10 item dengan dua pilihan jawaban yaitu ya skor 1 dan tidak skor 0. Berikut hasil pengamatan terhadap aktifitas guru pada siklus II. 91 Tabel 15. Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus II N o Aspek yang diamati Hasil Observasi Pert1 Pert2 1 Guru melakukan apersepsi untuk mengarahkan siswa pada materi IPA yang akan diajarkan 1 1 2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dan memotivasi siswa untuk belajar 1 1 3 Guru meyajikan materi pelajaran kepada siwa 1 1 4 Guru memperkenalkan model make a match kepada siswa 1 1 5 Guru menjelaskan langkah-langkah Make a Match kepada siswa 1 1 6 Guru membagi masing-masing kelompok menjadi kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompok pembawa kartu jawaban 1 1 7 Guru mengarahkan untuk setiap kelompok pembawa kartu pertanyaan dan kelompok pembawa jawaban agar berdiri berhadapan 1 1 8 Guru mengawasi presentasi siswa menjelaskan tentang dua kartu yang berpasangan dan memberikan umpan balik kepada siswa 1 1 9 Guru memberikan batasan waktu untuk mencari pasangan kartu 1 10 Guru memberikan reward pujian bagi siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban sebelum batas waktu yang telah ditentukan. 1 1 Jumlah 9 10 90 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui persentas pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan model make a match pada pertemuan I adalah 90 dan padapertemuan 2 meningkat menjadi 100. 92 Pada pertemuan 1, guru masih belum memberikan batasan waktu untuk mencari pasangan kartu sehingga siswa masih berusaha mencari pasangan kartu walaupun batas waktu yang sudah ditentukan sudah habis. pada pertemuan 2, guru baru memberikan batas waktu siswa pun bisa menemukan kartu pasangan sebelum batas waktu sehingga pembelajaran pun berlangsung secara efektif pula. Hasil akhir menunjukkan aktifitas guru pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA menggunakan model make a match sudah optimal karena menunjukkan angka 100.

d. Hasil Angket Motivasi belajar

Pada akhir pertemuan kelas IV SD Suryodiningratan I, pada akhir pertemuan siklus II dilakukan dengan memberikan angket kepada siswa. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siwa setelah menggunakan model make a match. Motivasi belajar IPA pada tindakan siklus II ini mengalami peningkatan dari siklus I. Hasil angket motivasi belajar IPA pada siklus II. Secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3 Halaman142 berikut ini merupakan persentase pencapaian motivasi belajar IPA siklus II yang dihitung per indikator: Tabel 16. Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per Indikator Siklus II No Indikator Motivasi belajar Persentase Kategori 1 Tekun menghadapi tugas 88 Sangat baik 2 Ulet menghadapi kesulitan 86 Sangat baik 3 Lebih senang bekerja mandiri 89 Sangat baik 4 Cepat bosan pada tugas- tugas rutin 87 Sangat baik 93 5 Dapat mempertahankan pendapatnya 85 Baik 6 Tidak muda melepaskan hal yang diyakini itu 85 Baik 7 Senang mencari dan memecahkan masalah soal- soal 89 Sangat baik Berdasarkan data tabel diatas terlihat bahwa pencapaian motivasi belajar IPA siswa pada siklus II pada indikator tekun menghadapi tugas mencapai 88 termasuk dalam kategori sangat baik, indikator ulet menghadapi kesulitan mencapai 86 termasuk dalam kategori sangat baik, indicator lebih senang bekerja mandiri mencapai 89 termasuk dalam kategori sangat baik, indicator cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin mencapai 87 termasuk dalam kategori sangat baik, indikator dapat mempertahankan pendapatnya mencapai 85 kategori baik, indikator tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu mencapai 85 kategori baik, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal mencapai 89 kategori sangat baik. Hasil tersebut dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut: 94 Gambar 6. Pencapaian Motivasi Belajar IPAPer Indikator Siklus II Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semua indikator motivasi belajar IPA mengalami peningkatan dari persentase indikator motivasi belajar IPA pada pra tindakan dan siklus I. Perbandingan persentase pencapaian motivasi belajar IPA antara pra tindakan, siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 17. Perbandingan Persentase Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per Indikator antara Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II No Indikator motivasi IPA Persentase PraTindakan Siklus I Siklus II 1 tekun menghadapi tugas 55 67 88 Kurang Cukup Sangat baik 2 ulet menghadapi kesulitan 56 62 86 Kurang Cukup Sangat baik 3 lebih senag bekerja mandiri 55 67 89 Kurang Cukup Sangat baik 4 cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin 53 69 87 Kurang Cukup Sangat baik 5 dapat mempertahankan pendapatnya 61 67 85 Cukup Cukup Baik 95 6 tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu 56 65 85 Kurang Cukup Baik 7 senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal 58 77 89 kurang Baik Sangat baik Rata- rata 56 67 87 Kurang Cukup Sangat baik Peningkatan Siklus II pada indikator mengalami peningkatan dari pra tindakan ke siklus I. pada indikator tekun menghadapi tugas meningkat sebesar 21 dari kondisi awal 67 menjadi 88, indikator ulet menghadapi kesulitan meningkat sebesar 24 dari kondisi 62 menjadi 86, indicator lebih senag bekerja mandiri meningkat 22 dari kondisi 67 menjadi 89, indikator cepat bosan pada tugas-tugasyang rutin meningkat 19 dari kondisi 69 menjadi 87, indicator dapat mempertahankan pendapatnya meningkat 18 dari kondisi 67 menjadi 85, indikator tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu meningkat 20 dari kondisi 65 menjadi 85, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal meningkat 12 dari kondisi 77 menjadi 89. Data pada tabel diatas tentang hasil tindakan peningkat motivasi belajar siswa pada siklus II dapat diperjelas melalui diagram berikut ini. 96 90 88 86 89 87 85 85 89 77 80 67 70 62 67 69 67 65 61 60 55 56 55 53 50 40 30 20 10 56 58 Persentase Pra Tindakan Persentase Siklus I Persentase Siklus II I II III IV V VI VII Gambar 7. Peningkatan Motivasi Belajar IPA dari Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

e. Refleksi Tindakan Siklus II

Refleksi pada siklus II ini dilakukan peneliti bersama guru untuk melakukan penilaian selama proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model make a match. Berdasarkan diskusi tersebut diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model make a match telah berjalan sesuai dengan rancangan yang telah disusun sebelumnya. Peningkatan motivasi belajar siswa juga terlihat dari hasil angket pada siklus II telah mencapai 87 dan termasuk kategori sangat baik. Selain itu melihat hasil observasi pembelajaran di dalam kelas sudah optimal dan sudah mencapai angka 100, diketahui bahwa penggunaan model make a match telah meningkatkan motivasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Melihat hasil yang diperoleh pada akhir siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas telah cukup dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. Hal ini telah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu rata-rata motivasi belajar menggunakan model 97 make a match pada mata pelajaran IPA Kelas IV SD Suryodiningratan I sudah termasuk kategori sangat baik atau ≥76, berdasarkan hal tersebut, maka peneliti dan guru kelas sepakat untuk menghentikan pnelitian pada siklus II ini.

D. Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus yang terdiri darisiklus I dan II. Setiap siklus tersebut terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan yang ada pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. hasil yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari hasil observasi dan hasil angket motivasi belajar. Kedua hasil tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar IPA kelas IV SD Suryodiningratan 1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match pada pelajaran IPA kelas IV SD Suryodiningratan I. Penelitian tindakan dengan penerapan model kooperatif tipe make a match pada pelajaran IPA dikelas IV SD suryodiningratan I menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat pada setiap siklusnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyanto, 2010: 49 yang menyebutkan bahwa satu keunggulan make a match ini adalah meningkatkan motivasi belajar siswa. Peningkatan tersebut terjadi karena siswa belajar dalam suasana yang menyenangkan. Dan keunggulan make a match ini bisa digunakan 98 dalam semua pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik. Berdasarkan hasil observasi pada kondisi pra tindakan, siswa terlihat masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran karena pembelajaran yang berlangsung hanya mendengarkan penjelasan guru kemudian mencatat materi-materi penting siswa juga terlihat kurang antusias dalam menghadapi tugas dan menerima pelajaran hal ini disebabkan karena pembelajaran masih berpusat pada guru, guru belum memanfaatkan media dan belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran IPA, sehingga siswa cepat merasa bosan dan kurang tertarik untuk mempelajari IPA. Untuk itu peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran make a match supaya mengalami perbaikan, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar IPA. Meningkatnya motivasi belajar IPA pada siklus I ini dipengaruhi oleh keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model make a match yang dilakukan oleh guru sudah cukup baik, walaupun masih ada langkah-langkah model make a match yang belum dilaksanakan oleh guru. Selain itu meningkatnya motivasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh aktivitas siswa sendiri dalam pembelajaran dengan model make a match tersebut. Berdasarkan hasil angket motivasi belajar dan hasil observasi aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran siklus I dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar IPA siswa kelas IV sudah mengalami peningkatan namun masih tergolong dalam kategori cukup dan masih ada beberapa permasalahan yang ditemui dalam pembelajaran yang berlangsung di 99 siklus I yaitu, siswa yang masih bermain sendiri dan mengganggu teman lain, ketika guru menjelaskan langkah-langkah make a match masih banyak siswa yang tidak mendengarkan sehingga pada siklus I ini masih ada beberapa siswa yang kebingungan dalam mengikuti pembelajaran selama proses pencarian pasangan kartu, ada beberapa siswa yang belum memahami materi pembelajaran yang dipelajari, terlihat pada saat siswa memasangkan antara kartu pertanyaan dan kartu jawban belum tepat. Sehingga peneliti bersama guru perlu melakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II. Hasil angket motivasi belajar pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya, yaitu berada pada rata-rata 87 atau termasuk katergori sangat baik. Indikator-indikator dalam motivasi belajar IPA juga mengalami peningkatan. Pada indikator tekun menghadapi tugas meningkat sebesar 21 dari kondisi awal 67 menjadi 88, indikator ulet menghadapi kesulitan meningkat sebesar 24 dari kondisi 62 menjadi 86, indicator lebih senang bekerja mandiri meningkat 22 dari kondisi 67 menjadi 89, indicator cepat bosan pada tugas-tugasyang rutin meningkat 19 dari kondisi 69 menjadi 87, indicator dapat mempertahankan pendapatnya meningkat 18 dari kondisi 67 menjadi 85, indicator tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu meningkat 20 dari kondisi 65 menjadi 85, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal meningkat 12 dari kondisi 77 menjadi 89. Pada siklus II siswa terlihat tertarik dan senang ketika guru 100 100 menyuruh siswa untuk melaksanakan permainan mencari pasangan kartu atau make a match. yang pada awalnya tidak memperhatikan guru saat menjelaskan materi IPA dan saat guru menjelaskan petunjuk langkah-langkah make a match, kini sebagian besar siswa telah memperhatikannya dengan seksama. Siswa merasa senang ketika belajar dibentuk kelompok. Siswa yang pada awalnya suka bermain-main sendiri dan mengganggu temannya ketika mendapat perintah guru, kini sudah dapat menjalankan perintah guru pada setiap tahap dalam make a match dengan cukup tertib. Tugas untuk mencari pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawaban dilaksanakan siswa dengan bersemangat, sebab siswa ingin menjadi pemenang sehingga siswaberlomba-lomba agar dapat menemukan pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawaban lebih awal dari kelompok lain. Siswa juga tidak mudah putus asa dalam mencari pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawban yang dirasa sulit, hal ini ditunjukkan dengan semua siswa telah berhasil memasangkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban dengan tepat. Kegiatan-kegiatan tersebut menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi belajar IPA, hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman 2007: 83, yang menyatakan bahwa ciri-ciri adanya motivasi pada diri seseorang yaitu tekun menghadapi tugas, ulet dalam menghadapi kesulitan, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini itu dan senang mencari dan 101 101 memecahkan masalah soal-soal. Berdasarkan hasil angket motivasi belajar dan hasil observasi pada siklus II, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar IPA siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut didukung dengan keterlaksanaan model pembelajaran make a match, dimana guru sudah mampu melaksanakan semua langkah-langkah dalam model make a match dengan baik. Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan model make a match juga meningkat. Kondisi ini membuktikan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan motivasi belajar IPA. Penggunaan model kooperatif tipe make a match dalam pembelajaran IPA menempatkan siswa untuk mencari pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawaban sambil belajar memahami suatu konsep atau topic dalam suasana belajar yang menyenangkan. Setelah dilakukan analisis pada siklus II, hasil penelitian siklus II menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa telah mencapai rata-rata 87 dan termasuk dalam ketegori sangat baik. Perolehan tersebut sudah memenuhi kriteria keberhasilan dari penelitian ini yaitu motivasi belajar IPA minimal termasuk dalam kategori baik atau ≥76, maka dari itu guru dan peneliti menghentikan pemberian tindakan pada siklus II. Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model make a match pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Suryodiningratan 1, Yogyakarta. 102 102

E. Keterbatasan Peneliti

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pengaruh pembelajaran Kooperatif tipe Make A match terhadap motivasi belajar matematika

1 8 166

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV SD NEGERI 067242 SUNGGAL T.A 2015/2016”.

0 1 23

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV SD NEGERI 023899 BINJAI T.A 2011/2012.

0 1 18

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERAKTIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SDN 104208 CINTA RAKYAT.

0 2 14

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI SUROKARSAN II YOGYAKARTA.

0 1 204

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRETASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DI KELAS V SD NEGERI 1 KARANGLEWAS

0 0 15