64
3. Kondisi Personalia
SD Suryodiningratan 1 terdiri dari 19 guru dan karyawan. Dengan rincian sebagai berikut 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru penjas, 2
guru TPA, 1 guru tari, 1 guru qira ‟ah, 1 guru agama, 1 TU, 1 pustakawan,
2 penjaga sekolah, 2 pembina pramuka, 1 guru ekstra computer
4. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan di SD Suryodiningratan 1 cukup baik dan terpelihara. Disekolah ini terdapat UKS, tempat cuci tangan wastafel,
toilet, dan beberapa tempat sampah yang berada di setiap sudut kelas dan sekolah.
B. Deskripsi Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV sekolah Dasar Negeri Suryodiningratan 1 yang berjumlah 20 siswa. Terdiri dari 8 laki-laki dan
12 perempuan. Data yang diperoleh ketika melakukan observasi dikelas IV yaitu
sebagian besar siswa memiliki motivasi belajar yang rendah terhadap pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Hal ini ditunjukkan dengan
perilaku-perilaku siswa kurang antusias menerima pelajaran, tidak mendengarkan guru yang sedang menerangkan, dan sering bercanda
dengan temannya saat pelajaran berlangsung. Tabel 8. Jumlah siswa di SD Suryodiningratan 1Ajaran 20152016
Kelas Awal Bulan
Akhir Bulan IV
p L
Jumlah p
L Jumlah
12 8
20 12
8 20
65
C. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Deskripsi Penelitian Tahap Awal
Penelitian tindakan kelas ini berawal dari permasalahan yang ada di sekolah yaitu masih rendahnya motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPA. Untuk mengetahui kondisi awal motivasi siswa, dilakukan observasi dan kegiatan pra siklus. Observasi dilakukan 15 Februari sampai
dengan 22 Februari 2016. Sedangkan kegiatan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 29 April 2016. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pra
siklus ini adalah dengan meminta siswa mengisi angket tentang motivasi belajar dimana pembelajaran sebelumnya belum menerapkan model make
a match di sela-sela pembelajarannya. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana motivasi siswa dalam pembelajaran IPA. Untuk mengukur
tingkat motivasi belajar IPA terdiri beberapa indikator yaitu Tekun menghadapi tugas, Ulet menghadapi kesulitan, Lebih senang bekerja
mandiri, Cepat bosan pada tugas- tugas rutin, Dapat mempertahankan pendapatnya, Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu, Senang
mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Berikut ini merupakan pencapaian motivasi belajar IPA pra tindakan yang dihitung per indikator.
66 Tabel 9. Angket Motivasi belajar IPA Per Indikator Pra tindakan
No Indikator Motivasi Belajar IPA
Persentase Kategori
1 Tekun menghadapi tugas
55 Kurang
2 Ulet menghadapi kesulitan
56 Kurang
3 Lebih senang bekerja mandiri
55 Kurang
4 Cepat bosan pada tugas- tugas rutin
56 Kurang
5 Dapatmempertahankan pendapatnya
61 Cukup
6 Tidak muda melepaskan hal yang
diyakini itu 56
Kurang 7
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
58 Kurang
Berdasarkan data dalam tabel diatas terlihat bahwa pencapaian Motivasi belajar IPA siswa kelas IV pada indikator tekun menghadapi
tugas mencapai 55 termasuk dalam kategori kurang, indikator ulet menghadapi kesulitan mencapai 56 termasuk dalam kategori kurang,
indikator lebih senang bekerja mandiri mencapai 55 termasuk dalam kategori kurang, indikator cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
mencapai 56 termasuk dalam kategori kurang, indicator dapat mempertahankan pendapatnya mencapai 61 kategori cukup, indicator
tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu menapai 56 kategori kurang, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal mencapai
58 kategori kurang. Hasil tersebut dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut.
67
P E
R SE
N T
AS E
Pencapaian Motivasi Belajar Pra Tindakan
62 60
58 56
55
54 52
56 55
56 61
56 58
I II III IV V VI VII INDIKATOR
Gambar 3. Diagram Pencapaian Motivasi Belajar IPA Pra Tindakan
2. Deskripsi Penelitian Siklus I
Penelitian tindakan I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2016, dan pertemuan
kedua tanggal 11 Mei 2016.
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Peneliti berdiskusi terlebih dahulu dengan guru yang bersangkutan yang akan dilaksanakan. Persiapan-persiapan yang dilakukan adalah: 1
Menyiapkan instrument penelitian, 2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, 3 Menyiapkan media, 4 Menyiapkan kartu-kartu
yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban dari pertanyaan tersebut. Penjabaraan persiapan-persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah
sebagai berikut. 1 Peneliti melaksanakan diskusi dengan guru tentang penggunaan
instrumen untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Peneliti menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa selama
68 mengikuti proses pembelajaran dan aktifitas guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Make a Match.
2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP disusun oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Make dan
didiskusikan dengan guru. RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV.
3 Menyiapkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban dari pertanyaan tersebut. Peneliti membuat pertanyaan-
pertanyaan dan jawabannya disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan pada siklus I. setiap sub materi dibuat 4 sampai
6 pertanyaan beserta jawabannya yang disesuaikan dengan kelas IV yaitu 20 siswa, yang kemudian diketik pada kartu-kartu dengan warna
yang menarik. 4 Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan guru untuk
menyampaikan materi ajar, pada saat guru menjelaskan materi. Media yang digunakan adalah gambar.
5 Membuat lembar angket motivasi yang memuat sejumlah pernyataan
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah guru kelas IV SD Suryodiningratan 1, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer.
1 Pertemuan 1 Siklus 1
69 Pada pertemuan 1 siklus 1 dilaksanakan pada hari rabu, 4 Mei
2016 Jam ketiga yaitu pukul 09.33 sampai dengan pukul 10:45 pada pertemuan pertama materi pokok yang dibahas adalah sumber daya alam.
Kegiatan pembelajaran mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah disusun. Langkah-langkah pembelajaran IPA
menggunakan model kooperatif tipe make a match pada siklus I pertemuan pertama terdiri dari: a kegiatan awal, b kegiatan inti, dan c kegiatan
akhir. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut. a Kegitan Awal
Tepat pada pukul 09.33 siswa kelas IV SD Suryodiningratan 1 masuk keruang kelas untuk mengikuti proses pembelajaran IPA. Guru
kelas IV SD Suryodiningratan 1 memasuki ruang kelas dengan mengucapkan salam pembuka kepada siswa, untuk memulai pembelajaran
guru kelas IV SD Suryodinigratan melakukan membuka pelajaran dengan materi sumber daya alam sebagai pembuka materi yang akan dipelajari
pada hari ini. b Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada pertemuan pertama yaitu siswa mendengarkan penjelasan guru yang menyampaikan materi tentang sumber daya alam
berdasarkan jenis dan sifatnya. Langkah selanjutnya, siswa menyimak penjelasan guru yang sedang memperkenalkan model make a match
kepada siswa “Anak- anak hari ini kita akan melakukan permainan make
a match atau mencari pasangan dengan menggunakan kartu.
70 Kartu-kartu ini berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban- jawaban
dari pertanyaan tadi. Tapi sebelum kita memulai permainan pertama-tama ibu akan membentuk kelompok, kelompok pertama merupakan kelompok
pembawa kartu berisi pertanyaan-pertanyaan, kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu yang berisi jawaban, Setelah siswa
mendapatkan kartu yang cocok siswa langsung berdiskusi dengan temannya, dan apabila semua kelompok sudah menemukan pasangan
kartu pertanyaan dan kartu jawaban Setiap kelompok maju untuk mempersentasikanya, guru membimbing dan mengarakan siswa agar
mendengarkan temanya. Setelah itu siswa mendapatkan konfirmasi tentang kebenaran dan
kecocokan pertanyaan dan jawaban dari persentasi siswa, terdapat 6 pasang siswa yang belum cocok dengan pertanyaan dengan jawaban yang
ada. Guru memberikan pujian kepada siswa dengan bertepuk tangan. Hal tersebut agar siswa tetap termotivasi dalam mengikuti pelajaranya.
Selanjutnya guru dan siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari dengan menjawab pertanyan-pertanyaan tentang materi sumber daya alam
berdasarkan jenis dan sifatnya. c Kegiatan Akhir
Pada akhir pembelajaran guru tidak memberikan latihan kepada siswa. Guru menutup pembelajaran berdoa dan salam.
2 Pertemuan 2 Siklus I Pada pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari Rabu,11
Mei yaitu pukul 09.33 sampai dengan pukul 10.45 pada pertemuan kedua
71
materi pokok yang dibahas adalah menyebutkan sumber daya alam berdasarkan jenis dan sifatnya. Kegiatan pembelajaran mengacu pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah disusun. Langkah- langkah pembelajaran IPA menggunakan model kooperatif tipe make a
match pada siklus I pertemuan kedua terdiri dari: a kegiatan awal, b kegiatan inti, dan c kegiatan akhir. Adapun langkah-langkah
pembelajarannya adalah sebagai berikut. a Kegiatan Awal
Guru mengucapkan salam, mengkondisikan siswa, bedoa berrsama, memberikan apersepsi, guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari. b Kegiatan Inti
Pada pertemuan kedua ini siswa mempelajari materi jenis dan sifat sumber daya alam. Sebelum guru bertanya kepada siswa terlebih dahulu,
guru menjelaskan bahwa berdasarkan jenisnya, sumber daya alam terdiri atas sumber daya hayati dan sumber daya alam yang berasal dari makluk
hidup sedangkan sifat sumber daya alam terdiriatas sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Guru menyebutkan
satu contoh jenis sumber daya alam dengan menggunakan media gambar, media gambar disediakan oleh peneliti.
Setelah guru menyebutkan salah satu contoh, guru mengadakan Tanya jawab tentang materi contoh sumber daya alam berdasarkan jenis
dan sifatnya. Proses selanjutnya dalam pembelajaran pada tahap ini guru membagi kartu-kartu kepada siswa seperti pertemuan sebelumnya. Pada
72
pertemuan kedua ini siswa sudah paham langkah-langkah make a match. Namun belum semuanya dijelaskan sehingga masih ada langkah-langkah
yang tidak dilakukan guru, antara lain memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban atau pertanyaan, dan kelompok dibagi hanya 2
kelompok sedangkan pertemuan 1 ada 3 kelompok. Selanjutnya siswa membentuk kelompok menjadi kelompok 1
sebanyak 7 siswa dan kelompok 2 sebanyak 5 siswa, kemudian siswa diminta untuk berbaris berhadapan. Selanjutnya siswa mendapatkan kartu
dari guru. Setelah mendapatkan kartu Kelompok pertama dan kedua mulai mencari pasangan kartu pertayaan dan kartu jawaban. Namun masih
terlihat beberapa siswa yang sudah mencari pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawaban sebelum aba-aba dari guru selama proses pencarian
pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawaban, siswa mendapatkan motivasi dari guru agar tetap semangat dan dapat menemukan pasangan
kartu dengan cepat dan benar. Setelah semua kelompok menemukan pasangan dari kartu, siswa
mendapat bimbingan dan kesempatan untuk mempresentasikan hasil pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang telah dibentuk. Siswa
mendapat konfirmasi tentang kecocokan antara pertanyaan dan jawaban, terdapat 4 siswa yang belum tepat dalam memasangkan antara contoh jenis
sumber daya alam dan sifat sumber daya alam. Setelah semua kelompok melakukan persentasi, siswa bertepuk
tangan bersama-sama sebagai tanda jika siswa sudah mengikuti pelajaran
73
dengan baik.Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan apa yang telah dipelajari.
c Kegiatan Akhir Pada akhir pembelajaran siswa tidak diberikan soal latihan oleh
guru. Siswa menjawab salam penutup dari guru dan mendapat nasehat agar mempelajari materi berikutnya. Kemudian pada jam istirahat siswa
mengisi lembar angket motivasi belajar pada akhir tindakan siklus I.
c. Hasil Observasi Siklus I
Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti sesuai dengan lembar observasi yang telah disediakan. Hal-hal yang diamati dalam kegiatan
observasi antara lain meliputi aktifitas siswa dan guru. Adapun hasil observasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran adalah sebagai
berikut: 1 Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran dengan menggunakan model make a match berlangsung. Tujuan observasi ini
adalah untuk mengamati aktifitas siswa pada saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Setiap aspek yang diamati diberi skor 1-4.
Berikut pengamatan
terhadap aktivitas
siswa pada
siklus I.
74
Tabel 10. Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus I No
Kegiatan yang diamati Hasil observasi
Pert1 Pert 2
1 Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan
materi dengan penuh perhatian 1
1 2
Siswa menjawab petanyaan yang diajukan oleh guru
2 3
3 Siswa tertarik dan semangat untuk mengikuti
pembelajaran dengan kartu-kartu yang menarik
2 3
4 Setelah mendapatkan kartu, siswa
memikirkan jawaban atau pertanyaan dari kartu yang diperoleh dengan tenang
1 1
5 Siswa mulai mencari pasangan kartu setelah
mendapat aba-aba dari guru 2
3 6
Siswa memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan pasangan
dari kartu yang dimilikinya 2
3
7 Siswa saling bekerja sama untuk menemukan
pasangan kartunya 2
3 8
Siswa berusaha untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya sebelum batas waktu
yang telah ditentukan 2
3
9 Siswa memperhatikan hasil persentasi
kelompoklain 2
3 10
Siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain
3 3
Jumlah 19
24 47,5
60
Dari tabel diatas, dapat diketahui nilai rata-rata aktifitas siswa pada pertemuan 1 adalah 47,5 dan nilai rata-rata pada pertemuan 2
meningkat menjadi 60 artinya terjadi peningkatan aktifitas siswa sebesar 12,5.
Pada pengamatan siswa, ditemukan beberapa permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran siswa memperhatikan guru saat
menjelaskan materi dengan penuh perhatian yaitu masih kurang karena
75
dari pertemuan pertama dan kedua skor yang didapat tidak meningkat, beberapa diantaranya masih terlihat bermain sendiri dan berbicara dengan
teman sebelahnya sehingga guru masih mengkondisikan kelas ditengah- tengah proses pembelajaran berlangsung.
Begitu juga dengan kegiatan nomor 4, dan 10 tidak mengalami peningkatan. Sedangkan pada kegiatan 2, 3, 5, 6,7,8, dan 9 dari
pertemuan pertama dan kedua mengalami peningkatan, jumlah Siswa menjawab pertanyaan guru sudah mulai bertambah walaupun tidak
banyak, siswa mulai tertarik dan semangat mengikuti pembelajaran dengan kartu-kartu, siswa juga mulai memikirkan jawaban atau
pertanyaan dari kartu yang diperoleh walaupun ada beberapa siswa yang masih salah dalam menemukan pasangan dan belum menemukan
pasangan sesuai dengan batas waktu, hasil dari diskusi dengan pasangannya dipersentasikan dan mengalami peningkatan.
Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran Ilmu pengetahuan Alam IPA mulai meningkat dengan penggunaan
model make a match. 2 Aktifitas Guru Selama Proses pembelajaran siklus I
Observasi terhadap aktifitas guru bertujuan untuk memperoleh data apakah guru menerapkan pembelajaran menggunakan model make a
match dengan tepat. Instrument yang digunakan berupa lembar observasi yang terdiri dari 10 item dengan dua pilihan jawaban yaitu ya skor 1 dan
tidak skor 0. Berikut hasil pengamatan terhadap aktifitas guru pada siklus
1.
76
Tabel 11. Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus I No
Aspek yang diamati Hasil
Observasi Pert1
Pert2 1
Guru melakukan apersepsi untuk mengarahkan siswa pada materi IPA yang
akan diajarkan 1
1
2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari dan memotivasi siswa untuk belajar
3 Guru meyajikan materi pelajaran kepada
siwa 1
1 4
Guru memperkenalkan model make a match kepada siswa
1 1
5 Guru menjelaskan langkah-langkah Make a
Match kepada siswa 1
1 6
Guru membagi masing-masing kelompok menjadi kelompok pembawa kartu
pertanyaan dan kelompok pembawa kartu jawaban
1 1
7 Guru mengarahkan untuk setiap kelompok
pembawa kartu pertanyaan dan kelompok pembawa jawaban agar berdiri berhadapan
1
8 Guru mengawasi presentasi siswa
menjelaskan tentang
dua kartu
yang berpasangan dan memberikan umpan balik
kepada siswa 1
9 Guru memberikan batasan waktu untuk
mencari pasangan kartu 10
Guru memberikan reward pujian bagi siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan
dan kartu jawaban sebelum batas waktu yang telah ditentukan.
Jumlah 5
7
P
50 70
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui persentase pelaksanaan aspek pembelajaran sesuai dengan model make a match pada pertemuan 1
adalah 50 dan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 70. Pada pelaksanaan pertemuan 1, guru melaksanakan 5 aspek kemudian pada
pelaksanaan pertemuan 2, guru melaksanakan 7 aspek. terdapat 3 aspek
77
yang sama sekali belum dilakukan oleh guru baik pada pertemuan 1 maupun pertemuan 2 yaitu penyampaian tujuan pembelajaran, pemberian
batasan waktu untuk mencari pasangan kartu, pemberian reward pujian bagi siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban
sebelum batas waktu yang telah ditentukan.
d. Hasil Angket Motivasi belajar
Penilaian terhadap kebehasilan tindakan pada siklus I dilakukan dengan memberikan angket siklus I kepada siswa. Pada tindakan siklus I
ini mengalami peningkatan pada setiap indikatornya. Hasil angket motivasi belajar pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 140.
Berikut persentase pencapaian motivasi belajar siswa. Siklus yang dihitung per indikator.
Tabel 12. Hasil Angket Siklus I No
Indikator Motivasi belajar Persentase
Kategori 1
Tekun menghadapi tugas 67
Cukup 2
Ulet menghadapi kesulitan 62
Cukup 3
Lebih senang bekerja mandiri 67
Cukup 4
Cepat bosan pada tugas- tugas rutin
69 Cukup
5 Dapat empertahankanpendapatnya
67 Cukup
6 Tidak mudah melepaskan hal yang
diyakini itu 65
Cukup 7
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
77 Baik
Berdasarkan data tabel diatas terlihat bahwa pencapaian motivasi belajar IPA siswa pada siklus I pada indikator tekun menghadapi tugas
78
P E
R SE
N T
AS E
mencapai 67 termasuk dalam kategori cukup, indikator ulet menghadapi kesulitan mencapai 62 termasuk dalam kategori cukup, indicator lebih
senag bekerja mandiri mencapai 67 termasuk dalam kategori cukup, indicator cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin mencapai 69 termasuk
dalam kategori cukup, indicator dapat mempertahankan pendapatnya mencapai 67 kategori cukup, indicator tidak mudah melepaskan hal yang
diyakini itu menapai 65 kategori cukup, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal mencapai 77 kategori baik. Hasil
tersebut dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:
100
Pencapaian Motivasi Belajar Siklus I
67 62 67 69 67 65
77 50
I II III IV V VI VII INDIKATOR
Gambar 4.Diagram Pencapaian Motivasi Belajar IPAPer Indikator Siklus1 Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semua indikator motivasi
belajar IPA mengalami peningkatan dari persentase indikator motivasi belajar IPA pada pra tindakan. Perbandingan persentase pencapaian
motivasi belajar IPA siswa antara pra tindakan dan siklus I dapat dilihat pada
tabel berikut:
79
Tabel 13. Perbandingan Persentase Motivasi Belajar IPA Per Indikator Pra tindakan dan Siklus I
No Indikator Motivasi
Belajar Persentase
Pra tindakan Siklus I
1 tekun menghadapi tugas
55 67
Kurang Cukup
2 ulet menghadapi
kesulitan 56
62 Kurang
Cukup 3
lebih senang bekerja mandiri
55 67
Kurang Cukup
4 cepat bosan pada tugas-
tugas yang rutin 53
69 Kurang
Cukup 5
dapat mempertahankan pendapatnya
61 67
Cukup Cukup
6 Tidak mudah
melepaskan hal yang diyakini
56 kurang
65 cukup
7 Senang mencari dan
memecahkan masalah soal-soal
58 77
Kurang Baik
Rata-rata 56
67 Kurang
Cukup Berdasarkan data dalam tabel diatas dapat dilihat bahwa semua
indikator mengalami peningkatan dari pra tindakan ke siklus I. pada indikator tekun menghadapi tugas meningkat sebesar 12 dari kondisi
awal 55 menjadi 67, indikator ulet menghadapi kesulitan meningkat sebesar 6 dari kondisi 56 menjadi 62, indikator lebih senang bekerja
mandiri meningkat 12 dari kondisi 55 menjadi 67, indikator cepat bosan pada tugas-tugasyang rutin meningkat 16 dari kondisi 56
80
menjadi 69, indikator dapat mempertahankan pendapatnya meningkat 6 dari kondisi 61 menjadi 67, indikator tidak mudah melepaskan hal
yang diyakini itu meningkat 9 dari kondisi 56 menjadi 65, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal meningkat 19 dari kondisi
58 menjadi 77. Data pada tabel diatas tentang hasil tindakan peningkatan motivasi belajar siswa pada siklus I dapat diperjelas melalui
diagram berikut ini:
80
67
70
62 67 69 67 65
61 77
60 55 56 55
53
50 40
30 20
10
56 58
persentase pra tindakan
persentase Siklus I
I II III IV V VI VII
Gambar 5. Diagram peningkatan motivasi belajar IPA pada pra tindakan dan siklus 1
e. Refleksi Tindakan Siklus I
Pada proses pembelajaran Siklus I pertemuan I dan 2 terdapat beberapa kendala yang menyebabkan proses pembelajaran menjadi
kurang optimal sehingga perlu refleksi yang dilakukan antara guru dan peneliti. Refleksi ini dilakukan pada akhir pertemuan siklus I. kendala
yang ditemukan adalah pada saat pembelajaran berlangsung, ada beberapa siswa yang masih bermain sendiri dan mengganggu teman lain, ketika
guru menjelaskan langkah-langkah make a match masih banyak siswa
81
yang tidak mendengarkan, sehingga pada siklus I ini masih ada beberapa siswa yang kebingungan dalam mengikuti pembelajaan, selama proses
pencarian pasangan kartu, beberapa siswa hanya duduk dibangku dan terlihat kurang bersemangat, ada beberapa siswa yang belum memahami
materi pembelajaran yang telah dipelajari, karena masih ada beberapa kelompok yang belum dapat memasangkan antara kartu pertanyaan dan
kartu jawaban dengan tepat.
3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Penelitian tindakan II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2016, dan pertemuan
kedua tanggal 15 Juni 2016.
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Peneliti berdiskusi terlebih dahulu dengan guru yang bersangkutan yang akan dilaksanakan. Persiapan-persiapan yang dilakukan adalah: 1
Menyiapkan instrument penelitian, 2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, 3 Menyiapkan media, 4 Menyiapkan kartu-kartu yang
berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban dari pertanyaan tersebut. Penjabaran persiapan-persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut. 1 Peneliti melaksanakan diskusi dengan guru tentang penggunaan instrumen
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Peneliti menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktifitas siswa selama mengikuti proses
pembelajaran dan aktifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
model kooperatif
tipe Make
a Match.
82
2 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran RPP disusun oleh peneliti dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Make dan didiskusikan dengan guru.
RPP ini berguna sebagai pedoman guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV.
3 Menyiapkan kartu-kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dan jawaban dari pertanyaan tersebut. Peneliti membuat pertanyaan-pertanyaan dan
jawabannya disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan pada siklus I. setiap sub materi dibuat 4 sampai 6 pertanyan
beserta jawabannya yang disesuaikan dengan jumlah siswa kelas IV yaitu 20 siswa, yang kemudian diketik pada kartu-kartu dengan warna yang
menarik. 4 Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan guru untuk
menyampaikan materi ajar, pada saat guru menjelaskan materi. Media yang digunakan adalah gambar .
5 Membuat lembar angket motivasi yang memuat sejumlah pernyataan
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah guru kelas IV SD Suryodiningratan 1, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer.
Tindakan pada siklus II pertemuan pertama siklus II jam pelajaran dengan alokasi waktu 70 menit, dan pertemuan kedua 2 jam pelajaran dengan
alokasi waktu 70 menit. Berikut ini penjabaran dari pelaksanaan tindakan siklus
II pada
tiap pertemuan.
83
1 Pertemuan pertama Siklus 1I Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari jumat, 13 Mei
2016. Pelaksanaan pembelajaran berlangsung selama 70 menit yaitu pukul07.00 sampai dengan pukul 08.10 WIB. Pada pertemuan pertama,
materi yang dibahas adalah penggunaan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya alam. Kegiatan pembelajaran mengacu pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah disusun. Langkah-langkah pembelajaran IPA menggunakan model kooperatif tipe Make a Match
pada siklus II pertemuan pertama terdiri dari: a kegiatan awal, b kegiatan inti c kegiatan akhir. Adapun langkah-langkah pembelajarannya
sebagai berikut. a Kegiatan Awal
Kegiatan awal pembelajaran IPA dimulai tepat pada pukul 09.33. siswa kelas IV SD Suryodiningratan 1 masuk keruang kelas untuk
mengikuti proses pembelajaran IPA. Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa dengan di pimpin oleh salah satu siswa. Guru melakukan
presensi untuk mengecek kehadiran siswa. Kemudian kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan Tanya jawab antara guru dan siswa
terkait dengan materi penggunaan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya alam. Kegiatan ini merupakan apersepsi yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat pemahaman awal siswa tentang materi IPA yang akan dipelajaridan menghubungkan materiyang telah dipelajari sebelumnya.
Selain melakuka Tanya jawab guru memotivasi siswa. Setelah itu guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
yang akan
dicapai.
84
b Kegiatan Inti Kegiatan inti pembelajaran pada pertemuan pertama yaitu siswa
mendengarkan penjelasan guru yang menyampaikan materi tentang penggunaan teknologi dalam pemanfaatan sumber daya alam dengan
menampilkan gambar didepan kelas yang berguna untuk membantu guru dalam penyampaian materi dan memudahkan siswa memahami materi
yang diberikan. Siswa yang ramai sendiri diberi pertanyaan oleh guru, agar siswa kembali fokus memperhatikan guru. Kegiatan pembelajaran
menekankan pada proses pembelajaran yang aktif, kegiatan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe make a match. Dimulai dengan
membentuk menjadi 2 kelompok besar dan masing-masing kelompok pembawa kartu Kemudian kelompok-kelompok tersebut berhadapan.
Guru membagi kartu-kartu kepada setiap siswa yang berupa kartu pertanyaan dan kartu jawaban. Setiap siswa mendapat sebuah kartu.
Siswa memikirkan jawabanpertanyaan dari kartu yang dipegang, kemudian guru memberikan aba-aba untuk menemukan pasangan
kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan. Bagi siswa yang sudah menemukan jawaban kartunya diminta mereka untuk berdekatan, siswa
yang tepat mencari jawaban dari pasangan kaartu. Maka akan mendapat poin.
Setelah babak pertama selesai dilanjutkan babak kedua, peneliti mengkocok kembali agar tercampur secara acak, setelah tercampur kartu
dibagikan lagi secara acak agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari babak pertama begitu seterusnya. Siswa mendapat bimbingan dan
85
kesempatan untuk mempersentasekan hasil pasangan kartu yang telah dibentuk dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk memberi
tanggapan. Kemudian guru memberikan lembar kerja siswa dan siswa diberi kesempatan untuk menjawab soal.
c Kegiatan Akhir Kegiatan akhir pada pembelajaran IPA siklus II pertemuan
pertama diisi dengan kegiatan guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru tidak memberikan PR. Kemudian guru dan siswa
membuat kesimpulan materi pembelajaran. Guru memberikan motivasi dan penguatan agar selalu mengingat serta mempelajari kembali materi
sebelumnya. Kemudian guru dan siswa mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Setelah pembelajaran berakhir peneliti melakukan diskusi terkait pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe
make a match. Pada siklus II petemuan pertama terlihat guru melakukan langkah-langkah model kooperatif tipe make a match dengan baik.
Langkah-langkah pembelajaran yang sudah berjalan dengan baik dilakukan kembali agar hasil yang hendak dicapai juga semakin baik.
2 Pertemuan kedua Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Juni
2016. Pelaksanaan pembelajaran berlangsung selama 70 menit yaitu pukul 07.00 sampai dengan pukul 08.10 WIB. Pada pertemuan pertama,
materi yang dibahas adalah hubunganantara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan. Kegiatan pembelajaran mengacu pada
86
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang telah disusun. Langkah- langkah pembelajaran IPA menggunakan model kooperatif tipe Make a
Match pada siklus II pertemuan kedua terdiri dari: a kegiatan awal, b kegiatan inti c kegiatan akhir. Adapun langkah-langkah pembelajarannya
sebagai berikut. a Kegiatan Awal
Kegiatan awal pada pembelajaran IPA dimulai pada pukul 09.33 WIB. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, salah satu
siswa memimpin doa kemudian guru melaksanakan persensiuntuk mengecek kehadiran siswa, kegiatan pembelajaran dilanjutkandengan
Tanya jawab antara guru dan siswa terkait dengan materi hubungan sumber daya alam dengan lingkungan. Kegiatan ini merupakan apersepsi
yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman awal siswa tentang materi IPA yang akan dipelajaridan menghubungkan materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Selain melakukan Tanya jawab guru memotivasi siswa. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. b Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran pada pertemuan kedua yaitu siswa mendengarkan penjelasan guru yang menyampaikan materi tentang
hubungan sumber daya alam dengan lingkungan dengan menampilkan gambar didepan kelas yang berguna untuk membantu guru dalam
penyampaian materi dan memudahkan siswa memahami materi yang diberikan. Kegiatan pembelajaran menekankan pada proses pembelajaran
87
yang aktif, kegiatan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe make a match. Langkah-langkah make a match dijelaskan secara runtut,
dimulai dengan membentuk menjadi 2 kelompok besar dan masing- masing kelompok pembawa kartu kemudian kelompok-kelompok tersebut
berhadapan. Guru membagi kartu-kartu kepada setiap siswa yang berupa kartu pertanyaan dan kartu jawaban.
Setiap siswa mendapat sebuah kartu. Siswa memikirkan jawabanpertanyaan dari kartu yang dipegang, kemudian guru
memberikan aba-aba untuk menemukan pasangan kartunya sebelum batas waktu yang ditentukan. Bagi siswa yang sudah menemukan jawaban
kartunya diminta mereka untuk berdekatan, siswa yang tepat mencari jawaban dari pasangan kartu maka akan mendapat poin. Setelah babak
pertama selesai dilanjutkan babak kedua, peneliti mengkocok kembali kartu make a match agar tercampur secara acak, setelah tercampur kartu
dibagikan lagi secara acak agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari babak pertama.
Setelah semua kelompok menemukan pasangan kartu dari permainan babak kedua, siswa mendapat bimbingan dan kesempatan
untuk mempersentasekan hasil pasangan kartu yang telah dibentuk dan siswa yang lain diberi kesempatan untuk memberi tanggapan. Kemudian
guru memberikan lembar kerja siswa dan siswa diberi kesempatan untuk menjawab soal.
c Kegiatan Akhir Kegiatan akhir pada pembelajaran IPA siklus II pertemuan kedua
88
diisi dengan kegiatan guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru dan siswa mengevaluasi keseluruhan pembelajaran IPA
dengan mengungkapkan perasaan ketika siswa mencari kartu, seteah itu, pembelajaran IPA ditutup dengan pemberian pesan moral kepada siswa.
Salah satu siswa meminpin doa serta guru mengucapkan salam. Setelah pembelajaran berakhir peneliti melakukan diskusi terkait
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match. Pada siklus II petemuan kedua terlihat guru melakukan
langkah-langkah model kooperatif tipe make a match dengan baik guru dan peneliti berdiskusi bahwa berdasarkan hasil observasi terlihat
peningkatan motivasi belajar siswa. Guru dan peneliti berdiskusi terkait pelaksanaan pembelajaran dan motivasi belajar siswa, guru menyatakan
bahwa motivasi belaar siswa meningkat setelah belajar dengan model pembelaaran kooperatif tipe make a match.
c. Hasil Observasi Siklus II
Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti sesuai dengan lembar observasi yang telah disediakan. Hal-hal yang diamati dalam kegiatan
observasi antara lain meliputi aktifitas siswa dan guru. Adapun hasil observasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran adalah sebagai
berikut: 1 Aktivitas Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran dengan menggunakan model make a match berlangsung. Tujuan observasi ini adalah untuk
mengamati aktifitas siswa pada saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan
89
Alam IPA. Setiap aspek yang diamati diberi skor 1-4. Berikut pengamatan terhadap aktivitas siswa pada siklus II
Tabel 14. Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus II No
Aspek yang diamati Hasil observasi
Pert 1 Pert 2
1 Siswa memperhatikan guru saat
menjelaskan materi dengan penuh perhatian
3 4
2 Siswa menjawab petanyaan yang diajukan
oleh guru 2
3 3
Siswa tertarik dan semangat untukmengikuti pembelajaran dengan
kartu-kartu yang menarik 4
4
4 Setelah mendapatkan kartu, siswa
memikirkan jawaban atau pertanyaan dari kartu yang diperoleh dengan tenang
2 3
5 Siswa mulai mencari pasangan kartu
setelah mendapat aba-aba dari guru 3
4 6
Siswa memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan
pasangan dari kartu yang dimilikinya 3
3
7 Siswa saling bekerja sama untuk
menemukan pasangan kartunya 3
3 8
Siswa berusaha untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya sebelum
batas waktu yang telah ditentukan 3
4
9 Siswa memperhatikan hasil persentasi
kelompoklain 3
3 10
Siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain
3 3
Jumlah 29
34 72
85
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai rata-rata aktifitas siswa pada siklusII pertemuan I adalah 72 dan nili rata-rata pada
pertemuan 2 meningkat menjadi 85. Artinya terjadi peningkatan
90
aktifitas siswa sebesar 13. Hal ini menunjukkan aktifitas siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA dengan menggunakan make
a match padasiklus II ini sudah mencapai ketentuan skor yaitu angka 85 sudah termasuk sangat baik. Aktifitas yang tinggi membuktikan motivasi
belajar kelas IVterhadap pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA mengalami peningkatan.
Hasil observasi menunjukkan kegiatan nomor 1, 2,4 5 mengalami peningkatan pada pertemuan 2, sedangkan sisanya tidak mengalami
peningkatan. Skor 3 pada pertemuan 2 menunjukkan bahwa aktifitas siswa dikatakan baik yaitu pada kegiatan siswa saling bekerja sama untuk
menemukan pasanganya , siswa saling memanfaatkan waktu dengan baik untuk berdiskusi dan menemukan pasangan kartunya, siswa berusaha
untuk menemukan pasangan kartu yang dimilikinya sebelum batas waktuyang telah ditentukan, siswa memperhatikan hasil persentase
kelompok lain, dan siswa berani memberikan tanggapan kepada kelompok lain. Dan skor 4 pada pertemuan 2 menunjukkan aktifitas siswa
pada kegiatan tersebut dapat dikatakan sangat baik. 2 Aktifitas Guru Selama Proses Pembelajaran Siklus II
Seperti pada siklus I, observasi terhadap aktifitas guru bertujuan untuk memperoleh data apakah guru menerapkan pembelajaran
menggunakan model make a match dengan tepat. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi yang terdiri dari 10 item dengan dua
pilihan jawaban yaitu ya skor 1 dan tidak skor 0. Berikut hasil pengamatan
terhadap aktifitas
guru pada
siklus II.
91
Tabel 15. Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus II N
o Aspek yang diamati
Hasil Observasi Pert1
Pert2 1
Guru melakukan apersepsi untuk mengarahkan siswa pada materi IPA yang
akan diajarkan 1
1
2 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari dan memotivasi siswa untuk belajar
1 1
3 Guru meyajikan materi pelajaran kepada
siwa 1
1 4
Guru memperkenalkan model make a match kepada siswa
1 1
5 Guru menjelaskan langkah-langkah Make a
Match kepada siswa 1
1 6
Guru membagi masing-masing kelompok menjadi
kelompok pembawa
kartu pertanyaan dan kelompok pembawa kartu
jawaban 1
1
7 Guru mengarahkan untuk setiap kelompok
pembawa kartu pertanyaan dan kelompok pembawa jawaban agar berdiri berhadapan
1 1
8 Guru mengawasi presentasi siswa
menjelaskan tentang dua kartu yang berpasangan dan memberikan umpan balik
kepada siswa 1
1
9 Guru memberikan batasan waktu untuk
mencari pasangan kartu 1
10 Guru memberikan reward pujian bagi
siswa yang dapat memasangkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban sebelum
batas waktu yang telah ditentukan. 1
1
Jumlah 9
10 90
100
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui persentas pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan model make a match pada
pertemuan I adalah 90 dan padapertemuan 2 meningkat menjadi 100.
92
Pada pertemuan 1, guru masih belum memberikan batasan waktu untuk mencari pasangan kartu sehingga siswa masih berusaha mencari pasangan
kartu walaupun batas waktu yang sudah ditentukan sudah habis. pada pertemuan 2, guru baru memberikan batas waktu siswa pun bisa
menemukan kartu pasangan sebelum batas waktu sehingga pembelajaran pun berlangsung secara efektif pula. Hasil akhir menunjukkan aktifitas
guru pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA menggunakan model make a match sudah optimal karena menunjukkan angka 100.
d. Hasil Angket Motivasi belajar
Pada akhir pertemuan kelas IV SD Suryodiningratan I, pada akhir pertemuan siklus II dilakukan dengan memberikan angket kepada siswa.
Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siwa setelah menggunakan model make a match. Motivasi belajar IPA pada tindakan siklus II ini
mengalami peningkatan dari siklus I. Hasil angket motivasi belajar IPA pada siklus II. Secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3 Halaman142
berikut ini merupakan persentase pencapaian motivasi belajar IPA siklus II yang dihitung per indikator:
Tabel 16. Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per Indikator Siklus II
No Indikator Motivasi belajar
Persentase Kategori
1 Tekun menghadapi tugas
88 Sangat baik
2 Ulet menghadapi kesulitan
86 Sangat baik
3 Lebih senang bekerja
mandiri 89
Sangat baik 4
Cepat bosan pada tugas- tugas rutin
87 Sangat baik
93
5 Dapat mempertahankan
pendapatnya 85
Baik 6
Tidak muda melepaskan hal yang diyakini itu
85 Baik
7 Senang mencari dan
memecahkan masalah soal- soal
89 Sangat baik
Berdasarkan data tabel diatas terlihat bahwa pencapaian motivasi belajar IPA siswa pada siklus II pada indikator tekun menghadapi tugas
mencapai 88 termasuk dalam kategori sangat baik, indikator ulet menghadapi kesulitan mencapai 86 termasuk dalam kategori sangat
baik, indicator lebih senang bekerja mandiri mencapai 89 termasuk dalam kategori sangat baik, indicator cepat bosan pada tugas-tugas yang
rutin mencapai 87 termasuk dalam kategori sangat baik, indikator dapat mempertahankan pendapatnya mencapai 85 kategori baik, indikator
tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu mencapai 85 kategori baik, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal mencapai 89
kategori sangat baik. Hasil tersebut dapat digambarkan dalam diagram sebagai
berikut:
94
Gambar 6. Pencapaian Motivasi Belajar IPAPer Indikator Siklus II Dari data tersebut dapat dilihat bahwa semua indikator motivasi belajar
IPA mengalami peningkatan dari persentase indikator motivasi belajar IPA pada pra tindakan dan siklus I. Perbandingan persentase pencapaian
motivasi belajar IPA antara pra tindakan, siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 17. Perbandingan Persentase Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per Indikator antara Pra Tindakan, Siklus I, Siklus II
No Indikator motivasi
IPA Persentase
PraTindakan Siklus I
Siklus II 1
tekun menghadapi tugas
55 67
88 Kurang
Cukup Sangat baik
2 ulet menghadapi
kesulitan 56
62 86
Kurang Cukup
Sangat baik 3
lebih senag bekerja mandiri
55 67
89 Kurang
Cukup Sangat baik
4 cepat bosan pada
tugas-tugas yang rutin
53 69
87 Kurang
Cukup Sangat baik
5 dapat
mempertahankan pendapatnya
61 67
85 Cukup
Cukup Baik
95
6 tidak mudah
melepaskan hal yang diyakini itu
56 65
85 Kurang
Cukup Baik
7 senang mencari
dan memecahkan masalah soal-soal
58 77
89 kurang
Baik Sangat baik
Rata- rata 56
67 87
Kurang Cukup
Sangat baik
Peningkatan Siklus II pada indikator mengalami peningkatan dari pra tindakan ke siklus I. pada indikator tekun menghadapi tugas
meningkat sebesar 21 dari kondisi awal 67 menjadi 88, indikator ulet menghadapi kesulitan meningkat sebesar 24 dari kondisi 62
menjadi 86, indicator lebih senag bekerja mandiri meningkat 22 dari kondisi 67 menjadi 89, indikator cepat bosan pada tugas-tugasyang
rutin meningkat 19 dari kondisi 69 menjadi 87, indicator dapat mempertahankan pendapatnya meningkat 18 dari kondisi 67 menjadi
85, indikator tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu meningkat 20 dari kondisi 65 menjadi 85, senang mencari dan memecahkan
masalah soal-soal meningkat 12 dari kondisi 77 menjadi 89. Data pada tabel diatas tentang hasil tindakan peningkat motivasi
belajar siswa pada siklus II dapat diperjelas melalui diagram berikut ini.
96
90
88 86 89 87 85 85 89 77
80
67
70
62 67 69 67 65
61
60 55 56 55 53
50 40
30 20
10 56 58
Persentase Pra Tindakan Persentase Siklus I
Persentase Siklus II
I II III IV V VI VII
Gambar 7. Peningkatan Motivasi Belajar IPA dari Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
e. Refleksi Tindakan Siklus II
Refleksi pada siklus II ini dilakukan peneliti bersama guru untuk melakukan penilaian selama proses pembelajaran
IPA dengan menggunakan model make a match. Berdasarkan diskusi tersebut
diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model make a match telah berjalan sesuai dengan rancangan yang telah
disusun sebelumnya. Peningkatan motivasi belajar siswa juga terlihat dari hasil angket
pada siklus II telah mencapai 87 dan termasuk kategori sangat baik. Selain itu melihat hasil observasi pembelajaran di dalam kelas sudah
optimal dan sudah mencapai angka 100, diketahui bahwa penggunaan model make a match telah meningkatkan motivasi belajar siswa dari
siklus I ke siklus II. Melihat hasil yang diperoleh pada akhir siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas telah cukup
dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. Hal ini telah memenuhi kriteria keberhasilan yaitu rata-rata motivasi belajar menggunakan model
97
make a match pada mata pelajaran IPA Kelas IV SD Suryodiningratan I sudah termasuk kategori sangat baik atau
≥76, berdasarkan hal tersebut, maka peneliti dan guru kelas sepakat untuk menghentikan
pnelitian pada siklus II ini.
D. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus yang terdiri darisiklus I dan II. Setiap siklus tersebut terdiri
dari 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan yang
ada pada siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. hasil yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari hasil observasi dan hasil angket motivasi
belajar. Kedua hasil tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar IPA kelas IV SD Suryodiningratan 1.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match
pada pelajaran IPA kelas IV SD Suryodiningratan I. Penelitian tindakan dengan penerapan model kooperatif tipe make a match pada pelajaran
IPA dikelas IV SD suryodiningratan I menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa meningkat pada setiap siklusnya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sugiyanto, 2010: 49 yang menyebutkan bahwa satu keunggulan make a match ini adalah meningkatkan motivasi belajar
siswa. Peningkatan tersebut terjadi karena siswa belajar dalam suasana
yang menyenangkan. Dan keunggulan make a match ini bisa digunakan
98
dalam semua pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik. Berdasarkan hasil observasi pada kondisi pra tindakan, siswa
terlihat masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran karena pembelajaran yang berlangsung hanya mendengarkan penjelasan guru
kemudian mencatat materi-materi penting siswa juga terlihat kurang antusias dalam menghadapi tugas dan menerima pelajaran hal ini
disebabkan karena pembelajaran masih berpusat pada guru, guru belum memanfaatkan media dan belum menggunakan model pembelajaran yang
inovatif dalam pembelajaran IPA, sehingga siswa cepat merasa bosan dan kurang tertarik untuk mempelajari IPA.
Untuk itu peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran make a match supaya mengalami perbaikan, sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajar IPA. Meningkatnya motivasi belajar IPA pada siklus I ini dipengaruhi oleh keterlaksanaan pembelajaran
menggunakan model make a match yang dilakukan oleh guru sudah cukup baik, walaupun masih ada langkah-langkah model make a match
yang belum dilaksanakan oleh guru. Selain itu meningkatnya motivasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh aktivitas siswa sendiri dalam
pembelajaran dengan model make a match tersebut. Berdasarkan hasil angket motivasi belajar dan hasil observasi
aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran siklus I dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar IPA siswa kelas IV sudah mengalami peningkatan
namun masih tergolong dalam kategori cukup dan masih ada beberapa permasalahan yang ditemui dalam pembelajaran yang berlangsung di
99
siklus I yaitu, siswa yang masih bermain sendiri dan mengganggu teman lain, ketika guru menjelaskan langkah-langkah make a match masih
banyak siswa yang tidak mendengarkan sehingga pada siklus I ini masih ada beberapa siswa yang kebingungan dalam mengikuti pembelajaran
selama proses pencarian pasangan kartu, ada beberapa siswa yang belum memahami materi pembelajaran yang dipelajari, terlihat pada saat siswa
memasangkan antara kartu pertanyaan dan kartu jawban belum tepat. Sehingga peneliti bersama guru perlu melakukan perbaikan-perbaikan
pada siklus II. Hasil angket motivasi belajar pada siklus II mengalami
peningkatan dari siklus sebelumnya, yaitu berada pada rata-rata 87 atau termasuk katergori sangat baik. Indikator-indikator dalam motivasi
belajar IPA juga mengalami peningkatan. Pada indikator tekun menghadapi tugas meningkat sebesar 21 dari kondisi awal 67 menjadi
88, indikator ulet menghadapi kesulitan meningkat sebesar 24 dari kondisi 62 menjadi 86, indicator lebih senang bekerja mandiri
meningkat 22 dari kondisi 67 menjadi 89, indicator cepat bosan pada tugas-tugasyang rutin meningkat 19 dari kondisi 69 menjadi 87,
indicator dapat mempertahankan pendapatnya meningkat 18 dari kondisi 67 menjadi 85, indicator tidak mudah melepaskan hal yang
diyakini itu meningkat 20 dari kondisi 65 menjadi 85, senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal meningkat 12 dari kondisi
77 menjadi 89. Pada siklus II siswa terlihat tertarik dan senang ketika guru
100 100
menyuruh siswa untuk melaksanakan permainan mencari pasangan kartu atau make a match. yang pada awalnya tidak memperhatikan
guru saat menjelaskan materi IPA dan saat guru menjelaskan petunjuk langkah-langkah make a match, kini sebagian besar siswa telah
memperhatikannya dengan seksama. Siswa merasa senang ketika belajar dibentuk kelompok.
Siswa yang pada awalnya suka bermain-main sendiri dan mengganggu temannya ketika mendapat perintah guru, kini sudah dapat
menjalankan perintah guru pada setiap tahap dalam make a match dengan cukup tertib. Tugas untuk mencari pasangan kartu pertanyaan dan kartu
jawaban dilaksanakan siswa dengan bersemangat, sebab siswa ingin menjadi pemenang sehingga siswaberlomba-lomba agar dapat
menemukan pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawaban lebih awal dari kelompok lain.
Siswa juga tidak mudah putus asa dalam mencari pasangan kartu pertanyaan dan kartu jawban yang dirasa sulit, hal ini ditunjukkan
dengan semua siswa telah berhasil memasangkan kartu pertanyaan dan kartu jawaban dengan tepat. Kegiatan-kegiatan tersebut menunjukkan
bahwa siswa memiliki motivasi belajar IPA, hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman 2007: 83, yang menyatakan bahwa ciri-ciri adanya
motivasi pada diri seseorang yaitu tekun menghadapi tugas, ulet dalam menghadapi kesulitan, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada
tugas-tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini itu dan senang mencari dan
101 101
memecahkan masalah soal-soal. Berdasarkan hasil angket motivasi belajar dan hasil observasi pada
siklus II, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar IPA siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut didukung dengan keterlaksanaan model
pembelajaran make a match, dimana guru sudah mampu melaksanakan semua langkah-langkah dalam model make a match dengan baik.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan model make a match juga meningkat. Kondisi ini membuktikan bahwa pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan model kooperatif tipe make a match dapat meningkatkan motivasi belajar IPA.
Penggunaan model kooperatif tipe make a match dalam pembelajaran IPA menempatkan siswa untuk mencari pasangan kartu
pertanyaan dan kartu jawaban sambil belajar memahami suatu konsep atau topic dalam suasana belajar yang menyenangkan. Setelah dilakukan
analisis pada siklus II, hasil penelitian siklus II menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa telah mencapai rata-rata 87 dan termasuk dalam
ketegori sangat baik. Perolehan tersebut sudah memenuhi kriteria keberhasilan dari
penelitian ini yaitu motivasi belajar IPA minimal termasuk dalam kategori baik atau
≥76, maka dari itu guru dan peneliti menghentikan pemberian tindakan pada siklus II. Dari pembahasan di
atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model make a match pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV
SD Negeri
Suryodiningratan 1,
Yogyakarta.
102 102
E. Keterbatasan Peneliti