Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional sisdiknas pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dengan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individual maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan Sugihartono, 2013: 5. Dengan demikian pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang. Pembelajaran merupakan aktivitas pendidik atau guru secara terprogram melalui desain instruksional agar peserta didik dapat belajar aktif dan lebih menekankan pada sumber belajar yang disediakan Dimyati dan Mudjiono, 2006:3 hal tersebut tidak lepas oleh faktor guru untuk membuat siswa belajar, guru memiliki peranan yang sangat penting 2 sehingga proses pembelajaran yang dapat mengantarkan siswa ketujuan pengajaran yang didapatkannya. Belajar adalah kegiatan yang aktif dimana subjek belajar membangun sendiri pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari suatu yang mereka pelajari, seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai Sardirman A. M, 2007: 38. Motivasi belajar pada siswa dapat menjadi lemah apabila siswa kurang termotivasi atau tiadanya motivasi, oleh karena itu dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik Slameto, 2003:58. Memberikan motivasi kepada siswa berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu, sebab seseorang akan terdorong melakukan sesuatu bila merasa ada suatu kebutuhan karena motivasi seseorang adalah bagian dari internal manusia menetapkan alasan dan membuat keputusannya tentang bagaimana guru mempengaruhi motivasi siswa dengan menciptakan situasi ekternal sehingga siswa akan bertindak sesuai dengan yang diharapkan Abdul Azis Wahab, 2012: 26. 3 Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk membimbing, mendorong, mengubah sikap dan tingkah laku siswa, serta memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru juga mempunyai tanggung jawab untuk untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan belajar siswa. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah pada umumnya muncul berbagai masalah yang mempengaruhi para siswa, salah satu masalah yang dihadapi dalam pembelajaran disekolah adalah rendahnya motivasi belajar siswa. Selain itu, cara yang digunakan guru dalam memberikan pelajaran masih menggunakan metode ceramah sebagai metode utama dalam proses belajar mengajar, sehingga siswanya tidak aktif. Berdasarkan observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dikelas dengan guru kelas SD Negeri Suryodiningratan I khususnya di kelas IV SD,masih banyak permasalahan yang ditemui dalam proses pembelajaran diantaranya, dalam proses belajar mengajar terlihat ketika siswa mengikuti pelajaran kurang serius, tidak memperhatikan saat guru menjelaskan, ribut sendiri, cenderung main-main dikelas. Terutama dalam pelajaran IPA siswa merasa bosan selama mengikuti pembelajaran. Hasil wawancara guru kelas IV SD menyatakan bahwa Pembelajaran IPA merupakan pelajaran yang tidak disenangi siswa karena banyak menggunakan hafalan verbal, di samping itu guru belum 4 mengoptimalkan penggunaan media atau model sehingga siswa malas untuk belajar IPA. Pendidkan IPA di SD menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk diberikan kepada siswa karena akan berguna bagi kehidupan anak di kemudian hari, melatih anak berpikir kritis dan mempunyai nilai-nilai yaitu mempunyai potensi dapat membentuk pribadi anak secara keseluruhan. Siswa diharapkan dapat mengenal dan mengetahui pengetahuan-pengetahuan alam tersebut dalam kehidupan sehari-harinya Selain itu banyak diantara siswa yang menganggap pelajaran IPA sulit dan tidak memahami materi pelajaran yang disampaikan terutama pelajaran IPA karena guru kurang melakukan diskusi kelompok pada saat pembelajaran berlangsung, sehngga siswa kurang bekerjasama dalam belajar. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa diharapkan dapat meningkatkan keaktifan, kreativitas serta rasa keinginantahu siswa. Salah satu upaya meningkatkan motivasi belajar siswa antara lain yang dapat dilakukan ialah menciptakan variasi dalam menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa agar siswa lebih aktif, kreatif, dan menyenangkan. Menurut Eysenck dkk Slameto, 2003: 170 bahwa motivasi sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep- konsep lain seperti minat, konsep diri, sikap. Untuk itu guru harus 5 memberikan motivasi yang besar supaya siswa punya dorongan tinggi untuk belajar. Dalam hal ini maka perlu memberikan hal baru dalam pembelajaran agar bisa meningkatkan motivasi belajar siswa. salah satu model pembelajaran yang aktif adalah model kooperatif yang dapat dijadikan solusi pembaharuan agar lebih menarik dan menyenangkan. Kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru Agus Suprijono, 2009: 54 Model pembelajaran kooperatif ini menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil. Model pembelarajan kooperatif terdapat beberapa teknik salah satunya adalah model kooperatif Make a Match, model Make a Match merupakan pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan siswa SD.karena dengan model pembelajaran ini siswa dapat lebih aktif dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Make a Match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut berupa pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisi jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dengan ini siswa merasa ada tantangan untuk mendapatkan pasangan jawabannya lebih dulu dari teman lain. Mencari kartu pasangan ini dapat membantu siswa lebih aktif serta dapat bekerjasama dengan baik dan bertanggung jawab dalam kelompok dengan waktu yang ditentukan. Aktivitas dalam pembelajaran make a match dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, menumbuhkan keaktifan siswa, dan menumbuhkan rasa ingin tahu siswa. dengan itu siswa akan termotivasi untuk belajar. 6 Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Peningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match Pada Pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Suryodiningratan

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Adaptasi Makhluk Hidup

0 11 215

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

Pengaruh pembelajaran Kooperatif tipe Make A match terhadap motivasi belajar matematika

1 8 166

Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Siswa Kelas IV SDN Pisangan 03

0 10 174

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV SD NEGERI 067242 SUNGGAL T.A 2015/2016”.

0 1 23

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS IV SD NEGERI 023899 BINJAI T.A 2011/2012.

0 1 18

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERAKTIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SDN 104208 CINTA RAKYAT.

0 2 14

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI SUROKARSAN II YOGYAKARTA.

0 1 204

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRETASI BELAJAR IPA PADA MATERI GAYA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DI KELAS V SD NEGERI 1 KARANGLEWAS

0 0 15