40 10. memahami perubahan
lingkungan fisik
dan pengaruhnya
terhadap daratan
10.1.Mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik angin,
hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut,
10.2.Menjelaskan pengaruh
perubahan lingkungan fisik terhadap daratan erosi,
abrasi, banjir dan longsor 10.3.Mendeskripsikan
cara pencegahan
kerusakan lingkungan erosi, abrasi, banjir, dan longsor.
11. Memahami hubungan antara sumber daya alam
dengan lingkungan,
teknologi, dan
masyarakat 11.1.Menjelaskan hubungan antara sumber
daya alam denganlngkungan. 11.2.Menjelaskan hubungan anara sumber
daya alam
dengan teknologi
yng digunakan.
11.3.Menjelaskan dampak pengambilan bahan
alam terhadap
pelestarian lingkungan.
D. Karakteristik Siswa Sekolah dasar
Pada masa kanak-kanak awal terjadi pada rentang usia 2-6 tahun, masa ini sekaligus merupakan masa prasekolah dimana anak umumnya
41 masuk kelompok bermain dan taman kanak-kanak. Masa usia sekolah
dasar sekitar 6-7 ini merupakan tahapan perkembangan penting dan bahkan fundamental bagi kesuksesan perkembangan selanjutnya. Usia
kronologis ini diikuti dengan gambaran perkembangan kongnitif, emosi, sosial, moral dan kecakapan psikomotorik. Meski antara satu siswa dengan
siswa lain terdapat perbedaan individual, namun pada umumnya mereka memiliki persamaan pula. Status perkembangan siswa kelas I sangat
berbeda dengan status perkembangan siswa kelasVI. Menurut Hurlock dalam Rita Ekan Izzaty 2008: 87 menyatakan
tiga alasan awal masa kana-kanak merupakan masa yang paling baik untuk mempelajari keterampilan tertentu yaitu:
1. Anak senang mengulang-ulang, sehingga dengan senang hati mau mengulang suatu aktivitas sampai terampil.
2. Anak-anak bersifat pemberani, sehingga tidak terhambat rasa takut kalau mengalami sakit atau diejek teman-teman sebagaimana ditakuti
oleh anak yang besar. 3. Anak mudah dan cepat belajar karena tubuh mereka masih lentur dan
keterampilan yang dimikili baru sedikit. Usia sekolah Dasar berkisar 6-12 tahun pada masa ini anak sudah
matang untuk belajar atau sekolah. Dalam proses belajar hendaknya disesuaikan dengan tahapan perkembangan siswa. Antara usia 5 dan 6
tahun sebagian besar anak-anak sudah pandai melempar dan menangkap bola.
42 Pada masa kanak-kanak awal, anak berpikir konvergen menuju
kesuatu jawaban yang paling mungkin dan paling benar terhadap suatu persoalan. Menurut teori perkembangan kongnitif Piaget dalam Rita Eka
Izzaty 2008: 88 menyatakan anak pada masa kanak-kanak awal berda pada tahap perkembangan praoperasional 2-7 tahun. Adapun ciri-cirinya
antara lain: semakin berkembangnya fungsi simbolis, tingkah laku imitasi langsung maupun tertunda, cara berpikir masih egosentris, centralized atau
terpusat pada satu dimensi saja, serta cara berpikir yang tak dapat dibalik dan terarah statis.
Menurut Piaget usia SD masuk pada tahap operasional konkret, anak mampu berpikr logis, memahami konsep percakapan, mampu mengingat,
memahami dan
memecahkan yang
bersifat konkret.
Piaget mengidentifikasikan tahapan perkembangan intelektual yang dilalui anak
yaitu: 1 tahap sensorik motor usia 0-2 tahun, 2 tahap operasional usia 2-6 tahun, 3 tahap operasional konkret usia 7-11 atau 12 tahun, 4 tahap
operasional formal unsia 11 atau 12 tahun Jean Piaget adalah psikolog perkembangan diri siswa yang meneliti
tentang tahap-tahap kongnitif. Piaget Srini M. Iskadandar, 1997:26 membagi tahap-tahap perkembangan kongnitif sebagai berikut.
1. Sensorimotor 0-2 tahun Anak mengadaptasi dunia luar melalui perbuatan, Pada awalnya
belum mengenal bahasa atau cara lain untuk memberi label pada obyek perbuatan, Tak mempunyai cara-cara untuk memberi arti terhadap
43 sesuatu dan tidak berpikir tentang dunia luar, Diakhir tahap ini setelah
sampai pada pembentukan struktur kognitif sementara untuk mengkoordinasikan perbuatan dalam hubungannya terhadap waktu,
ruang dan kausalitas, Mulai mempunyai atau mengenal bahasa untuk memberi label terhadap benda atau perbuatan.
2. Pra Operasional 2-7 tahun Anak mulai meningkatkan kata, membuat penilaian berdasarkan
persepsi bukan pertimbangan konseptual, mengelompokkaan benda- benda berdasarkan sifat sifat, mulai memiliki pengetahuan fisik
mengenai sifat-sifat benda dan mulai memahami tingkah laku dan organisme didalam lingkungannya, tidak berpikir balik secara
reversibel, tidak berpikir tentang bagian-bagian dan keseluruhan secara serentak, mempunyai pandangan subyektif dan egosentrik
3. Operasi Konkret 6-11 atau 6-12 tahun Anak mulai memandang dunia secara objektif, mulai berpikir
secara operasional mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda. Sardiman, 2007: 120
mengemukakan karakteristik siswa adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan
lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih cita-citanya. Selanjutnya, menjelaskan tiga karakteristik siswa yang
perlu diperhatikan
yaitu:
44 1. Karakteristik atau keadaan yang berkenan dengan kemampuan
awal atau prerequisite skill, seperti misalnya kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, mengucapkan hal-hal yang
berkaitan dengan aspek psikomotor, dan lain-lain. 2. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan status
sosial sociocultural. 3. Karakteristik yang berkenan dengan perbedaan-perbedaan
kepribadian seperti sikap, perasaan, minat dan lain-lain. Masa kanak-kanak akhir sering disebut sebagai masa usia
sekolah atau masa sekolah dasar. Masa ini dialami anak usia 6 tahun sampai masuk ke masa pubertas dan masa remaja awal yang berkisar
pada usia 11-13 tahun Rita Eka Izzaty, 2008: 104. Anak-anak SD memiliki karakteristik pertumbuhan kejiwaan yang semakin
menyadari diri selain mempunyai keinginan, perasaan tertentu juga semakin bertumbuh minat tertentu dan ketergantungan kepada orang
dewasa semakin berkurang serta kurang memerlukan perlindungan dewasa.
Rita Eka Izzati 2008: 116 menyebutkan ciri-ciri khas anak masa kelas tinggi 4-5 dan 6 Sekolah Dasar adalah a Perhatiannya
tertuju kepada kehidupan praktis sehari- hari, b Ingin tahu, ingin belajar realistis , c Timbul minat kepada pelajaran- pelajaran khusus,
d Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah, e Anak-anak suka membentuk
45 kelompok sebaya atau peergroupmuntuk bermain bersama, mereka
membuat peraturn sendiri dalam kelompoknya. Lebih lanjut Piaget menyatakan dalam teori perkembangan
kongnitif peserta didik dapat dibedakan menjadi empat stadiun yaitu: 1. Stadiun sensori motorik 0-8 bulan atau 24 bulan
Stadiun ini terdiri dari 6 sub stadiun. Piaget berpendapat bahwa dalam perkembangan kongnitif selama stadiun ini, intelegensi anak
baru tampak bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi stimulasi sensorik.
2. Stadiun pra-operasional 18 bulan-7 tahun Stadiun pra-operasional ini dimulai dari penguasaan bahasa
yang sistematis, imitasi tidak langsung, serta bayangan dalam mental. Menurut Piaget bahwa berpikir secara pra-operasional
masih bersifat egosentrisi. 3. Stadiun operasional kongkret 7 tahun-11 tahun
Cara berpikir anak pada tahap ini kurang egosentris yang ditandai dengan desentrasi yang besar, misalnya saja anak sudah
mampu memperhatikan lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga untuk menghubungkan dimensi-dimensi satu sama lain. Lebih
lanjut Piaget menyatakan bahwa anak sudah memperhatikan aspek dinamis dalam perubahan situasi sehingga anak juga mampu
mengerti operasi logisnya pembalikan. Apabila anak dihadapkan pada sesuatu masalah secara verbal tanpa adanya bahan yang
46 kongkret, maka anak belum mampu untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut dengan baik. 4. Stadiun Operasional Formal 11 tahun keatas
Pada stadium operasional formal, terdapat dua sifat penting, yaitu: a sifat deduktif-hipotesis dan b berpikir operasional juga berpikir
kombinasitoris. Adapun jabaran masing-masing sifat adalah sebagai berikut.
a Sifat deduktif-hipotesis ditunjukkan dengan anak yang berpikir operasional formal memiliki cara untuk memecahkan masalah
yaitu dengan memikirnya terlebih dahulu secara teoritis. b Berpikir operasional formal juga berpikir kombinasitoris. Pada
tahap ini tampak kemungkinan orang mempunyai tingkah laku “problem solving” yang betul-betul ilmiah serta memungkinkan
untuk mengadakan pengujian hipotesi dengan variabel tergantung.
Perkembangan emosi tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan sosial, yang sering disebut sebagai perkembangan tingkah laku sosial. Ciri
yang membedakan manusia antara makhluk lainnya adalah ciri sosialnya. Karakteristik siswa ini memiliki arti yang cukup penting dalam interaksi
belajar mengajar. Terutama bagi guru, informasi mengenai karakteristik siswa senantiasa akan sangat berguna dalam memilih dan menentukan pola-
pola pengajaran yang lebih baik, yang dapat menjamin kemudahan belajar bagi
setiap siswa.
47 Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa siswa sekolah dasar yang
berumur 6-12 tahun masih berada pada tahap operasional kongkret, pada tahap ini anak mengembangkan pemikiran logis, masih sangat terikat
dengan fakta-fakta perseptual, dan mampu melakukan konservasi. Hal perlu diperhatikan oleh guru, anak pada tahap pra operasional kemampuan
berpikir anak dapat ditandai dengan adanya aktifitas-aktivitas mental seperti mengingat, memahami dan memecahkan masalah.
Untuk itu sangat cocok kalau guru memakai model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dalam pembelajaran IPA karena penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dituntut untuk aktif, dan menyenangkan sehingga siswa siswa tidak merasa bosan dalam belajar.
E. Penelitian yang Relevan