125 a.
Guru melakukan evaluasi secara individu dengan tes menulis karangan deskripsi berdasarkan kerangka karangan deskripsi yang sudah dibuat
sebelumnya. b.
Siswa diberi kesempatan merevisi karangan deskripsi sendiri-sendiri. c.
Siswa membaca hasil karangan deskripsi di depan kelas. Konfirmasi
a. Siswa diberi kesempatan menanyakan materi pelajaran yang belum
dikuasai. b.
Guru meluruskan kesalahapahaman materi pelajaran. 3.
Kegiatan Akhir 10 menit a.
Guru dan siswa menyimpulkan materi pelajaran. b.
Guru memotivasi siswa agar rajin berlatih menulis karangan deskripsi. c.
Guru memberi penguatan terhadap keberhasilan siswa. d.
Guru menutup pelajaran dengan salam.
H. KARAKTER SISWA YANG DIHARAPKAN
Tekun diligence, tanggung jawab responbility, berani courage, perhatian respect, tulus honesty, dan dapat dipercaya trustworthiness
I. MATERI, MEDIA, DAN SUMBER BELAJAR
1. Materi terlampir
2. Media: -
3. Sumber Belajar : Lingkungan Sekitar dan buku referensi sebagai berikut.
Anonim. 2007. Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta: Bumi Aksara. Iskandar dan Sukini. 2009. Bahasa Indonesia 4; Untuk Kelas 4. Jakarta:
Depdiknas. Nursisto. 1999. Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
BSNP. 2008. Model Silabus Kelas IV. Jakarta: Dirjen Mandikdasmen Depdiknas.
J. PENILAIAN
1. Model Penilaian: proses dan hasil
2. Jenis penilaian: pengamatan dan tes
3. Alat penilaian: lembar observasi dan tes menulis karangan deskripsi
a. Lembar Observasi
127
Materi Pembelajaran
Karangan adalah karya tulis yang mengungkapkan pikiran dan gagasan bahasa seseorang agar dipahami pembaca.
Karangan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian pendahuluan berisi kalimat-kalimat yang merupakan pokok persoalan
yang akan dibicarakan. Bagian isi merupakan penjabaran atau rincian dari bagian pendahuluan. Bagian penutup berisi simpulan dari penjabaran yang dikemukakan.
Tema adalah pokok pikiran yang menjiwai seluruh karangan. Contoh: tema kesehatan, lingkungan, transportasi, pendidikan, dan sebagainya.
Judul karangan adalah kepala karangan. Judul ditulis di bagian tengah atas tanpa diakhiri tanda titik. Judul ditulis dengan huruf kapital pada setiap unsur
kecuali kata sambung. Kerangka karangan adalah pokok-pokok pikiran yang menjadi garis besar
karangan. Kerangka karangan dapat mempermudah penulisan karangan. Paragraf merupakan bagian terkecil dari karangan. Paragraf terdiri dari
beberapa kalimat yang mengandung satu kesatuan arti. Penulisan paragraf menjorok ke dalam. Kalimat utama merupakan inti paragraf yang didukung
kalimat-kalimat penjelas. Karangan deskripsi adalah karangan yang isinya menggambaran objek
yang sesungguhnya sehingga pembaca dapat memahami dan merasakan apa yang dialami dan dilihat oleh penulisnya. Ciri karangan deskripsi adalah:
menggambarkan objek tertentu. Langkah menulis karangan deskripsi adalah mengamati objek, menentukan
tema, merumuskan judul, membuat kerangka karangan, mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan, dan merevisi karangan.
Huruf kapital digunakan sebagai berikut. 1.
Menulis huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh: Hujan turun sejak pagi hari.
2. Menulis huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Contoh: Ardi Fajar Pratama
3. Menulis huruf pertama nama hari, bulan, dan tahun.
128
Contoh: Rabu, Maret, Tahun Masehi
4. Menulis nama-nama geografi dan nama negara.
Contoh: Waduk Sermo, Gunung Merapi, Australia, Jepang.
Tanda titik digunakan untuk: 1.
Menulis pada akhir kalimat yang bukan kalimat tanya dan seru. Contoh: Tadi pagi Fatimah belum makan.
2. Memisahkan bilangan ribuan dan kelipatannya.
Contoh: Jumlah penduduk di desa ini 34.789 orang. Tanda koma digunakan untuk:
1. Merinci unsur-unsur.
Contoh: Ibu membeli sayuran berupa bayam, wortel, kacang panjang, dan buncis di pasar.
2. Memisahkan kalimat yang setara.
Contoh: Saya ingin datang, tetapi hari sedang hujan. Tanda tanya digunakan untuk:
1. Mengakhiri kalimat tanya.
Contoh: Siapa yang dapat mengerjakan soal ini? Tanda seru digunakan untuk:
1. Mengakhiri kalimat perintah.
Contoh: Berikan uang ini kepada ibumu
129 Goa Lawa
Goa Lawa terdapat di dekat Kampung Jatipohon. Aku pernah berwisata ke sana. Rumput-rumput liar yang tumbuh di bibir gua tampak indah
dipandang mata. Udaranya terasa sejuk karena terbebas dari polusi. Ketika itu, aku bersama teman-temanku berkesempatan piknik ke Goa Lawa.
Bentuk goa itu tidak terlalu besar, tetapi agak menjorok ke dalam sebuah bukit. Mulut gua itu tingginya kira-kira hanya 2 meter, dengan lebar
sekitar 1,5 meter. Ketika aku dan teman-temanku masuk, tampak sebuah lubang menganga lebar. Aku dan teman-temanku kaget, karena banyak kelelawar yang
terbang keluar dari sarangnya. Mungkin saja kelelawar itu kaget dengan kedatangan kami.
Semakin ke dalam goa terasa semakin gelap, sehingga kami menyalakan lampu senter. Kami mengamati lekuk-lekuk goa dan mengamati
seluruh sisi goa. Tampak jelas butir-butir air yang membasahi batu-batu dinding goa. Suasana dingin benar-benar kami rasakan ketika berada di dalam
goa. Setelah menyusuri lorong goa, di tempat yang agak luas terdapat
sebuah sendang yang airnya bening. Air itu bagaikan kaca dan sangat dingin. Sebuah batu besar sempat kami saksikan berada di pangkal goa. Aku dan
teman-temanku duduk di atas goa sambil menikmati suara gemericik air yang mengalir itu. Melihat indahnya goa dan suasana yang nyaman, ingin rasanya
aku dan teman-temanku berlama-lama di dalam goa Lawa ini.
disadur dari buku Terampil Menulis dalam Bahasa Indonesia karya Hartono, Aneka Ilmu, Semarang, 2008