114 Pratindakan, siswa tampak pasif dan tidak bergairah untuk mengikuti proses
pembelajaran. Pada Tindakan Siklus I, siswa tampak lebih aktif dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran. Keaktifan dan keantusiasan siswa lebih
meningkat ketika mengikuti proses pembelajaran pada Siklus II. Peningkatan produk, dapat dilihat dari perbandingan nilai rata-rata tes menulis karangan
deskripsi siswa Pratindakan, Tindakan Siklus I, dan Siklus II. Nilai rata-rata siswa meningkat sebesar 5,6 pada Siklus I kondisi awal 62,76 meningkat menjadi
68,36 dan sebesar 10,32 pada Siklus II kondisi awal 62,76 meningkat menjadi 73,08. Ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 4 siswa atau 16 pada
Tindakan Siklus I kondisi awal 14 siswa atau 56 meningkat menjadi 18 siswa atau 72 dan sebesar 7 siswa atau 28 pada Siklus II kondisi awal 14 siswa
atau 56 meningkat menjadi 21 siswa atau 84.
B. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian keterampilan menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Gegulu Kulon Progo dengan metode field trip, maka
penelitian ini akan ditindaklanjuti sebagai berikut. 1.
Penelitian ini telah menghasilkan dampak positif, sehingga pelaksanaan metode field trip dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi akan lebih
dikembangkan lagi. 2.
Guru kelas IV SD Negeri Gegulu Kulon Progo dapat menggunakan metode field trip untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan jenis yang lain
karena metode ini cukup praktis, mudah, dan jarang digunakan.
115
C. Saran
Berdasarkan simpulan yang dikemukakan tersebut, peneliti mengajukan saran sebagai berikut.
1. Metode field trip disarankan agar dilaksanakan pada pembelajaran menulis
karangan deskripsi siswa dengan mengunjungi berbagai macam tempat agar menjadi sumber inspirasi.
2. Metode field trip disarankan agar dilaksanakan pada pembelajaran menulis
karangan deskripsi, karena dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi.
116
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi. 1999. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Anas Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.
BSNP. 2008. Model Silabus Kelas IV. Jakarta: Dirjen Mandikdasmen Depdiknas.
Burhan Nurgiyantoro. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Gamal Komandoko. 2000. Remaja Dilarang Jadi Pengarang Beken, So What?. Yogyakarta: Tunas Publishing.
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad. 2012. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.
Haryadi dan Zamzami. 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Henry Guntur Tarigan. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Edisi Revisi. Bandung: Penerbit Angkasa.
M. Atar Semi. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. rev.ed. Bandung: Penerbit Angkasa.
Nandang Budiman. 2006. Memahami Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas.
Nursisto. 1999. Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa. Pardjono, dkk. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Lembaga Penelitian UNY. Roestiyah N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.