100 ditingkatkan. Aspek ejaan dan tanda baca masih sangat kurang. Hal itu tampak
pada penggunaan huruf kapital yang tidak tepat, seperti “Disekolahku Ada Ruang Guru dan kelas-
kelas, ada kelas Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, dan Enam.” Penulisan kata depan “di” dan kata sambung “dan” juga kurang tepat.
2. Pelaksanaan Tindakan dengan Metode Field Trip
Berdasarkan hasil observasi terhadap pembelajaran yang dilakukan pada tahap Pratindakan, dapat diketahui bahwa rendahnya keterampilan menulis
karangan deskripsi siswa kelas IV SD Negeri Gegulu karena kurangnya semangat belajar siswa. Pembelajaran menulis karangan deskripsi yang menggunakan
metode ceramah belum mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis karangan deskripsi.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti dan guru kelas IV sebagai kolaborator berdiskusi dan sepakat menggunakan metode field trip dalam
pembelajaran menulis karangan deskripsi siswa. Metode ini dianggap tepat karena sesuai pendapat Syaiful Sagala 2010: 215 yang menyatakan salah satu kelebihan
metode field trip adalah siswa dapat mengamati kenyataan dari dekat. Pengamatan sebuah objek dari dekat akan memudahkan siswa mengingat dan menggambarkan
objek tersebut dalam karangan deskripsi. Hal itu diperkuat pendapat Roestiyah N.K. 2001: 87-88 yang menyatakan bahwa metode field trip dapat memberikan
pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi kepada para siswa. Penerapan metode field trip akan membantu siswa mengatasi kesulitan dalam menulis
karangan deskripsi.
101 Penerapan metode field trip juga akan memudahkan siswa dalam menggali
ide dan gagasan karena siswa harus mengamati objek, menggali, informasi, dan mencatatnya. Setelah melaskanakan field trip, siswa juga harus mendiskusikan
hasil yang diamati kepada temannya atau guru. Penerapan metode field trip juga akan memberikan pengalaman yang baru pada siswa karena sebelumnya
pembelajaran selalu terfokus di dalam kelas dengan penggunaan metode ceramah hampir setiap hari. Kebosanan siswa akan berkurang sehingga pada gilirannya
dapat membangkitkan semangat belajar siswa dalam menulis karangan deskripsi.
a. Tindakan Siklus I
Sebelum melaksanakan Tindakan Siklus I, peneliti dan kolaborator mendiskusikan permasalahan dan hasil yang diperoleh pada tahap Pratindakan.
Peneliti dan kolaborator yaitu guru kelas IV merencanakan pelaksanaan Tindakan Siklus I yang melalui empat tahapan yaitu 1 perencanaan tindakan, 2
pelaksanaan tindakan, 3 observasi, dan 4 refleksi. Semuan tahapan berjalan lancar dan pelaksanaan Tindakan Siklus I ini dalam 3 kali pertemuan masing-
masing pertemuan selama 2 jam pelajaran. Pada pertemuan pertama hari Senin, 4 Februari 2013 proses pembelajaran
berada di dalam kelas dengan fokus pada materi menulis karangan deskripsi siswa. Pembelajaran yang dilaksanakan pada pertemuan kedua hari Kamis, 7
Februari 2013 dilaksanakan metode field trip dengan mengunjungi mushola sekolah sebagai objek yang diamati siswa. Siswa berhasil menyusun kerangka
karangan deskripsi berdasarkan objek yang diamati tersebut. Pada pertemuan ketiga hari Senin, 11 Februari 2013 siswa menulis karangan deskripsi berdasarkan
102 kerangka karangan yang sudah disusun sebelumnya. Siswa juga melakukan revisi
dengan teknik koreksi diri dan melakukan publikasi dengan membaca hasil karangan deskripsi di depan kelas.
Pada saat mengikuti proses pembelajaran sejak pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga, ada peningkatan terhadap aktivitas siswa. Hal ini terlihat pada
saat siswa mengamati keadaan mushola, menggali informasi, dan mencatat informasi siswa lebih aktif. Pada saat berada di dalam kelas, siswa juga tampak
antusias dalam menulis karangan, menanyakan kepada guru, dan membaca hasil karangan. Hal ini sesuai pendapat Roestiyah N.K. 2001: 87 yang menyatakan
kelebihan metode field trip adalah siwa dapat memperoleh kesempatan bertanya jawab, menemukan infomasi, dan mencoba teori dalam praktik. Aktivitas siswa
pada Tindakan Siklus I ini sebesar 62,5 dalam kategori Baik. Nilai akhir dari hasil tes menulis karangan deskripsi siswa dilakukan
penggabungan dari penilaian peneliti dan kolaborator kemudian hasilnya dibagi dua. Pada Tindakan Siklus I, jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar
sebesar 18 siswa atau 72, sedangkan siswa yang belum tuntas belajar mencapai 7 siswa atau 28. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran belum
tercapai karena masih kurang dari 75 siswa yang mencapai nilai minimal 65,00, sesuai KKM yang ditentukan.
Penilaian terhadap hasil karangan siswa dilakukan berdasarkan pedoman penilaian menulis karangan deskripsi yang memuat 6 aspek penilaian yaitu 1
judul, 2 gagasan, 3 isi karangan, 4 kalimat efektif, 5 diksi, dan 6 ejaan dan
103 tanda baca. Contoh hasil karangan Tindakan Siklus I yang disusun oleh SW22
dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini.
Gambar 5. Contoh Karangan Deskripsi Siswa Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil karangan deskripsi yang disusun SW22 tersebut dapat dilihat adanya peningkatan dari berbagai aspek yang dinilai dalam karangan