Berbagai cara praktik hukuman mati

153 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti kali tidak Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat.”Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh siapapun yang bertemu dengan dia” Kejadian 4:15. • Dari sisi ini dapat dilihat bahwa nampaknya Perjanjian Lama mengajarkan tentang pelaksanaan hukuman mati sejauh menyangkut persoalan kesalahan yang bersifat serius dan biasanya menyangkut kejahatan terhadap masyarakat. Hal ini misalnya menyangkut pelanggaran terhadap perjanjian dengan Tuhan yang darinya dianggap bisa mendatangkan hukuman kutukan bagi bangsa Israel. Maka untuk menjaga hubungan yang harmonis dengan Allah, para pelanggar ini harus dikeluarkan dari masyarakat. Tentu saja di sini yang dimaksudkan dengan dikeluarkan dari lingkungan masyarakat artinya dihukum dengan hukuman mati, dan hukuman mati yang umumnya dijalankan adalah dengan cara dirajam dengan batu. Hal ini juga berhubungan erat dengan pengertian mereka tentang penyelenggaraan Tuhan, yakni bahwa yang berkuasa atas hidup dan mati hanyalah Tuhan sendiri. Dia merupakan sumber dan pemelihara segalanya, termasuk hukum.Oleh karena itu, yang melanggar perjanjian yang telah dibuat dengan umat-Nya dapat diserahkan kepada kematian oleh kuasa-Nya dan dalam nama- Nya. • Di sisi lain, Tuhan adalah maha pengampun yang tidak serta merta menghendaki kematian orang berdosa. Dalam konteks ini, Perjanjian Lama juga memperlihatkan secara jelas tentang Tuhan yang Maha Pengampun dan murah hati. Ini nampak dalam sabda-Nya kepada Yehezkiel: “Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah irman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?” Yehezkiel 33:11 • Dengan demikian nampak bahwa Allah memang menghukum yang bersalah, namun Dia tidak menghendaki orang berdosa itu mati, namun Allah lebih menghendaki agar ia bertobat dan kembali kepada jalan yang benar. Dari sini nampak adanya semacam cara pendidikan dari Allah yang masih mau memberi kesempatan kepada yang bersalah untuk bisa berubah. Kitab Suci Perjanjian Baru • Perjanjian Baru tidak memiliki ajaran yang spesiik tentang persoalan hukuman mati. Namun gagasan Perjanjian Lama yang menekankan prinsip mata ganti mata diubah di dalam Perjanjian Baru dengan menekankan “hukum kasih dan pembebasan”. Dalam hal ini Perjanjian Baru menghadirkan suatu hukum baru yang merupakan sebuah penyempurnaan dari hukum lama, yakni hukum cinta kasih dengan menekankan perlunya mengasihani musuh. Hukum ini dikemukakan oleh Yesus ketika harus diperhadapkan dengan kenyataan banyaknya kecenderungan balas dendam yang terjadi di lingkungan bangsa-Nya .Kenneth R. Overberg, S.J., Respect