Pembagian Sakramen-Sakramen Gereja Sakramen sebagai Sarana Pengudusan dalam Gereja

58 Kelas XI Sakramen-Sakramen Inisiasi Kristen; Inisiasi atau bergabung menjadi orang Kristen dilaksanakan melalui Sakramen-Sakramen yang memberikan dasar hidup kristen. Orang beriman, yang dilahirkan kembali menjadi manusia baru dalam Sakramen Pembaptisan, dikuatkan dengan Sakramen Penguatan dan diberi makanan dengan Sakramen Ekaristi lihat Kompendium KGK 251. Sakramen-Sakramen Penyembuhan; Kristus Sang Penyembuh jiwa dan badan kita, menetapkan sakramen ini karena kehidupan baru yang Dia berikan kepada kita dalam Sakramen-Sakramen inisiasi Kristiani dapat melemah, bahkan hilang karena dosa. Karena itu, Kristus menghendaki agar Gereja melanjutkan karya penyembuhan dan penyelamatan-Nya melalui Sakramen ini; Tobat dan Pengurapan Orang Sakit lihat kompendium KGK 295 – KGK 1420-1421. 1426. Sakramen-Sakramen Pelayanan Pesersekutuan dan Perutusan; Dua Sakramen, Sakramen Penahbisan dan Perkawinan memberikan rahmat khusus untuk perutusan tertentu dalam Gereja untuk melayani dan membangun umat Allah. Sakramen- sakramen ini memberikan sumbangan dengan cara yang khusus pada persekutuan gerejawi dan penyelamatan orang-orang lain. lihat Kompendium KGK 321, KGK 1533-1535.

b. Ketujuh Sakramen Gereja Pertama: Sakramen PembaptisanPermandian

Jika seseorang secara resmi menyatakan tobat dan imannya kepada Yesus Kristus, serta bertekad untuk bersama umat ikut serta dalam tugas panggilan Kristus, maka dia diterima dalam umat dengan upacara yang sejak zaman para rasul disebut. Kenyataan yang lebih dalam ialah bahwa orang yang menerima sakramen permandian diterima oleh Kristus menjadi anggota Tubuh- Nya, Umat Allah Gereja. Orang tersebut laksana baru lahir di dalam Gereja. Peristiwa kelahiran baru menjadi putra Bapa dalam Roh Kudus berarti bahwa selanjutnya ia ikut menghayati hidup Kristus sendiri yang ditandai oleh wafat dan kebangkitan-Nya. Oleh karena itu, orang yang telah dipermandikan harus bersama Kristus “mati bagi dosa” supaya dalam Kristus, ia hidup bagi Allah. Kebenaran itu diperagakan, dirayakan, dan dilambangkan dalam peristiwa pencurahan air pada dahinya, sementara wakil umat Imam mengatakan: “Aku mempermandikan engkau dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.” Dengan permandian, mulailah babak baru dalam hidup seseorang. Kristus sendiri menjiwai dia melalui Roh-Nya, maka segala pelanggaran dan dosa yang telah diperbuatnya dihapus. Sumber: Katoliksitas.org Gambar 4.2 59 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Kedua; Sakramen Penguatan Bagi orang dewasa, sakramen penguatan sebetulnya merupakan bagian dari sakramen permandian. Orang yang telah dipermandikan ditandai dengan minyak krisma, tanda kekuatan Roh Kudus, sebelum diutus untuk memperjuangkan cita-cita Kristus dalam Gereja dan masyarakat. Sakramen penguatan menjadi tanda kedewasaan, maka orang yang menerima Sakramen Penguatan turut serta bertanggung jawab atas kehidupan Umat Allah. Kepada setiap orang, Roh Kudus memberikan karisma-karisma-Nya bakat kemampuan. Atas karisma-karisma anugerah Tuhan ini, orang yang bersangkutan menyadari tanggung jawabnya terhadap sesama. Dengan bakat kemampuan yang diterima dari Tuhan, orang yang bersangkutan diharapkan hidup bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk ikut membina Tubuh Kristus Umat Allah. Bakat kemampuan menyatakan karya Roh, yang melalui setiap orang Kristen, menghantar sesamanya kepada Kristus. Ketiga; Sakramen Ekaristi Pada malam menjelang sengsara-Nya, Yesus mengajak murid-murid-Nya untuk merayakan hari kemerdekaan bangsa-Nya Paska sesuai dengan adat istiadat Yahudi. Bangsa Yahudi memperingati pembebasan dari Mesir dalam sebuah perjamuan kekeluargaan. Dalam perjamuan Paska itu, Yesus mengambil roti makanan sehari- hari orang Yahudi, memecahkannya, dan membagi-bagikan roti itu seraya berkata: “Makanlah roti ini, karena inilah Tubuh-Ku yang dikorbankan bagimu.” Tubuh adalah tanda kehadiran Yesus yang tersalib yang dikorbankan bagi kita. Kemudian, Yesus mengambil sebuah cawan piala berisi air anggur sambil berkata: “Minumlah semua dari cawan ini, karena inilah Darah-Ku, darah perjanjian baru dan kekal yang diadakan dengan kalian dan dengan semua manusia demi pengampunan dosa” Darah menjadi tanda hidup. Jadi, kalau Yesus memberikan darah-Nya berarti Ia menyerahkan diri-Nya seluruhnya untuk kita. Kata-kata Yesus mengungkapkan wafat-Nya. Injil Matius dan Markus Sumber: HidupKatolik.org Gambar 4.3 Sumber: Penulis Gambar 4.4