Penyakit HIVAIDS Bebas dari HIVAIDS dan Obat Terlarang

167 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Ancaman hancurnya program investasi SDM juga bisa terjadi akibat banyaknya generasi muda Indonesia yang terlibat narkoba. Sebanyak 27 persen generasi muda Indonesia terlibat narkoba dan pergaulan seks bebas tercatat sebesar 20,9 persen. “Jumlah generasi muda Indonesia mencapai 74 juta jiwa, jumlah yang cukup besar dan sangat potensial sebagai sumber investasi SDM di RI yang sekaligus masuk dalam program Bonus Demograi tahun 2012,” katanya. ANTARA http:indonesia.ucanews.com2012110545-persen-generasi-muda-indonesia-terjangkit-hivaids • Setelah menyimak dengan saksama artikel tersebut, sekarang coba rumuskan beberapa pertanyaan untuk kemudian diskusikan bersama teman-temanmu, dengan memperhatikan beberapa hal, antara lain; analisa isi atau konten berita, hubungan antara NARKOBA dan HIVAIDS, makna HIVAIDS, cara-cara penularan HIVAIDS, gejala orang yang terinfeksi HIVAIDS, akibat HIVAIDS bagi kelangsungan bangsa kita ke depan.

4. AjaranPandangan Gereja Katolik tentang Hubungan Narkoba dan HIVAIDS

Sebagai orang Katolik Kristiani, kita memiliki ajaran iman sebagai pedoman hidup kita yang bersumber pada Kitab Suci, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Sekarang cobalah temukan teks Kitab Suci apa saja yang berbicara tentang kesucian tubuh manusia yang harus dijaga. Setelah menemukan teks itu, coba jelaskan apa hubungan antara pesan teks Kitab Suci dengan para pemakai Narkoba yang juga terinfeksi HIVAIDS.

5. Upaya-Upaya Pencegahan terhadap Narkoba dan HIVAIDS

Apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah penggunaan Narkoba serta terinfeksi dari HIVAIDS? Baik negara maupun lembaga agama, seperti Gereja Katolik berjuang keras untuk mencegah Narkoba dan HIVAIDS yang mengancam kehidupan umat manusia. Apa dan bagaimana upaya negara dan lembaga agama atau Gereja Katolik pada khususnya untuk menanggulangi masalah tersebut? 168 Kelas XI

6. Menghayati Hidup Sehat; Bebas dari HIVAIDS dan Obat Terlarang Releksi

Sebagai bahan releksi, simaklah terlebih dahulu artikel berikut ini. KWI Ajak Umat Atasi Penyalahgunaan Narkoba Para uskup mengajak seluruh umat Katolik di Indonesia untuk terlibat secara aktif dalam upaya memerangi penyalahgunaan narkoba yang dianggap sebagai bencana kemanusiaan yang sangat membahayakan dan mampu meruntuhkan sendi-sendi kehidupan bangsa. “Narkoba telah menyebabkan banyak orang menderita secara isik dan juga secara rohani. Ini sungguh menyedihkan kami. Oleh karena itu, para Bapak Uskup dalam sidang ingin agar kita semua ikut terlibat,” kata Uskup Agung Palembang Mgr. Aloysius Sudarso SCJ. Pernyataan tersebut disampaikan dalam homili saat Misa yang diadakan Kamis 141113 sore di Paroki Kristus Raja di Pejompongan, Jakarta Pusat. Misa ini menutup Sidang KWI yang digelar selama 10 hari dan dihadiri oleh lebih dari 30 Uskup. Selama sidang, para Uskup juga mengikuti hari-hari studi dengan mendatangkan sejumlah narasumber. “Kami, para Uskup, telah mendengar tentang penyalahgunaan narkoba selama studi di awal sidang. Setelah kami mempelajarinya, kami mengajak seluruh umat beriman untuk bersama-sama memerangi penyalahgunaan narkoba yang merusak kehidupan orang yang terlibat didalamnya,” kata prelatus itu. “Sidang ini mengajak kita semua, seluruh umat Gereja, untuk memberi perhatian kepada korban- korban narkoba dan untuk memberi perhatian kepada rehabilitasi bagi mereka yang terkena narkoba,” lanjutnya. Ia juga mengimbau agar para orangtua juga memberi perhatian kepada anak-anak mereka untuk mencegah adanya penyalahgunaan narkoba. Berbicara kepada ucanews. com, Uskup Agung Sudarso menyinggung soal bahaya penyalahgunaan narkoba bagi keluarga. “Kemarin saat sidang kami juga mengundang satu keluarga yang anaknya terkena narkoba. Narkoba memberi keluarga suatu masalah seperti keretakan rumah tangga,” katanya. Terkait upaya rehabilitasi, ia menegaskan bahwa ini harus menjadi langkah pertama dalam membantu para korban penyalahgunaan narkoba. “Banyak korban narkoba yang dimasukkan ke penjara. Itu bukan jalan. Jadi untuk membantu korban narkoba adalah menyiapkan pusat-pusat rehabilitasi.” Ia juga menyarankan agar setiap keuskupan hendaknya bekerjasama dengan rumah sakit-rumah sakit Katolik setempat. “Rumah sakit Katolik, walaupun kecil, mulai membuat rehabilitasi,” katanya. Sebagai contoh, Uskup Agung Sudarso lalu menyebut Rehabilitasi Kunci yang didirikan oleh para Bruder Karitas FC pada November 2005 di Sleman, Yogyakarta. Bruder Apolonaris Setara FC, yang juga