Menghayati Hubungan Awam dan Hierarki Relieksi

52 Kelas XI Bab IV Tugas-Tugas Gereja Katekismus Gereja Katolik merumuskan Gereja sebagai “himpunan orang-orang yang digerakkan untuk berkumpul oleh Firman Allah, yakni, berhimpun bersama untuk membentuk Umat Allah dan yang diberi santapan dengan Tubuh kristus, menjadi Tubuh Kristus” No 777. Eksistensi himpunan Umat Allah ini diwujudkan secara lokal dalam hidup berparoki. Di dalam paroki inilah himpunan Umat Allah mengambil bagian dan terlibat dalam menghidupkan peribadatan yang menguduskan Liturgia, mengembangkan pewartaan Kabar Gembira Kerygma, menghadirkan dan membangun persekutuan Koinonia, memajukan karya cinta kasihpelayanan Diakonia dan memberi kesaksian sebagai murid-murid Tuhan Yesus Kristus Martyria. Pokok bahasan ini berturut-turut akan membahas tentang tugas-tugas Gereja yaitu pengudusan Liturgia, pewartaan Kabar Gembira Kerygma, memberi ke- saksian sebagai murid-murid Yesus Kristus Martyria, membangun persekutuan Koinonia, memajukan karya cinta kasihpelayanan Diakonia. 53 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

A. Gereja yang Menguduskan Liturgia

“Gereja di dunia merayakan liturgi sebagai umat imami, setiap orang bertindak menurut fungsinya masing-masing dalam kesatuan dengan Roh Kudus. Orang-orang yang dibaptis menyerahkan diri mereka kedalam korban rohani, para pelayan yang ditahbiskan merayakan sesuai dengan tugas yang mereka terima bagi pelayanan seluruh anggota Gereja, para Uskup dan imam bertindak atas nama Pribadi Kristus, sang Kepala” KKGK 235. Doa: Ya Allah yang Mahakudus, melalui Sakramen Pembaptisan Engkau telah mengangkat kami menjadi putra-putri-Mu. Demikian juga melalui sakramen-sakremen yang Engkau curahkan melalui Gereja-Mu telah menguduskan kami semua, sehingga layaklah kami memperoleh hidup abadi. Ya Allah yang Mahakudus, kuduskanlah tempat ini, kuduskanlah kami semua yang hendak melangsungkan pertemuan ini, agar proses pembicaraan pembelajaran kami ini bermanfaat bagi kami dan seluruh umat Allah. Engkau yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

1. Doa sebagai Sarana Pengudusan

Sebagai orang beriman, kita semua pasti berdoa setiap hari, entah secara pribadi atau secara bersama-sama. Contohnya, sebelum memulai pelajaran ini, kita berdoa bersama-sama. Nah, apa sesungguhnya makna doa itu menurut dirimu? Apakah sekedar mengikuti kebiasaan yang sudah ada, ataukah lebih dari itu? Cobalah ber- tanya ke pada temanmu, apa makna doa bagi dirinya? Salinglah bertukar pengalaman tentang doa yang kamu lakukan setiap hari. Selanjutnya, untuk memahami makna doa dalam kehidupan Gereja Katolik, cobalah simak tulisan berikut ini. Berteguhlah dalam Iman Ketika menghadapi aneka kesukaran dalam perutusan evangelisasi, mungkin kalian akan dicobai untuk berkata seperti nabi Yeremia: “Ah, Tuhan, aku tidak pandai bicara karena aku ini masih muda”. Tetapi Tuhan akan berkata kepada kalian juga: “Jangan katakan ‘aku ini masih muda’; tetapi kepada siapapun engkau 54 Kelas XI Kuutus, engkau harus pergi” Yer 1:6- 7. Kapan saja kalian merasa tidak cakap, tidak mampu dan rapuh dalam mewartakan dan memberi kesaksian iman, jangan takut. Evangelisasi bukanlah prakarsa kita. Dan evangelisasi tidak bergantung pada bakat-bakat kita. Evangelisasi adalah sebuah tanggapan yang setia dan taat pada panggilan Tuhan, dan karena itu bukan tergantung pada kekuatan kita melainkan pada kekuatan Tuhan. Santo Paulus mengetahui hal ini dari pengalaman: “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah bukan dari diri kami” 2Kor 4:7. Untuk alasan ini, saya menyemangati kalian untuk membuat doa dan sakramen- sakramen sebagai pondasi kalian. Evangelisasi yang asli lahir dari doa dan dilanjutkan dengan doa. Kita pertama-tama harus bercakap-cakap dengan Tuhan agar mampu bercakap-cakap tentang Tuhan. Dalam doa, kita mempercayakan pada Tuhan, orang- orang, yang kepada mereka kita telah diutus, memohon Dia agar menjamah hati mereka. Kita mohon Roh Kudus untuk menjadikan kita alat-alat untuk keselamatan mereka. Kita mohon Kristus untuk menaruh kata-kata-Nya di bibir kita dan untuk menjadikan kita tanda-tanda cinta kasih-nya. Secara lebih umum, kita berdoa bagi missi seluruh Gereja, seperti telah dengan jelas diperintahkan Yesus: “Mintalah kepada tuan yang empunya tuaian supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” Mat 9:38. Temukanlah dalam Perayaan Ekaristi, mata air kehidupan iman dan kesaksian Kristen, dengan cara berkala menghadiri perayaan ekaristi setiap minggu dan kapan saja kalian bisa hadir dalam sepekan. Datanglah ke Sakramen Tobat secara berkala. Hal ini merupakan perjumpaan yang istimewa dengan belas kasih Allah saat Dia menyambut kita, mengampuni kita, memperbarui hati kita dalam cinta kasih. Berupayalah menerima Sakramen Penguatan atau Krisma, jika kalian belum menerimanya, dan persiapkanlah dengan penuh perhatian dan komitmen. Sakramen Penguatan, seperti Sakramen Ekaristi, ialah sakramen perutusan, karena memberikan kepada kita kekuatan dan cinta kasih dari Roh Kudus untuk mengakui iman kita tanpa takut. Saya juga mendorong kalian untuk melaksanakan Adorasi Ekaristi. Menggunakan waktu untuk mendengarkan dan bercakap-cakap dengan Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus menjadi sumber semangat perutusan yang baru. Jika kalian mengikuti jalan ini, Kristus sendiri akan memberikan pada kalian kemampuan untuk setia penuh terhadap sabda-Nya dan menjadi saksi yang setia dan bersemangat atas Dia. Kadang-kadang kalian akan dipanggil untuk memberikan bukti dari ketekunanmu, khususnya ketika Sabda Allah menemui penolakan atau tentangan. Di wilayah-wilayah dunia tertentu, sebagian dari kalian menderita oleh Sumber: RawStory.com Gambar 4.1