AjaranPandangan Gereja Katolik tentang Hubungan Narkoba dan HIVAIDS

168 Kelas XI

6. Menghayati Hidup Sehat; Bebas dari HIVAIDS dan Obat Terlarang Releksi

Sebagai bahan releksi, simaklah terlebih dahulu artikel berikut ini. KWI Ajak Umat Atasi Penyalahgunaan Narkoba Para uskup mengajak seluruh umat Katolik di Indonesia untuk terlibat secara aktif dalam upaya memerangi penyalahgunaan narkoba yang dianggap sebagai bencana kemanusiaan yang sangat membahayakan dan mampu meruntuhkan sendi-sendi kehidupan bangsa. “Narkoba telah menyebabkan banyak orang menderita secara isik dan juga secara rohani. Ini sungguh menyedihkan kami. Oleh karena itu, para Bapak Uskup dalam sidang ingin agar kita semua ikut terlibat,” kata Uskup Agung Palembang Mgr. Aloysius Sudarso SCJ. Pernyataan tersebut disampaikan dalam homili saat Misa yang diadakan Kamis 141113 sore di Paroki Kristus Raja di Pejompongan, Jakarta Pusat. Misa ini menutup Sidang KWI yang digelar selama 10 hari dan dihadiri oleh lebih dari 30 Uskup. Selama sidang, para Uskup juga mengikuti hari-hari studi dengan mendatangkan sejumlah narasumber. “Kami, para Uskup, telah mendengar tentang penyalahgunaan narkoba selama studi di awal sidang. Setelah kami mempelajarinya, kami mengajak seluruh umat beriman untuk bersama-sama memerangi penyalahgunaan narkoba yang merusak kehidupan orang yang terlibat didalamnya,” kata prelatus itu. “Sidang ini mengajak kita semua, seluruh umat Gereja, untuk memberi perhatian kepada korban- korban narkoba dan untuk memberi perhatian kepada rehabilitasi bagi mereka yang terkena narkoba,” lanjutnya. Ia juga mengimbau agar para orangtua juga memberi perhatian kepada anak-anak mereka untuk mencegah adanya penyalahgunaan narkoba. Berbicara kepada ucanews. com, Uskup Agung Sudarso menyinggung soal bahaya penyalahgunaan narkoba bagi keluarga. “Kemarin saat sidang kami juga mengundang satu keluarga yang anaknya terkena narkoba. Narkoba memberi keluarga suatu masalah seperti keretakan rumah tangga,” katanya. Terkait upaya rehabilitasi, ia menegaskan bahwa ini harus menjadi langkah pertama dalam membantu para korban penyalahgunaan narkoba. “Banyak korban narkoba yang dimasukkan ke penjara. Itu bukan jalan. Jadi untuk membantu korban narkoba adalah menyiapkan pusat-pusat rehabilitasi.” Ia juga menyarankan agar setiap keuskupan hendaknya bekerjasama dengan rumah sakit-rumah sakit Katolik setempat. “Rumah sakit Katolik, walaupun kecil, mulai membuat rehabilitasi,” katanya. Sebagai contoh, Uskup Agung Sudarso lalu menyebut Rehabilitasi Kunci yang didirikan oleh para Bruder Karitas FC pada November 2005 di Sleman, Yogyakarta. Bruder Apolonaris Setara FC, yang juga