Mengamati dan Mendalami Kasus Bunuh Diri dan Euthanasia

143 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Muluk, mengatakan seseorang dengan kondisi mental tertentu dan kebetulan ditimpa masalah berat bisa tiba-tiba berpikir untuk mengakhiri hidupnya: “Saat pikiran itu ada, muncul pula pikiran cara-cara bunuh diri yang efektif. Mungkin saat itulah kasus bunuh diri mengilhaminya,” kata Hamdi. Dengan gencarnya berita tentang kasus bunuh diri di media massa, pernyataan Hamdi Muluk memang ada benarnya. Kompas.com 5 Januari 2011 memuat berita Awas, Bunuh Diri di Mal Jadi Tren, pada 4 Januari 2011 Iwan, tamu hotel Boutique di Jl. S. Parman, melompat dari lantai 9. Pada hari yang sama, Hendrik Cendana, pemilik bengkel dinamo di Jl. Kerajinan, melompat dari lantai 3 gedung Gajah Mada Plaza. Bila Iwan hanya mengalami luka-luka, Hendrik tewas dengan kepala pecah. Sehari sebelumnya, Agus Sarwono, pegawai Tata Usaha SMP swasta, melompat dari pusat perbelanjaan Blok M Square. Agus tewas mengenaskan. Apa yang mendorong orang untuk bunuh diri? Menurut pengamatan saya, korban merangkap pelaku berasal dari setiap strata sosial, mulai dari pengangguran sampai kalangan berduit. Laki-laki, perempuan, bahkan anak-anak. Berpendidikan, dan kurang berpendidikan. Alasannya macam-macam, seperti diungkap oleh dosen Trisakti Ahmad Prayitno di atas, sampai hal-hal yang bagi orang lain nampak sepele seperti patah hati, tidak naik kelas, takut dimarahi orang tua, bahkan karena protes gara-gara dagangannya disita polisi seperti yang terjadi di Tunisia; Muhammed Bouazizi, 26 tahun, sarjana komputer karena situasi ekonomi yang sulit di Tunisia terpaksa jadi pengasong buah dan sayur. Tanggal 17 Desember 2010 yang lalu, dagangannya disita polisi. Bouazizi protes, dagangannya adalah satu-satunya sumber penghidupannya. Ia protes dengan cara membakar diri. Setelah berhari-hari dirawat di rumah sakit, Bouazisi meninggal tanggal 4 Januari 2011. Protesnya itu akhirnya menjungkalkan Presiden Zine El Abidine Ben Ali dari kursi yang sudah didudukinya selama 23 tahun. Bila penyebab Bouazizi bunuh diri adalah protes atas kesewenang-wenangan penguasa ditambah tekanan ekonomi, nampaknya tidak demikian di Jepang. Negeri yang sempat porak poranda akibat perang dunia II itu, telah tumbuh menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia, dan rata-rata penduduknya hidup berkecukupan. Lantas, apa pasal banyak rakyatnya yang bunuh diri? Jepang, pada 2010 mencatat angka bunuh diri sebanyak 31.560 orang. Urutan pertama ditempati Tokyo dengan jumlah 2.938 orang; disusul Osaka sebanyak 2.031 orang dan Kanagawa sebanyak 1.810 orang. Tingginya angka bunuh diri yang terus meningkat selama 13 tahun sampai membuat Pemerintah Jepang menugaskan NPA Kepolisian Nasional Jepang untuk menyelidiki penyebab aksi bunuh diri. Kerasnya persaingan hidup di Jepang dan harga diri yang dijunjung tinggi kerap dituding menjadi biang keladi pemicu bunuh diri. Zaman dahulu, seorang samurai lebih baik melakukan seppuku daripada hidup menanggung malu. Kemudian, ketika Jepang memutuskan menyerah pada Sekutu semasa perang dunia II, banyak tentara Jepang yang memilih bunuh diri daripada menyerah kepada musuh. Tahun 1995, Wakil Walikota Kobe, bunuh diri karena merasa gagal memulihkan kota Kobe pasca gempa bumi hebat tahun 1995. Tahun 2007, Menteri Pertanian Jepang, Toshikatsu Matsuoka, menggantung diri karena tersandung perkara korupsi. 144 Kelas XI Persaingan hidup yang keras di Jepang juga menjadi penyebab. Etos kerja di Jepang menjunjung tinggi kesetiaan pada perusahaan. Tak jarang seseorang bekerja di suatu perusahaan yang ayah bahkan kakeknya pernah bekerja di situ. Maka ketika kesetiaannya diragukan, atau posisinya tergeser oleh pendatang baru, seseorang bisa memutuskan untuk mengakhiri hidup. Demikian juga dengan nilai sekolah yang merosot, dimarahi guru, ijime bullying, jam sekolah yang panjang, beban sekolah yang berat, menjadi sebab sebagian anak sekolah di Jepang melakukan bunuh diri. Dari beberapa kasus bunuh diri yang saya baca, ada orang yang bunuh diri karena sakit parah tak kunjung sembuh. Dari sudut pandang pasien yang berada dalam status vegetable, sepenuhnya bergantung pada orang lain, mengakhiri hidup adalah hal yang logis. Masalahnya, kalau untuk melakukan tindak bunuh diri itu ia memerlukan bantuan orang lain. Hingga kini, euthanasia masih jadi perdebatan banyak kalangan. Sejauh ini hanya Belanda dan Belgia yang melegalkan euthanasia, sedangkan di banyak negara lain masih dianggap sebagai tindak kejahatan. Kembali lagi pada SMS perempuan di atas, apakah sungguh ia akan bunuh diri? Dari kasus-kasus bunuh diri di Indonesia, ternyata hanya sedikit yang disebabkan karena patah hati atau putus cinta. Angka persis untuk Indonesia tak bisa saya dapatkan, tetapi saya ambil contoh di Sragen pada 2009 ada 18 kasus, dan tidak ada satu pun yang disebabkan oleh putus cinta Kompas.com, 30 Juli 2010, Makin Sering Orang Bunuh Diri di Sragen. seppuku: lebih dikenal dengan sebutan hara-kiri, dilakukan dengan cara menusuk perut dengan tanto pisau atau wakizashi pedang pendek lalu merobeknya ke kiri dan ke kanan. Sementara itu, di belakang orang yang melakukan seppuku, berdiri seorang kaishakunin orang kedua yang tugasnya kemudian menebas leher si samurai. Seppuku adalah suatu ritual yang dilakukan di depan umum dan dianggap sebagai penebus malu Oleh Tina Kardjono http:sosbud.kompasiana.com20110322berani-bunuh-diri-348566.html • Setelah menyimak artikel tersebut, cobalah merumuskan pertanyaan- pertanyaan untuk mendalami artikel itu, dengan memperhatikan beberapa hal seperti pendapat pribadi tentang bunuh diri, alasan orang bunuh diri, kasus-kasus bunuh diri di dunia dan di Indonesia.

2. Tindakan Euthanasia

Simaklah kisah berikut ini Kasus Ny Agian, RS Telah Lakukan Euthanasia Pasif Jakarta - Masih ingat Ny. Agian yang karena lama tidak sadarkan diri dari sakitnya membuat sang suami minta agar RS menyuntik mati saja euthanasia, tapi 145 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti ditolak? Menurut dr Marius Widjajarta, apa yang dilakukan RS terhadap Ny. Agian sudah masuk kategori euthanasia pasif. “Sebenarnya pihak RS sudah melaksanakan euthanasia pasif. Kalau orang yang tidak punya uang dan membuat suatu pernyataan tidak mau dirawat, itu sudah merupakan euthanasia pasif meskipun euthanasia dapat diancam hingga 12 tahun penjara,” kata Marius dari Yayasan Konsumen Kesehatan Indonesia menjawab pertanyaan wartawan. Seperti diketahui, Ny. Agian Isna Nauli 33 hingga kini dirawat di bagian stroke RSCM, Jakarta, setelah berbulan-bulan tidak sadarkan diri pasca melahirkan. Karena ketiadaan ongkos, suaminya Hassan Kusuma meminta RSCM menyuntik mati isterinya karena dirasa tidak ada harapan hidup normal kembali. Tapi RSCM menolak menyuntik mati Agian karena secara kedokteran tidak bisa dikatakan koma meskipun dia tidak bisa melakukan kontak. Dalam istilah kedokteran, pasien mengalami gangguan komplikasi, digolongkan sebagai stroke, sehingga tidak ada alasan untuk euthanasia. Selain itu, di Indonesia, euthanasia tidak dibenarkan dalam etika dokter juga dalam hukum “Jadi saya rasa, kalau pembiayaan kesehatan sudah ditanggung negara dengan disahkannya UU Sistem Jaminan Sosial, maka saya rasa kasus-kasus euthanasia tidak terulang lagi,” sambung dr Marius. Bagaimana dengan permintaan euthanasia bukan alasan biaya, tapi karena tidak punya harapan hidup? “Karena itulah saya sudah menganjurkan pada pemerintah, profesi, ahli hukum, dan agama, kalau euthaniasi diatur lagi sesuai peraturan. Jangan seperti sekarang, boleh atau tidak boleh. Tetapi, harus ada jalan keluarnya bahwa pasien mempunyai hak untuk memilih,” demikian dr Marius. Muhammad Atqa - detikNews • Setelah menyimak artikel tersebut, cobalah merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk mendalami artikel itu, dengan memperhatikan beberapa hal seperti; pendapat pribadi tentang cerita tersebut, makna euthanasia, euthanasia diperbolehkan atau tidak serta apa alasannya.

3. Pandangan Gereja tentang Bunuh Diri dan Euthanasia

Setelah memahami pandangan umum tentang bunuh diri dan euthanasia, sekarang simaklah apa dan bagaimana pandangan Gereja Katolik tentang bunuh diri dan euthanasia.

a. Pandangan Gereja tentang bunuh diri 1 Kitab Suci:

- Manusia hidup karena diciptakan dan dikasihi Allah. Karena itu, biarpun sifatnya manusiawi dan bukan Ilahi, hidup itu suci. Kitab Suci menyatakan bahwa nyawa manusia yakni hidup biologisnya tidak boleh diremehkan. Hidup manusia mempunyai nilai yang istimewa karena sifatnya yang pribadi.