Memahami Arti dan Makna Gereja
3 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
• Setelah menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, sekarang perhatikan gambar-gambar berikut.
Sumber: Dokumen Penulis Sumber: Dokumen Penulis Gambar 1.1. Gereja Gambar 1.2. Umat Gereja
• Setelah mengamati gambar-gambar tersebut cobalah kembali merumuskan
beberapa pertanyaan berdasarkan gambar 1.1. dan gambar 1.2, selanjutkan diskusikan bersama teman sekelas dan gurumu.
• Setelah berdialog tentang pesan dari gambar 1.1 dan gambar 1.2, cobalah mengamati
pandangan, pemahaman, atau pendapat orang-orang pada umumnya baik umat katolik sendiri maupun non katolik tentang apa makna Gereja menurut mereka?
coba diskusikan dengan teman-temanmu
• Setelah mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan di atas, sekarang simaklah artikel
berikut ini.
Paus : Gereja sebagai Keluarga Allah
Audiensi Umum Paus Fransiskus pada tanggal 29 Mei 2013 Dalam beberapa bulan terakhir saya menyebutkan
lebih dari sekali Perumpamaan tentang Anak yang Hilang atau, lebih tepatnya, Bapa Yang Murah Hati bdk.
Luk 15:11-32. Anak bungsu meninggalkan rumah ayahnya, menghabiskan semua yang ia miliki dan
memutuskan untuk pulang lagi karena dia menyadari bahwa dia telah bersalah. Dia tidak lagi menganggap
dirinya layak menjadi anak tapi berpikir ia memiliki kesempatan untuk dipekerjakan sebagai pembantu.
Ayahnya, sebaliknya, berlari untuk menemui dia, memeluknya, mengembalikan martabatnya sebagai
anak dan merayakan hal tersebut. Perumpamaan ini, seperti yang lainnya dalam Injil, jelas menunjukkan
rencana Allah bagi umat manusia.
Apakah rencana Allah itu? Yakni membuat kita semua menjadi satu keluarga sebagai anak-anak-Nya, di mana setiap orang merasa bahwa Allah itu dekat dan merasa
Sumber: Vatican.va Gambar 1.3 Paus Fransiskus
4 Kelas XI
dicintai oleh-Nya, seperti dalam perumpamaan Injil, merasakan kehangatan menjadi keluarga Allah. Gereja berakar dalam rencana besar ini. Gereja bukan organisasi
yang didirikan atas perjanjian antara beberapa orang, tapi seperti Paus Benediktus XVI sering mengingatkan kita, Gereja adalah pekerjaan Allah, yang lahir justru dari
rancangan penuh kasih ini yang secara bertahap masuk ke dalam sejarah. Gereja ini lahir dari keinginan Allah untuk memanggil semua orang dalam persekutuan
dengan Dia, persahabatan dengan Dia; untuk berbagi dalam kehidupan ilahi-Nya sendiri sebagai putra putri-Nya. Kata “Gereja”, berasal dari bahasa Yunani “ekklesia”
, berarti “pertemuan akbar orang – orang yang dipanggil”: Allah memanggil kita, Ia mendorong kita untuk keluar dari individualisme, dari kecenderungan menutup diri
kita sendiri, dan Dia memanggil kita untuk menjadi keluarga-Nya.
Selanjutnya, panggilan ini berasal dari penciptaan itu sendiri. Allah menciptakan manusia supaya kita hidup dalam hubungan persahabatan yang mendalam dengan
Dia, dan bahkan ketika dosa memutuskan hubungan manusia dengan Allah dan dengan ciptaan lainnya, Allah tidak meninggalkan kita. Seluruh kisah keselamatan
adalah kisah Allah yang berusaha meraih manusia, menawarkan mereka cinta-Nya dan menyambut mereka. Ia memanggil Abraham untuk menjadi bapa dari banyak
bangsa, Ia memilih orang Israel untuk membuat sebuah perjanjian yang akan merangkul semua orang, dan dalam kepenuhan waktu, Ia mengutus Putra-Nya
sehingga rencana cinta dan keselamatan-Nya dapat digenapi dalam Perjanjian baru dan kekal dengan seluruh umat manusia.
Ketika kita membaca Injil, kita mengetahui bahwa Yesus mengumpulkan komunitas kecil di sekitar-Nya yang menerima irman-Nya, mengikuti-Nya, turut
serta dalam perjalanan-Nya, menjadi keluarga-Nya, dan dengan komunitas inilah Dia mempersiapkan dan membangun Gereja-Nya.
Jadi dari manakah Gereja itu terlahir? Gereja lahir dari tindakan kasih yang paling agung dari Salib, dari sisi lambung Yesus yang ditusuk dan mengalirkan darah dan air,
simbol dari Sakramen Ekaristi dan Pembaptisan. Darah kehidupan keluarga Allah, Gereja, adalah kasih Allah yang diaktualisasikan dalam mencintai diri-Nya dan orang
lain, semua orang, tanpa membeda-bedakan. Gereja adalah keluarga yang kita cintai dan mencintai kita.
Kapan Gereja memanifestasikan dirinya? Kita merayakannya dua minggu yang lalu, Gereja menjadi nyata ketika karunia Roh Kudus memenuhi hati para Rasul dan
membakar semangat mereka untuk pergi ke luar dan memulai perjalanan mereka untuk mewartakan Injil, menyebarkan kasih Allah.
Sampai saat ini masih ada beberapa orang yang mengatakan: “Kristus ya, Gereja tidak”. Seperti orang yang mengatakan “Saya percaya pada Tuhan tetapi tidak pada
Imam”. Tapi Gereja sendiri yang membawa Kristus kepada kita dan yang membawa kita kepada Allah. Gereja adalah keluarga besar anak-anak Allah. Tentu saja Gereja
juga memiliki aspek manusiawi. Dalam diri mereka yang membentuk Gereja, para imam dan umat beriman, terdapat kekurangan, ketidaksempurnaan dan dosa. Paus
juga memiliki hal – hal tersebut – dan banyak dari mereka; tetapi yang indah adalah bahwa ketika kita menyadari bahwa kita adalah orang berdosa yang menemukan
rahmat Allah yang selalu mengampuni. Jangan lupa: Allah selalu mengampuni dan
5 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
menerima kita ke dalam cinta-Nya yang penuh dengan pengampunan dan belas kasihan. Beberapa orang mengatakan bahwa dosa adalah suatu pelanggaran terhadap
Allah, tetapi juga merupakan kesempatan untuk merendahkan diri sendiri untuk menyadari bahwa ada sesuatu yang lain lebih indah: kerahiman Allah. Mari kita
pikirkan hal ini.
Mari kita bertanya pada diri kita hari ini: seberapa saya mencintai Gereja? Apakah saya berdoa untuknya? Apakah saya merasa menjadi bagian dari keluarga Gereja? Apa
yang harus saya lakukan untuk memastikan bahwa Gereja adalah sebuah komunitas di mana masing-masing orang merasa diterima dan dipahami, merasa belas kasihan
dan kasih Allah yang memperbaharui hidup? Iman adalah sebuah karunia dan sebuah perbuatan yang menjadi perhatian kita secara pribadi, tapi Allah memanggil
kita untuk hidup dengan iman kita bersama-sama, sebagai sebuah keluarga, sebagai Gereja.
Mari kita mohon kepada Tuhan, dengan cara yang sangat khusus selama Tahun Iman ini, semoga masyarakat kita, seluruh Gereja, semakin menjadi keluarga sejati
yang hidup dan membawa kehangatan kasih Allah...AO
Lapangan Santo Petrus, 29 Mei 2013 ,
Diterjemahkan dari: www.vatican.va dalam http:katolisitas.org11518paus-gereja-sebagai-keluarga-allah
• Setelah menyimak cerita tersebut, cobalah merumuskan beberapa pertanyaan un-
tuk didiskusikan bersama teman-temanmu, dengan memerhatikan unsur-unsur; gambaran Gereja, makna Gereja, ciri-ciri Gereja, serta bagaimana analisa anda
sendiri atau kelompok diskusi terhadap artikel atau kisah tersebut.