Doa sebagai Sarana Pengudusan

54 Kelas XI Kuutus, engkau harus pergi” Yer 1:6- 7. Kapan saja kalian merasa tidak cakap, tidak mampu dan rapuh dalam mewartakan dan memberi kesaksian iman, jangan takut. Evangelisasi bukanlah prakarsa kita. Dan evangelisasi tidak bergantung pada bakat-bakat kita. Evangelisasi adalah sebuah tanggapan yang setia dan taat pada panggilan Tuhan, dan karena itu bukan tergantung pada kekuatan kita melainkan pada kekuatan Tuhan. Santo Paulus mengetahui hal ini dari pengalaman: “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah bukan dari diri kami” 2Kor 4:7. Untuk alasan ini, saya menyemangati kalian untuk membuat doa dan sakramen- sakramen sebagai pondasi kalian. Evangelisasi yang asli lahir dari doa dan dilanjutkan dengan doa. Kita pertama-tama harus bercakap-cakap dengan Tuhan agar mampu bercakap-cakap tentang Tuhan. Dalam doa, kita mempercayakan pada Tuhan, orang- orang, yang kepada mereka kita telah diutus, memohon Dia agar menjamah hati mereka. Kita mohon Roh Kudus untuk menjadikan kita alat-alat untuk keselamatan mereka. Kita mohon Kristus untuk menaruh kata-kata-Nya di bibir kita dan untuk menjadikan kita tanda-tanda cinta kasih-nya. Secara lebih umum, kita berdoa bagi missi seluruh Gereja, seperti telah dengan jelas diperintahkan Yesus: “Mintalah kepada tuan yang empunya tuaian supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” Mat 9:38. Temukanlah dalam Perayaan Ekaristi, mata air kehidupan iman dan kesaksian Kristen, dengan cara berkala menghadiri perayaan ekaristi setiap minggu dan kapan saja kalian bisa hadir dalam sepekan. Datanglah ke Sakramen Tobat secara berkala. Hal ini merupakan perjumpaan yang istimewa dengan belas kasih Allah saat Dia menyambut kita, mengampuni kita, memperbarui hati kita dalam cinta kasih. Berupayalah menerima Sakramen Penguatan atau Krisma, jika kalian belum menerimanya, dan persiapkanlah dengan penuh perhatian dan komitmen. Sakramen Penguatan, seperti Sakramen Ekaristi, ialah sakramen perutusan, karena memberikan kepada kita kekuatan dan cinta kasih dari Roh Kudus untuk mengakui iman kita tanpa takut. Saya juga mendorong kalian untuk melaksanakan Adorasi Ekaristi. Menggunakan waktu untuk mendengarkan dan bercakap-cakap dengan Yesus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus menjadi sumber semangat perutusan yang baru. Jika kalian mengikuti jalan ini, Kristus sendiri akan memberikan pada kalian kemampuan untuk setia penuh terhadap sabda-Nya dan menjadi saksi yang setia dan bersemangat atas Dia. Kadang-kadang kalian akan dipanggil untuk memberikan bukti dari ketekunanmu, khususnya ketika Sabda Allah menemui penolakan atau tentangan. Di wilayah-wilayah dunia tertentu, sebagian dari kalian menderita oleh Sumber: RawStory.com Gambar 4.1 55 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti fakta bahwa kalian tidak dapat menjalankan kesaksian publik atas iman kalian akan Kristus berhubung dengan kurangnya kebebasan agama. Beberapa teman telah membayar harga dari kenyataan bahwa mereka telah menjadi kepunyaan Gereja dengan nyawa mereka. Saya meminta kalian untuk tetap berteguh dalam iman, percaya bahwa Kristus ada di sisi kalian pada setiap pencobaan. Kepada kalian pula Ia berkata: “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu diitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga” Mat 5:11-12. Pesan Paus Fransiskus bagi kaum muda, persiapan menuju WYD 2013 gbr. www.rawstory.com • Setelah menyimak cerita tersebut, cobalah merumuskan beberapa pertanyaan un- tuk mendalami artikel tersebut bersama-sama teman sekelasmu dengan fokus per- hatian pada isi pesan Paus kepada kaum muda Katolik, makna doa menurut cerita tersebut, peran Ekaristi dalam kehidupan umat Katolik, serta bagaimana korelasi kisah itu dengan pengalaman hidupmu sendiri.

2. Makna Doa menurut Ajaran Gereja

Simaklah artikel berikut ini. “Keikut sertaan kaum awam dalam imamat umum dan ibadat. Imam Tertinggi dan Abadi Kristus Yesus bermaksud melangsungkan kesaksian dan palayanan-Nya melalui kaum awam juga. Maka oleh Roh-Nya Ia tiada hentinya menghidupkan dan mendorong mereka untuk menjalankan segala karya yang baik dan sempurna. Sebab mereka, yang erat-erat disatukan-Nya dengan hidup dan perutusan-Nya, juga diikutsertakan-Nya dalam tugas imamat-Nya untuk melaksanakan ibadat rohani, supaya Allah dimuliakan dan umat manusia diselamatkan. Oleh karena itu para awam, sebagai orang yang menyerahkan diri kepada Kristus dan diurapi dengan Roh Kudus, secara ajaib dipanggil dan disiapkan, supaya makin melimpah menghasilkan buah-buah Roh dalam diri mereka. Sebab semua karya, doa-doa dan usaha kerasulan mereka, hidup mereka selaku suami-isteri dan dalam keluarga, jerih-payah mereka sehari-hari, istirahat bagi jiwa dan badan mereka, bila dijalankan dalam Roh, bahkan beban-beban hidup bila ditanggung dengan sabar, menjadi korban rohani, yang dengan perantaraan Yesus Kristus berkenan kepada Allah lih. 1Ptr 2:5. Korban itu dalam perayaan Ekaristi, bersama dengan persembahan Tubuh Tuhan, penuh khidmat dipersembahkan kepada Bapa. Demikianlah para awam pun juga sebagai penyembah Allah, yang dimana-mana hidup dengan suci, membaktikan dunia kepada Allah” Lumen Gentium, artikel 3. • Setelah menyimak dokumen tersebut, jawablah pertanyaan berikut ini. a. Apa yang dimaksudkan dengan tugas imamat? b. Mengapa doa itu penting? c. Apa fungsi doa? 56 Kelas XI

3. Sakramen sebagai Sarana Pengudusan dalam Gereja

Simaklah uraian tentang Sakramen berikut ini.

a. Makna Sakramen

Sakramen berasal dari kata ‘mysterion’ Yunani, yang dijabarkan dengan kata ‘mysterium’ dan ‘sacramentum’ Latin. Sacramentum dipakai untuk menjelaskan tanda yang kelihatan dari kenyataan keselamatan yang tak kelihatan yang disebut sebagai ‘mysterium‘. Kitab Suci menyampaikan dasar pengertian sakramen sebagai misteri ‘mysterium‘ kasih Allah, yang diterjemahkan sebagai “rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad… tetapi yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya” Kol 1:26, Rom 16:25. Rahasiamisteri keselamatan ini tak lain dan tak bukan adalah Kristus Kol 2:2; 4:3; Ef 3:3 yang hadir di tengah-tengah kita Kol 1:27. Sakramen merupakan hal-hal yang berkaitan dengan yang kudus atau yang ilahi. Sakramen juga berarti tanda keselamatan Allah yang diberikan kepada Manusia, “Untuk mengKuduskan manusia, membangun Tubuh Kristus dan akhirnya mempersembahkan ibadat kepada Allah”SC 59. Karena Sakramen sebagai tanda dan sarana keselamatan, maka menerima dan memahami sakramen hendaknya ditempatkan dalam kerangka iman dan didasarkan kepada iman. Sakramen biasanya diungkapkan dengan kata-kata dan tindakan. Maka sakramen dalam Gereja Katolik mengandung 2 dua unsur hakiki yaitu : - Forma artinya kata-kata yang menjelaskan peristiwa ilahi. - Materia artinya barang atau tindakan tertentu yang kelihatan.

b. Sakramen adalah Lambang atau Simbol

Dalam hidup sehari-hari kita mengenal banyak benda atau perbuatan yang pada hakikatnya punya makna dan arti jauh lebih dalam daripada benda atau perbuatan itu sendiri arti yang biasa. “Perayaan liturgi dijalin dengan tanda-tanda dan simbol- simbol yang artinya berakar dalam penciptaan dan budaya manusia, ditentukan dalam peristiwa-peristiwa Perjanjian Lama dan diungkapkan secara penuh dalam Pribadi dan Karya Yesus” Kompendium Katekismus Gereja Katolik – 236. “Asal-usul tanda- tandasimbol sakramental “berasal dari ciptaan cahaya, air, api, roti, anggur, minyak, dan yang lain berasal dari kehidupan sosial mencuci, mengurapi dengan minyak, memecah roti dan beberapa yang lainnya lagi berasal dari sejarah keselamatan dalam Perjanjian Lama ritus paskah, korban, penumpangan tangan, pengudusan. Tanda- tanda ini, yang beberapa bersifat normatif dan tak berubah, diambil oleh Kristus dan dipakai untuk tindakan penyelamatan dan pengudusan” Kompendium Katekismus Gereja Katolik – 237 .

c. Sakramen-Sakramen Mengungkapkan Karya Tuhan yang Menyelamatkan

Jika kita memperhatikan karya Allah dalam sejarah penyelamatan akan tampak hal-hal ini: Allah yang tidak kelihatan menjadi kelihatan dalam Yesus Kristus.