Kepentingan Non-pengendali Non-controlling Interest

DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS FOR PERIOD ENDED MARCH 31, 2011 AND DECEMBER 31, 2010 Expressed in Rupiah, unless otherwise stated 34

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Lanjutan 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Continued bb. Pelaporan segmen Lanjutan bb. Segment reporting Continued Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan segmentasi usaha berdasarkan jenis barang dan jasa produk. The Company and Subsidiaries implement operating segment on goods or services product rendered. cc. Laba per saham cc. Earnings per share Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih tahun berjalan dengan rata-rata tertimbang saham yang beredar, setelah memperhitungkan pengaruh dari perubahan jumlah saham beredar. Jumlah rata-rata tertimbang saham per saham dasar pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 39.919.717.390 saham dan 19.916.859.473 saham. Jumlah rata-rata tertimbang saham per saham dilusian pada tanggal 31 Maret 2011 dan 2010 sebesar 39.919.771.390 dan 19.916.859.473 saham The basic earnings per share is calculated by dividing net income for the year by the weighted- average number of outstanding ordinary shares during the year, after giving effect to the events that changed the number of outstanding shares. Weighted-average number of ordinary shares as of March 31, 2011 and 2010 are 39,919,717,390 shares and 19,916,859,473 shares, respectively. Weighted-average number of diluted shares as of March 31, 2011 and 2010 is 39,919,771,390 and 19,916,859,473 shares, respectively. dd. Kapitalisasi biaya pinjaman dd. Capitalization of interest expense Sesuai dengan PSAK No. 26 Revisi 1997 mengenai “Biaya Pinjaman”, biaya pinjaman dibebankan pada saat terjadinya. Biaya pinjaman dikapitalisasi apabila dapat secara langsung dikaitkan dengan perolehan, pembangunan atau produksi dari aset tertentu qualifying assets. In accordance with PSAK No. 26 Revised 1997 on “Borrowing Costs”, borrowing costs are expensed as incurred. Borrowing costs are capitalized if they are directly attributable to the acquisition, construction or production of a qualifying asset. Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai ketika aktivitas untuk mempersiapkan pembangunan aset untuk dipergunakan atau dijual sesuai tujuannya sedang berlangsung dan pengeluaran serta biaya pinjaman sedang terjadi. Capitalization of borrowing costs commences when the activities to prepare the asset for its intended use or sale are in progress and the expenditures and borrowing costs are being incurred. Biaya pinjaman dikapitalisasi sampai dengan aset tersebut siap digunakan sesuai tujuannya. Apabila nilai tercatat dari aset tersebut melebihi jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan atau nilai realisasi bersih, maka diakui rugi penurunan nilai. Borrowing costs are capitalized until the assets are ready for their intended use. If the resulting carrying amount of the asset exceeds its recoverable amount or net realizable value, an impairment loss is recognized. ee. Modal saham yang diperoleh kembali ee. Treasury stock Modal saham yang diperoleh kembali, dicatat sebesar nilai perolehan dan disajikan sebagai pengurang modal saham di bagian Ekuitas dalam neraca konsolidasian. Selisih antara nilai yang diterima atas penjualan saham yang diperoleh kembali dan harga perolehan yang terkait dicatat sebagai penambahan atau pengurangan dari agio saham. Apabila saham yang diperoleh kembali tersebut ditarik kembali, selisih antara harga perolehan dan nilai nominal dialokasikan antara agio saham dan saldo laba. Treasury stock is stated at acquisition cost and shown as deduction from capital stock under the Shareholders’ Equity section of the consolidated balance sheets. The difference between the proceeds from resale of treasury stock and the related acquisition cost is accounted for as an addition to or deduction from additional paid-in capital. When the treasury stock is retired, the difference between acquisition cost and par value is allocated between the related additional paid-in capital and retained earnings. ff. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi Lanjutan ff. Adoption of Revised Statements of Financial Accounting Standards Continued Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK revisi berikut: The Company and its subsidiary have adopted the following revised PSAKs effective January 1, 2010 and have applied these standards prospectively: