Nilai Pendidikan Budaya Nilai Pendidikan dalam Kumpulan Cerpen

commit to user 122 Beberapa ibu dari kompleks tempat tinggal orang tuaku menjerit kian- kemari menyiapkan minum alakadarnya dan sesekali meminta persetujuanku yang, entah oleh siapa, diangkat sebagai “pimpro” acara belasungkawa ini. Leila S. Chudori: 9 Kutipan di atas menjelaskan adanya kerja sama di masyarakat yang terjadi ketika ada salah satu warga sedang berduka atas meninggalnya salah satu anggota keluarga. Mereka biasa melakukan gotong royong untuk meringankan beban orang lain yang sedang berdua, misalnya, dengan membantu mengurus pemakaman, mengatur keperluan yang dibutuhkan para pelayat, dan sebagainya.

d. Nilai Pendidikan Budaya

Nilai budaya merupakan nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan believe , dan simbol-simbol dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan antara satu dengan lainnya sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi. Nilai budaya akan tampak pada simbol, slogan, visi, misi, atau sesuatu yang tampak sebagai acuan pokok suatu lingkungan atau organisasi dari anggapan yang dituturkan masyarakat setempat yang mengenalnya. Dengan membaca kumpulan cerpen 9 da ri Na dira ini, akan diketahui berbagai budaya, yaitu budaya Indonesia Timur serta budaya di luar negeri Belanda dan Amerika Serikat. Budaya Indonesia yang dipaparkan Leila melalui kumpulan cerpen ini, di antaranya, budaya cium tangan orang tua sebagai tanda bakti dan hormat anak kepada orang tua atau orang yang dihormati. commit to user 123 Ayah Bram memiliki wajah gembil yang senantiasa masam. Dia menatapku tanpa emosi sama sekali. Aku menghampiri kursinya dan mencium tangannya. Lalu aku mencium tangan ibu mertuaku. Leila S. Chudori: 26 Seonggok tubuh tua yang bungkuk duduk di atas kursi roda, meluncur menghampirinya. Tito mendekati kursi roda itu dengan takzim dan mencium tangan orang itu. Nadira yakin seluruh tubuh perempuan itu seolah diselimuti selembar kulit penuh kerut. Rambutnya seputih salju disanggul ke belakang. Nadira mengira-ngira, usianya mungkin sudah mencapai 99 tahun. Tidak salah, tidak lain, inilah ibunda Tito. Leila S. Chudori: 137 Selain kedua kutipan di atas tentang tata cara menghormat orang tua dengan mencium tangannya sebagai bagian budaya Indonesia, Leila juga menjelaskan budaya Indonesia bentuk penghormatan kepada saudara yang lebih tua harus dihormati dan kepada saudara yang lebih muda harus bisa menjagamelindungi dan menyayangi. Pesan ini disampaikan oleh Leila melalui percapakan tokoh Nadira dengan Nina dan Arya. Dalam berkomunikasi dengan kedua kakaknya, Nadira selalu menyebut dengan sebutan “kang” dan “yu”. Sebutan “kang” merupakan sebutan untuk kakak laki-laki, sedangkan sebutan “yu” merupakan sebutan untuk kakak perempuan. Kedua sebutan tersebut biasa digunakan oleh keluarga dari suku Jawa untuk orang yang lebih tua usianya atau orang yang dihormati.. Hal ini tentu berbeda dengan budaya di luar negeri, yang menyebut orang lain, meskipun lebih tua umurnya hanya dengan menyebut namanya tanpa menggunakan sebutan lainnya sebagai tanda penghormatan. Bahkan, tak jarang di luar negeri seorang anak menyebut ayahnya dengan memanggil namanya saja. commit to user 124 Budaya ketimuran yang ingin disampaikan Leila melalui buku ini adalah betapa pentingnya mengenal seseorang lebih jauh tentang latar belakangnya sebelum memutuskan untuk berumah tangga. Hal ini karena masyarakat masih memandang negatif terhadap status seseorang yang menyandang predikat janda atau duda akibat perceraiangagal berumah tangga. Sosok Niko itu baru kamu kenal selama enam bulan, tiba-tiba kamu sudah dilamar. Ada baiknya kalian saling mengenal dulu lebih jauh. Pernikahan kan kalau bisa sekali. Kamu sudah lihat bagaimana rumah tangga Yu Nina dan Mas Gilang. Leila S. Chudori: 148 Budaya Barat luar negeri yang disampaikan Leila dalam buku ini, antara lain, pergaulan bebas yang dilakukan oleh Kemala dan Bram sewaktu mereka kuliah di Amsterdam. Kemala diceritakan sering berkunjung ke apartemen Bram pada malam hari dan sering menginap. Bram malah memelukku semakin erat. Apakah magnet terasa begini hangat, dan apakah ilmu fisika dulu sempat mengajarkan bahwa magnet bisa mengalirkan rasa panas ke dalam tubuh manusia? Malam ini kami berbincang hingga pagi di kamarku. Kami tak melakukan apa-apa, kecuali berpelukan dan berpegangan tangan. Dan itu sudah cukup menggetarkannya. Leila S. Chudori: 18 Tentu saja kami tak perlu berkisah bahwa tingkahku yang tidur bermalam- malam di apartemennya membuat Bram gelisah dan serta-merta mengajakku kawin. Leila S. Chudori: 22 Yang paling romantis. Ditemani anggur merah. Selebihnya mereka akan bergulat sampai pagi… habis-habisan. Dia sangat ahli di tempat tidur. Leila S. Chudori: 16 commit to user 125 Pergaulan bebas ala budaya Barat yang diceritakan dalam buku ini juga dilakukan oleh Nina dan Gilang Sukma, meski keduanya belum terikat suami istri yang sah. Gilang tersenyum. Ujung telunjuk Gilang menyentuh dada Nina. Sekilas. Tapi itu cukup membuat Nina gelagapan. Ketika tangan Gilang perlahan membuka kancing baju Nina dan mengelus-elus buah dadanya, Nina akhirnya terjun masuk ke dalam tubuh Gilang. Dia menikmatinya. Luar biasa. Tiba-tiba saja Nina merasa dirinya seperti seorang penari yang lepas, bebas, dan mampu mencapai sebuah ketinggian yang tak pernah dirasakan sebelumnya. Leila S. Chudori: 51 Selain Nina dan Gilang Sukma yang telah melakukan hubungan seks sebelum mereka menikah, tokoh Nadira pun juga melakukan hubungan seks ketika ia tinggal di Kanada setelah bercerai dengan Niko Yulinar. Nadira melakukan hubungan seks bebas dengan Marc. Marc adalah lelaki Eropa yang dulunya sebagai teman Nadira sebelum ia menikah dengan Niko. Setelah bercerai dan terbang ke Kanada, Nadira bertemu kembali dengan Marc yang terpisah selama 19 tahun. Ah, dia masih mencintai Marc. Dia masih melayang setiap kali melihat jari- jari panjang langsing itu mengusap tuts piano. Dan yan paling penting, Marc selalu membakarnya di tempat tidur. Bersama Marc, seprei tak pernah teduh. Leila S. Chudori: 250 Dalam hal pergaulan, budaya Barat memang lebih cenderung bebas dibanding budaya pergaulan di Indonesia. Akan tetapi, jika dihadapkan pada gaya hidup yang rapi dan disiplin, tentu budaya Barat lebih tinggi nilainya. Hal ini diceritakan Leila melalui tokoh Nina yang memilih hidup di New York karena di commit to user 126 sana lebih teratur, segala yang serba sistematis, orang-orangnya selalu rapi dan menjunjung tinggi kedisiplinan. Menurut Leila, budaya rapi dan disiplin kurang bisa ditemui pada orang-orang yang tinggal di Indonesia. Nina mencintai Amerika, jauh lebih dalam daripada cintanya pada tanah air sendiri. Seandainya dia tak menikah dengan Gilang Sukma pun, Nina akan mencari jalan dengan untuk pindah ke negara ini. Nina merasa cocok dengan keteraturan, segala yang serba sistematis, dan rapi gaya Amerika. Leila S. Chudori: 44

e. Nilai Pendidikan Karakter