Hakikat Cerpen Kajian Teori

commit to user 13 dan cuplikan-cuplikan kehidupan masyarakat, seperti dialami, dicermati, ditangkap, dan direka oleh pengarang. Senada dengan pernyataan di atas, Sapardi Djoko Damono 2003: 2 mengungkapkan bahwa sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antarmasyarakat, antarmasyarakat dengan orang-seorang, antarmanusia, dan antarperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Bagaimana pun juga, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang yang sering menjadi bahan sastra adalah pantulan hubungan seseorang dengan orang lain atau dengan masyarakat dan menumbuhkan sikap sosial tertentu atau bahkan untuk mencetuskan peristiwa sosial tertentu.

2. Hakikat Cerpen

Fiksi merupakan salah satu karya sastra yang kian berkembang dan banyak digemari masyarakat. Hal ini disebabkan dalam karya fiksi disuguhkan berbagai masalah kehidupan dalam hubungannya dengan sesama dan lingkungan. Sebagaimana dikatakan Burhan Nurgiyantoro, karya fiksi merupakan karya suatu karya yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh, sehingga ia tidak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata 2002: 2-3. Selain itu, ia juga berpendapat bahwa menulis fiksi sama dengan menafsir kehidupan. Oleh karena itu, sastra membuat model dengan kehidupan. Sastra tidak menawarkan analisis yang cerdas, tetapi pilihan-pilihan yang mungkin terhadap struktur kompleks kehidupan 2002: 12. commit to user 14 Berdasarkan uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa pada hakikatnya cerpen merupakan karya fiksi. Sebagai karya fiksi, cerpen bersifat imajiner. Untuk menentukan sebuah karya dapat dikategorikan cerpen, bisa dilihat dari sisi panjang-pendeknya, sifat, waktu bacanya, dan pola penyajiannya. Pokok permasalahan dalam cerpen adalah pokok permasalahan manusia pada umumnya. Sekalipun dikatakan bahwa cerpen merupakan karya imajiner, pada kenyataannya banyak cerpen yang isinya justru sama dengan kehidupan nyata. Oleh karena itu, seolah-olah cerita dalam cerpen itu benar-benar menceritakan peristiwa yang terjadi pada saat cerpen tersebut sampai di tangan pembaca. Hal ini bisa saja terjadi karena meskipun cerpen merupakan karya imajiner, tetapi bukan berarti merupakan karya hasil lamunan. Cerpen disusun berdasarkan perenungan, penghayatan, pengalaman, dan pengamatan seorang pengarang. Hal lain yang menyebabkan terjadinya kasus tersebut muncul adalah karena objek kajian. Objek kajian cerpen adalah manusia yang hidup dalam suatu komunitas. Pengarang juga hidup dalam komunitas yang sama. Persoalan satu manusia juga akan menjadi persoalan manusia lain. Karena, pada dasarnya, masyarakat memiliki dimensi ruang dan waktu. Sebuah masyarakat jelas memiliki dimensi ruang dan waktu, tetapi peranan seorang tokoh dalam masyarakat akan terus berubah dan berkembang dalam waktu yang tidak terbatas. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, karya sastra terdiri atas tiga jenis, yaitu prosa, puisi, dan drama. Karya sastra prosa sering diungkapkan dalam bentuk fiksi atau cerita rekaan. Istilah fiksi selanjutnya disebut cerita rekaan sering dijumpai hanya untuk menyebut karya sastra jenis prosa. Sebenarnya, hal ini kurang tepat commit to user 15 karena pernyataan tersebut memberi kesan bahwa karya sastra jenis puisi maupun drama bukanlah cerita rekaan. Padahal, ketiganya merupakan cerita rekaan yang hanya memiliki batasan pengertian yang agak berbeda. Cerpen Inggris: short story merupakan salah satu jenis karya yang sekaligus disebut fiksi. Dick Hartoko 1986: 132 menyebutkan bahwa cerpen pertama kali muncul di Amerika Serikat pada abad XIX, kemudian dipopulerkan oleh Edgar Allan Poe dan Nathaniel Howthorne. Edger yang dikutip W.H. Hudson dalam Herman J. Waluyo, 2002: 34, menyatakan sebagai berikut. A short strory is a prose na rrative requiring from ha lf a n hour to one or two hours in its perusel. Putting the sa me idea into different phra seology, we ma y sa y that a short story is a story that can be ea sily read a single sitting. Yet while the brevity this specified is the most a bvious chara cteristics of the kind of narrative in question, the eva luation of the story into a definite types ha s been a ccompanied by the development a lso of some fairly well-ma rked cha rsla ve, or a digest in thorty pages of matter which would ha ve been quite a s effectively, or even more effectively ha ndled in three hundred. Berdasarkan pendapat Edgar Allan Poe, cerita pendek adalah sebuah proses narasi yang dalam proses membacanya memerlukan setengah jam hingga satu atau dua jam. Penempatan beberapa ide dalam setiap tahap berbeda-beda. Cerita pendek dapat dibaca dengan mudah sekali. Kecepatan waktu dalam pembacaannya merupakan kekhususan cerita pendek karena merupakan sebagian besar karakteristik cerita pendek. Allan Poe juga menekankan bahwa cerita pendek harus dapat dibaca dalam waktu singkat dalam sekali duduk. Bahkan ia menandaskan bahwa sebuah cerita pendek yang benar tidak hanya pengurangan commit to user 16 skala sebuah novel atau sebuah penyingkatan cerita dari sebuah novel. Cerita pendek merupakan perpaduan beberapa peristiwa yang sangat efektif. Mengenai panjangnya suatu cerita pendek, Ian Ried dalam Herman J. Waluyo, 2002: 32 menyebutkan antara 1.600 kata hingga 20.000 kata. Sementara itu, Henry Guntur Tarigan 2000: 17 menyatakan bahwa panjang cerita pendek kurang lebih 10.000 kata, 30 halaman kertas folio, dibaca 10-30 menit, mempunyai impresi tunggal, seleksi sangat ketat, dan kelanjutan cerita sangat cepat. Penulisan cerpen yang tidak terlalu panjang menjadikan cerpen tidak bertele-tele dalam mengungkapkan berbagai macam hal. Edgar Alan Poe dalam Burhan Nurgiyantoro, 2002: 10 mengatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, berkisar antara setengah hingga dua jam, satu hal yang kiranya tidak mungkin dilakukan terhadap sebuah novel. Mengacu pada beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa cerita pendek adalah karangan prosa fiksi yang memadukan beberapa peristiwa yang sangat efektif dengan panjang cerita kurang lebih 10.000 kata. Cerpen juga merupakan sebuah karangan fiksi yang singkat, dalam pengungkapannya tidak bertele-tele, ceritanya berpusat pada satu peristiwa, dan dalam pembacaannya tidak membutuhkan waktu yang lama.

3. Ciri-ciri Cerpen