commit to user 132
Dari beberapa tokoh yang disebutkan di atas, diketahui bahwa Leila memang menyuguhkan cerita dengan tokoh-tokoh yang mempunyai latar
belakang pendidikan tinggi, baik yang ditempuh di dalam negeri maupun di luar negeri.
d. Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam kumpulan cerpen
9 da ri Na dira
ini adalah bahasa Indonesia yang sangat komunikatif. Pilihan kata Leila S. Chudori sangat
tepat sehingga para pembaca tidak mengalami kesulitan dalam menangkap maksud pengarang. Pada adegan-adegan tertentu bahkan perangan menggunakan
kata-kata dan kalimat yang sangat polos, apa adanya hingga terkesan agak vulgar dan terlalu berani dalam mendeskripsikan tentang suatu masalah.
Selain bahasa Indonesia, kumpulan cerpen ini juga menggunakan bahasa lainnya, yaitu bahasa Inggris, bahasa Belanda, bahasa Jawa, dan bahasa Indonesia
dengan logat Sunda yang tentunya ikut melatari cerita. Bahasa Belanda dan bahasa Inggris kadangkala digunakan oleh Leila ketika menceritakan tokoh Bram
dan Kemala sewaktu kuliah di Amsterdam. Selain itu, bahasa Inggris digunakan oleh Leila untuk menceritakan beberapa percakapan tokoh Nadira dengan tokoh
lainnya, baik ketika Nadira tinggal di luar negeri maupun di Indonesia, atau ketika Nadira harus berhubungan dengan teman-teman dari berbagai penjuru dunia.
Nadira banyak menggunakan bahasa Inggris ketika ia harus berhubungan dengan Marc.
Bahasa Indonesia dengan logat Jawa dan logat Sunda juga ikut mewarnai dalam kumpulan cerpen ini. Pemakaian bahasa itu tentu saja ada hubungannya
commit to user 133
dengan keluarga Suwandi, kakek Nadira, yang notabene berasal dari suku Jawa. Selain itu, Leila juga fasih bercerita dengan bahasa Indonesia menggunakan logat
Jawa ketika Satimin, tukang bersih-bersih di kantor majalah Tera, berkomunikasi dengan tokoh lainnya. Logat Jawa ini juga digunakan oleh orang tua Utara Bayu
yang memang asli keturunan Jawa. Bahasa Indonesia dengan logat Sunda digunakan oleh tokoh Amalia
Djumhana, calon istri Arya. Leila begitu fasih menceritakan tokoh Amalia ini berbicara dengan logat Sunda ketika berdialog dengan tokoh lainnya.
e. Kesenian
Kesenian berasal dari kata dasar
seni
, yang berarti karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti seni tari, lukisan, uikiran, dan sebagainya.
Unsur kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan yang ada dalam kumpulan cerpen
9 dari Nadira
ini dapat ditemukan pada cerpen yang berjudul
Kira na
.
Kirana
merupan judul pertunjukan tari yang diciptakan oleh tokoh Gilang Sukma. Gilang Sukma adalah suami dari Nina, kakak perempuan Nadira. Ia
berprofesi sebagai koreografer. Cerita ini merupakan tafsir dari kisah Panji Semirang. Candra Kirana adalah putri Raja Daha yang teraniaya oleh ibu tirinya,
Paduka Liku. Candra Kirana memutuskan untuk eksil bersama sejumlah tentara dan dayang, lalu menyamar menjadi seorang lelaki bernama Panji Semirang.
Dalam penyamarannya sebagai Panji, ia mendirikan perkampungan Asmarantaka, sembari kekasihnya, pangeran dari Kediri Ini Kertapati.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap kisah Panji Semirang itu, tokoh Gilang Sukma menciptakan sebuah tarian yang terinspirasi oleh kisah tersebut.
commit to user 134
Pertunjukan tari yang diciptakan oleh Gilang Sukma ini berjudul Kirana dan dipentaskan di atas panggung dengan diiringi bunyi-bunyi gamelan.
Sang Prabu maju dua langkah. Bunyi gamelan memberontak, memecah panggung. Aku hanya bisa menunduk dan seluruh dunia tertutup oleh
rambutku. Sang Prabu menjejakkan kakinya begitu keras ke atas rambutku yang menyelimuti bumi. Dan bumi bergetar begitu hebat. Leila S.
Chudori, 2009: 167
f. Mata Pencaharian Hidup