Mata Pencaharian Hidup Latar Belakang Sosial-Budaya Karya Sastra dalam Kumpulan Cerpen

commit to user 134 Pertunjukan tari yang diciptakan oleh Gilang Sukma ini berjudul Kirana dan dipentaskan di atas panggung dengan diiringi bunyi-bunyi gamelan. Sang Prabu maju dua langkah. Bunyi gamelan memberontak, memecah panggung. Aku hanya bisa menunduk dan seluruh dunia tertutup oleh rambutku. Sang Prabu menjejakkan kakinya begitu keras ke atas rambutku yang menyelimuti bumi. Dan bumi bergetar begitu hebat. Leila S. Chudori, 2009: 167

f. Mata Pencaharian Hidup

Mata pencaharian hidup bagi setiap orang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia meliputi kebutuhan produksi, distribusi, dan konsumsi. Untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya, setiap orang tentunya harus mempunyai pekerjaan. Pekerjaan yang dijalani para tokoh dalam kumpulan cerpen 9 da ri Na dira ini beragam. Mulai dari seorang wartawan, pengajar, koreografer, hingga pengusaha. Tokoh utama, Nadira, dalam kumpulan cerpen ini bekerja sebagai reporterwartawan. Pada awalnya, ketika Nadira menjadi mahasiswa di Kanada, ia menyambi bekerja di beberapa tempat, yaitu bekerja di belakang panggung Off Broadway, magang di beberapa media lokal, dan bahkan sempat menjadi tukang cuci piring di sebuah kafe. Pekerjaan sambilan yang terakhir itu biasa dilakukan Nadira untuk mengisi koceknya selama musim panas. Setelah kembali ke Indonesia, Nadira bergabung menjadi reporter di majalah Tera . Pekerjaan Nadira sebagai seorang jurnalis ini juga dilatarbelakangi pekerjaan pengarangnya sebagai wartawan senior di majalah Tempo . Tak heran jika Leila mampu bercerita dengan detail seluk beluk pekerjaan seorang jurnalis di media cetak. Bahkan, diceritakan pula tentang proses wawancara dengan seorang commit to user 135 narasumber yang berprofesi sebagai psikiater yang telah membunuh beberapa perempuan paruh baya. Leila menceritakannya dengan bahasa khas seorang wartawan, begitu detail pertanyaan yang diajukan untuk mengorek data lebih dalam dari seorang narasumber. Tokoh lain yang pekerjaannya sama dengan Nadira adalah tokoh Bram, ayah Nadira. Memang, Nadira mewarisi pekerjaan ayahnya yang terjun dalam dunia jurnalistik. Ia juga bekerja sebagai wartawan senior yang telah berhasil mewawancarai beberapa tokoh dunia. Dalam kumpulan cerpen ini diceritakan bahwa ayah dan anak, Bram dan Nadira, memiliki profesi atau pekerjaan yang sama, yaitu sebagai wartawan. Hal ini sebagaimana latar belakang pengarangnya yang juga bekerja sebagai wartawan di majalah Tempo , sedangkan ayah pengarang bekerja sebagai wartawan di kantor berita Anta ra . Selain pekerjaan sebagai wartawan, pekerjaan lain yang dijalani tokoh lainnya adalah sebagai koreografer atau penata tari. Pekerjaan ini dijalani oleh Gilang Sukma. Ia merupakan suami Nina, kakak perempuan Nadira. Kecintaannya pada dunia seni hingga mengantarkan Gilang menjadi orang terkenal dan sering membuat pementasan tari di berbagai tempat dengan sukses. Pekerjaan sebagai pengajar, lebih tepatnya dosen, dilakukan oleh Nina, kakak perempuan Nadira. Ia menjadi dosen di sebuah universitas di New York. Setelah bercerai dengan Niko, suaminya, Nadira pun melanjutkan studi di luar negeri, Victoria, dan sekaligus sebagai pengajar di Victoria College. Tokoh Triyanto Abimanyu, diceritakan Leila sebagai seorang komisaris di beberapa perusahaan. Ia merupakan pensiunan karyawan perusahaan minyak. commit to user 136 Triyanto merupakan ayah dari Utara Bayu, kepala biro di majalah Tera , tempat Nadira bekerja sebagai wartawan. Aryati Abimanyu, ibu Utara Bayu, ini memiliki ibu yang bekerja di rumah sebagai ibu rumah tangga sejati. Ia selalu setia menemani suaminya, Triyanto Abimanyu, menemani sarapan setiap pagi di rumahnya sambil bertukar informasi.

g. Teknologi dan Peralatan