Pengertian Nilai Kajian Teori

commit to user 45

7. Pengertian Nilai

Nilai adalah sifat-sifat, hal-hal yang penting dan berguna bagi kemanusiaan. Dengan kata lain, nilai adalan aturan yang menentukan sesuatu benda atau perbuatan lebih tinggi, dikehendaki dari yang lain Atar Semi, 1993: 54. Lebih lanjut Atar Semi mengatakan bahwa nilai juga menyangkut masalah bagaimana usaha untuk menentukan sesuatu itu berharga dari yang lain, serta tentang apa yang dikehendaki atau ditolak. Menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati 2001: 69, nilai merupakan sesuatu yang abstrak, tetapi secara fungsional mempunyai ciri mampu membedakan antara yang satu dengan lainnya. Suatu nilai jika dihayati oleh seseorang, maka nilai-nilai tersebut akan sangat berpengaruh terhadap cara berpikir, cara bersikap, maupun cara bertindak dalam mencapai tujuan hidupnya. Pengertian nilai menurut Bagus Lorens 2002: 19 adalah sebagai berikut. 1 Nilai dalam bahasa Inggris va lue , bahasa Latin va lere berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, kuat. 2 Nilai ditinjau dari segi harkat adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, atau dapat menjadi objek kepentingan. 3 Nilai ditinjau dari segi keistimewaan adalah apa yang dihargai, dinilai tinggi atau dihargai sebagai sesuatu kebaikan. Lawan dari suatu nilai positif adalah “tidak bernilai” atau “nilai negatif”. Baik akan menjadi suatu nilai dan lawannya jelek, buruk akan menjadi suatu “nilai negatif” atau “tidak bernilai”. 4 Nilai ditinjau dari sudut Ilmu Ekonomi yang bergelut dengan kegunaan dan nilai tukar benda-benda material, pertama kali mengunakan secara umum kata ”nilai”. commit to user 46 Nilai adalah sesuatu yang selalu dikaitkan dengan kebaikan-kebaikan, kemaslahatan, dan keluhuran. Nilai merupakan sesuatu yang dihargai, dijunjung tinggi, serta selalu dikejar oleh manusia untuk memperoleh kebahagiaan hidup. Dengan nilai, manusia dapat merasakan kepuasan, baik kepuasan lahiriah maupun batiniah. Nilai mencakup beberapa komponen seperti yang dikemukakan oleh Kaswardi 1993: 4, yaitu memilih segi kognitif, menghargai segi afektif, dan bertindak segi psikomotorik, sedangkan Bertens 2004: 141 mengungkapkan pendapatnya tentang nilai sebagai berikut. Nilai sekurang-kurangnya mempunyai tiga ciri, yaitu: a Nilai berkaitan dengan subjek, artinya jika tidak ada subjek yang menilai, maka tidak akan ada nilai. b Nilai tampil dalam konteks praktis, di mana subjek ingin membuat sesuatu. Artinya, dalam yang semata-mata teoretis tidak akan ada nilai. c Nilai menyangkut sifat-sifat yang dimiliki oleh objek. Artinya, objek yang sama bagi berbagai subjek dapat menimbulkan nilai yang berbeda-beda. Dalam kaitannya dengan nilai, Kattsoff dalam Soejono, 1996: 32 menyatakan tentang nilai sebagai berikut. Kata nilai mempunyai empat arti berikut ini: a mengandung nilai artinya berguna, b merupakan nilai, artinya ”baik” atau ”indah” atau ”benar”, c mempunyai nilai artinya merupakan objek keinginan, mempunyai kualitas yang menyebabkan orang mengambil sikap menyetujui atau mempunyai sifat nilai tertentu, dan d memberi nilai artinya menanggapi sesuatu sebagai hal yang diinginkan atau sebagai hal yang menggambarkan nilai tertentu. commit to user 47 Suatu nilai jika dihayati seseorang akan sangat berpengaruh terhadap cara berpikir, cara bersikap, maupun cara bertindak dalam mencapai tujuan hidupnya. Hal ini senada dengan pendapat Soedomo 2003: 44 yang mengatakan bahwa masalah nilai-nilai kemanusiaan tidak hanya bergerak di bidang psikomotorik dan kognitif, tetapi juga untuk perwujudannya dengan kesadaran dan penuh tanggung jawab harus sampai menjangkau bidang efektif. Given 2007: 66 menyatakan bahwa penilaian adalah suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran atau norma tertentu, apakah baik atau buruk. Penekanan dalam nilai adalah aspek kualitas yang bersifat menyeluruh. Pengertian nilai menurut Ginanjar 2002: 14 adalah berkaitan dengan cara bertingkah laku yang disukai dan keadaan akhir dari suatu eksistensi. Perbedaan tingkah laku individu tergantung pada nilai yang diprioritaskan, yaitu memprioritaskan nilai sosial atau nilai personal. Nilai dapat dibedakan menjadi berikut ini: 1 nilai materi yang mencakup kebutuhan pangan, sandang, dan papan; 2 nilai sosial mencakup kebutuhan hidup bersama antarsesama yang meliputi kasih sayang, kepercayaan, kehangatan, kemesraan, dan sebagainya; 3 nilai moral yang meliputi kejujuran dan tanggung jawab atas kehidupan pribadi; 4 nilai estetika yang menyangkut keindahan dan rasa seni; 5 nilai spiritual yang menyangkut kebutuhan manusia akan kesempurnaan dan kelengkapan dirinya. Soedomo Hadi, 2003: 17 Konsep-konsep nilai yang hidup dalam alam pikiran sebagian warga masyarakat akan membentuk sistem nilai budaya. Sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia dalam tingkatan yang paling commit to user 48 abstrak. Sistem-sistem tata kelakuan dalam tingkatan lebih konkret seperti aturan- aturan khusus, norma-norma berpedoman pada sistem budaya. Sistem budaya demikian kuat meresap dalam jiwa warga masyarakat sehingga sukar diganti dengan nilai-nilai budaya lain dalam waktu yang singkat. Proses pendidikan dan proses pembudayaan dalam kehidupan manusia mempunyai hubungan yang sangat erat. Pendidikan dan pembudayaan bersama- sama tumbuh dan berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat, maka semakin tinggi pula kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat tertentu. Secara singkat dapat disintesiskan bahwa nilai merupakan segala sesuatu tentang baik buruk yang memiliki sifat-sifat atau hal-hal penting dan berguna bagi kemanusiaan. Dengan nilai, manusia dapat merasakan kepuasan, baik kepuasan lahiriah maupun batiniah.

8. Pengertian Pendidikan