Proses Motivasi Pengertian Motivasi Kerja
kaitannya kinerja dan produktivitas seseorang. Ke-empat variabel tersebut adalah: sistem kerja, prosedur, peralatan, dan perlengkapan.
104
Menjelaskan bahwa motivasi seseorang diperngaruhi oleh sistem kerja, prosedur, peralatan, dan perlengkapan.
Menjelaskan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh sistem kerja, prosedur, peralatan dan perlengkapan. Sistem dan teknologi yang tidak memadai
dapat menurunkan tingkat motivasi seseorang untuk bekerja, yang nantinya berakibat pada penurunan produktivitas.
a. Perbedaan individual Menjelaskan faktor-faktor dari dalam individu yang mempengaruhi motivasi
seseorang. Faktor-faktor tersebut mencangkup kemampuan, talenta, keahlian, pengetahuan dan lain-lain. Jika seseorang tidak mempunyai kemampuan dan
pengetahuan yang dibutuhkan dalam suatu tugas, motivasi untuk menjalankan tugas tersebut akan rendah dan kinerjanya tidak optimal.
Perbedaan karakteristik individu meliputi kebutuhan minat, sikap dan nilai. b. Pengaruh kelompok
Menjelaskan bahwa motivasi individu dipengaruhi oleh orang-orang disekitarnya atau kelompok bekerja. Dalam hal ini, motivasi individu akan
menurun jika satu atau dua anggota kelompok kerja tersebut tidak memiliki kemampuan kerja kelompok yang baik.
104
Riggio 1999 dalam Marylene Gagne, Edward l.Dect, Self-determination Theory and Work Motivation, Wiley Interscience: Journal of Behavior, 2005, J.Organiz, Behav. 26, hal 331-362
c. Pengaruh organisasi Menjelaskan bahwa faktor-faktor yang datang dari perusahaan, seperti:
obligasi, peraturan, politik, konflik dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut secara tidak langsung dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan.
Perbedaan karakteristik organisasi lingkungan kerja yang meliputi peraturan kerja, iklim kerja, dan budaya kerja yang disepakati.
105
d. Pengaruh kegiatan penyuluhan agama Kegiatan penyuluhan agama merupakan kegiatan paling utama yang dapat
mempengaruhi karyawan yang bekerja di suatu perusahaan atau instansi tertentu untuk memotivasi kerja dikarenakan karyawan yang sangat sibuk dengan
pekerjaan serta hanya sekedar memenuhi kebutuhan hidup untuk keluarga merupakan hal yang tidak dibenarkan dalam agama. Maka dalam hal ini,
penyuluhan agama menjadi salah satu fokus utama dalam memotivasi kerja karyawan.
Oleh karena itu, penyuluh agama juga perlu memahami keempat aspek tersebut agar perilaku kerja karyawan terkendali diarahkan untuk mencapai
motivasi kerja yang baik. Beberapa peneliti lain berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
motivasi dapat dikelompokan menjadi dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Wahjosumijo menguraikan dua faktor tersebut sebagai berikut:
106
105
Ashar Sunyoto Munandar, Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta: Universitas Indonesia, 2001, h.332
106
Wahjosumo 1987 dalam Ferdinant Agusty, Structural Equation Modeling; Dalam Penelitian Manajemen”. Semarang; Universitas Diponerogo, 2000, h.19
1 Faktor internal Faktor internal adalah keadaan yang berasal dari dalam diri. Faktor-faktor
tersebut diantaranya adalah: a Sifat pribadi yang melekat sebagai unsur kepribadiannya
b Sistem nilai atau norma yang dianut c Kedudukan atau jabatan organisasi dan tingkat pendidikan.
d Pengalaman-pengalaman kerja e Persepsi dan sikap
f Kemampuan dan keterampilan
107
2 Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah: a Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh suatu
organisasi atau perusahaan, termasuk didalamnya prosedur kerja,
berbagai rencana dan program kerja. b Persyaratan kerja yang telah dipenuhi oleh karyawan.
c Tersedianya seperangkat alat-alat dan sarana yang diperlukan dalam
mendukung pelaksanaan kerja.
d Gaya kepemimpinan atasan, dalam arti sikap-sikap dan perilaku atasan terhadap bawahan.
108
Adapun jenis-jenis motivasi kerja menurut Gibson 1993, faktor motivator merupakan faktor yang dapat memotivasi individu dalam bekerja, jika faktor ini
107
James L.Gibson, Ivancevish, Jhon M, Donnely, James H, “Organisasi: Perilaku, Struktur, dan Proses terjemahan, Jakarta: Erlangga, 1993, h.27
108
Malayu S.P, Organisasi dan Motivasi, Bandung: Bumi Aksara, 1996, h.97
terpenuhi akan timbul kepuasan, tetapi jika tidak belum tentu seseorang merasa tidak puas. Hal ini berkaitan dengan isi pekerjaan yang merupakan faktor-faktor
intrinsik, yaitu: 1 Prestasi
Aspek ini merupakan besar kecilnya daya dorong seseorang untuk mencapai prestasi kerja yang optimal. Aspek ini meliputi pada keberhasilan ataupun
kegagalan yang dinilai secara spesifik, misalnya pelaksanaan kerja, penyelsaian masalah, dan usaha mempertahankan keberhasilan.
2 Tanggung jawab Aspek ini meliputi hal-hal yang berhubungan dengan tanggung jawab dan
otoritas pada karyawan. 3 Kemajuan
Aspek ini merupakan kesempatan karyawan untuk dapat maju dalam pekerjaannya. Aspek ini meliputi situasi yang memungkinkan untuk mempelajari
kehalian baru atau kesempatan untuk maju, meningkat, atau semakin baik.
109
4 Pekerjaan itu sendiri Aspek ini merupakan tantangan yang dirasakan karyawan dari
pekerjaannya. Aspek ini meliputi pelaksanaan kerja yang aktual yang dapat dilihat dari rutinitas, jumlah pekerjaan, sifat pekerjaan.
109
Marylene Gagne, Edward l.Dect, Self-determination Theory and Work Motivation, Wiley Interscience: Journal of Behavior, 2005, J.Organiz, Behav. 26, hal 331-362
Merupakan sikap positif tertarik atau senang karyawan terhadap pekerjaannya, yang akan menimbulkan rasa puas terhadap pekerjaan yang
dilakukan.
110
5 Penghargaan Aspek ini merupakan besar kecilnya pengakuan atau penghargaan yang
diberikan kepada karyawan atas hasil kerjanya. Menurut Munandar, teori ini menyatakan bahwa seorang karyawan
memiliki energi potensial yang dapat dimanfaatkan tergantung pada dorongan, motivasi, dan peluang yang ada. Berikut ini ada tiga penjelasan dari
McClelland:
111
a Kebutuhan akan prestasi need for achivement Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang dapat
memotivasi semangat kerja dan mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitas demi mencapai prestasi kerja yang maksimal. Ciri-ciri orang yang
prestasinya tinggi adalah: suka akan pekerjaan yang penuh tantangan, berinisiatif, mempunyai tanggung jawab.
b Kebutuhan akan kekuasaan need for power Adanya keinginan yang kuat untuk mengendalikan orang lain untuk
mempengaruhi orang lain, dan untuk memiliki dampak terhadap orang lain.
110
Tia Shilviani. Pengaruh Motivasi Kerja dan Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negri
Syarif Hidayatullah Jakarta: 2012
111
Munandar 2001 dalam James L.Gibson, Ivancevish, Jhon M, Donnely, James H, “Organisasi: Perilaku, Struktur, dan Proses terjemahan, Jakarta: Erlangga, 1993, h.27
Ciri-ciri orang seperti ini adalah: menjadi pemimpin, berupaya mempengaruhi orang lain.
c Kebutuhan untuk berafiliasi Merupakan daya penggrak yang dapat memotivasi semangat kerja dan
mendorong serta mengembangkan dirinya dan memanfaatkan semua energinya untuk menyelesaikan tugas-tugasnya karena adanya dorongan untuk
berinteraksi dengan orang lain, tidak mau merugikan orang lain, menyenangi persahabatan.
Selain faktor instrinsik motivasi kerja maka dijelaskan juga mengenai faktor ekstrinsik, meliputi:
1 Gaji
2 Lingkungan kerja
3 Hubungan kerja
112
Selanjutnya motif dari motivasi kerja, ciri-ciri motif individu adalah sebagai berikut:
a Motif adalah majemuk Dalam suatu perbuatan sebenarnya tidak hanya mempunyai suatu
tujuan, tetapi beberapa tujuan yang berlangsung secara bersama-sama. Misalnya, seorang karyawan yang melakukan kerja dengan giat, dalam hal
112
Ahmad Ahid Mudayana. 2010. Pengaruh Motivasi dan Beban Kerja terhadap Kinerja Karyawan.Vol.4. No.2. Hal Jurnal 76-143
ini ia ingin lekas naik pangkat, tetapi juga ingin diakui atau dipuji, mendapat upah yang tinggi dan sebagainya.
b Motif dapat berubah-ubah Motif bagi seseorang sering kali mengalami perubahan. Hal ini
disebabkan keinginan manusia selalu berubah-rubah sesuai dengan kebutuhan atau kepentingannya. Misalnya, seorang karyawan pada suatu
saat mengingini gaji yang tinggi, sedangkan waktu yang lain menginginkan pimpinan yang baik atau kondisi kerja yang menyenangkan.
Dalam hal ini nampak bahwa motif sangat dinamis dan geraknya mengikuti kepentingan-kepentingan individu.
c Motif berbeda-beda bagi individu Dua orang yang melakukan pekerjaan yang sama ternyata memiliki
motif yang berbeda. Misalnya, dua orang karyawan yang bekerja pada suatu mesin yang sama dan pada ruang yang sama pula, motivasinya dapat
berbeda. Yang seorang menginginkan teman sekerja yang baik, sedangkan yang lain menginginkan kondisi kerja yang menyenangkan.
d Beberapa motif tidak disadari oleh individu Banyak tingkah laku manusia yang tidak disadari oleh pelakunya,
sehingga beberapa dorongan yang muncul, karena berhadapan dengan situasi yang kurang menguntungkan, lalu ditekan dibawah sadarnya.
Dengan demikian kalau ada dorongan dari dalam yang kuat menjadikan individu yang bersangkutan tidak bisa memahami motifnya sendiri.
Pada umumnya orang yang dibutuhkan oleh organisasi adalah orang yang bekerja dengan motivasi yang tinggi. Ada perbedaan antara orang yang
bermotif motivated untuk bekerja dengan orang yang bekerja dengan motivasi yang tinggi. Orang yang bermotif untuk bekerja, ia bekerja hanya
karena harus memenuhi kebutuhan-kebutuhannya yang vital bagi diri dan keluarganya seperti untuk mendapatkan jaminan kesehatan dan hari tua,
status, maupun untuk memperoleh pergaulan yang menyenangkan. Baginya pekerjaan yang menyenangkan dan menarik, belum tentu akan memberikan
kepuasan baginya dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sedangkan orang yang bekerja dengan motivasi yang tinggi adalah
orang yang merasa senang dan mendapatkan kepuasan dalam pekerjaannya. Ia akan lebih berusaha untuk memperoleh hasil hasil yang maksimal dengan
semangat yang tinggi, serta selalu berusaha mengembangkan tugas dan dirinya.
Dalam berbagai literatur manajemen mutakhir telah diungkapkan secara pasti bahwa memotivasi karyawan pada dasarnya adalah mengefektifkan
sumber daya manusia untuk mencapai hasil.
76