Intensitas Penyuluhan Agama Data-Data Hasil Penelitian Lapangan

e Alamat : Jl. May. Jend. S. Parman Km 13, Cigading Kelurahan Tegal Ratu, Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon Banten 42445 f Waktu : Penyuluhan Agama Islam ini dilaksanakan satu kali dalam seminggu dengan rutin g Alokasi waktu : 1 x 60 menit. b. Materi Pelaksanaan kegiatan ceramah merupakan tahap pelaksanaan dan kegiatan yang telah menjadi program rutin tiap minggu tepatnya di hari selasa. Oleh karenanya divisi humas perlu memilih waktu yang tepat, lokasi yang tepat, agar responden ikut berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan. Sebelum terlaksananya kegiatan penyuluhan agama ini.maka, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan oleh penyuluh: 1 menentukan masalah dan tujuan, 2 menyusun rancangan penyuluhan, 3 melaksanakan penyuluhan berdasarkan metode yang direncanakan, 4 menginterprestasikan materi penyuluhan, 5 merumuskan kesimpulan materi penyuluhan dan mengajak responden pada kebaikan. 2 Dalam pelaksanaan penyuluhan ini metode yang digunakan adalah metode ceramah salah satu metode yang berbasis kelimuan BPI dimana metode dan layanan penyuluhan yang diberikan berlandaskan pada ajaran-ajaran dan nilai yang terkandung dalam Al- qur’an, Hadis dan ajaran agama islam. Penyuluhan yang sudah lakukan diadakan secara langsung kepada responden penyuluhan 2 Dra. Hj. Mastanah, M.Si, Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013, h.15 sehingga dapat menjadi sarana informasi, motivasi, komunikasi, dan edukasi secara langsung kepada karyawan Perseroan Terbatas Krakatau Bandar Samudera Cigading. Metode penyuluhan ini dengan metode ceramah, cara yang populer karena relatif murah dan bisa mengatur bahan penyuluhan untuk disampaikan dengan baik. Namun, partisipasi, umpan balik, dan pengulangannya sering kali rendah. 3 Dalam penelitian ini bisa diatasi agar kegiatan penyuluhan menjadi partisipatif yakni dengan sesi diskusi dalam penyuluhan dan bisa lebih menarik bagi responden. Media dalam kegiatan penyuluhan ini adalah: 1 Microphone 2 Sound system 3 Pulpen 4 Buku Catatan c. Evaluasi Kegiatan penyuluhan harus dilakukan secara kontinu agar seluruh kegiatan selalu terarah pada pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Dalam penutupan ini terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan: 1 Materi-materi penyuluhan bersifat implementatif dan akomodasi terhadap dunia kerja 3 Wahid, Pelatihan dan Pengembangan, Artikel diakses pada tanggal 16 Desember 2016, dari http:wahid99..wordpress.com20120416Pelatihan-pengembangan.com 2 Kesediaan meluangkan waktu konsultasi di luar kegiatan penyuluhan Responden memiliki kemampuan saling menerima kritik, saran, dan pendapat tiap individu di lingkungan kerja.

3. Hubungan antara Penyuluhan Agama dengan Motivasi Kerja Karyawan

Telah diketahui sebelumnya mengenai penyuluhan agama variabel independen penelitian meliputi pembukaan, pelaksanaan, dan penutupan. Masing-masing dari sub variabel memiliki nilai hubungan yang menyatakan hubungan kuat dengan variabel dependen. Pernyataan tersebut dijelaskan pada tabel dibawah ini. Tabel 19. Keadaan Penyuluhan Agama dengan Nilai Korelasi dan Nilai Probabilitas No Variabel X Nilai korelasi Nilai probabilitas 1. Penyuluhan Agama X 0,486 0,002

2. Penyuluhan_Kesiapan X1

0,492 0,000 3. Penyuluhan_Materi X2 0,488 0,000

4. Penyuluhan_Evaluasi X3

0,422 0,002 Terjadinya hubungan nyata positif penyuluhan agama Islam X dengan motivasi kerja Y, didukung oleh beberapa hal yaitu; 1 motivasi intrinsik Y1 yang berhubungan nyata positif dengan penyuluhan agama Islam X. 2 Adanya motivasi yang tinggi pada diri responden disebabkan oleh komitmen karyawan serta lembaga Islam yaitu Majelis Ulama Indonesia MUI yang mewadahi para pemuka agama salah satunya adalah penyuluh agama Islam yang telah memberikan rasa percaya diri dan keyakinan yang kuat pada diri responden untuk mengembangkan potensinya. 3 berperan aktifnya penyuluh agama yang memberikan peluang untuk meningkatkan motivasi kerja melalui penyuluhan agama. Ketiga faktor di atas menambah kepercayaan diri, keyakinan yang kuat pada diri responden ditambah adanya peluang telah menjadi faktor yang mempengaruhi upaya responden dalam meningkatkan motivasi kerja yang optimal. Responden cenderung memiliki potensi yang dinamis dari dalam dirinya, tetapi belum tentu setiap responden mampu mengenali potensi tersebut sehingga dapat mempengaruhi motivasi kerja untuk meningkatkan hasil kerja yang positif. Dalam kaitannya dengan penyuluhan agama, untuk meningkatkan motivasi kerja responden, yang perlu segera ditangani adalah bagaimana meningkatkan motivasi, terutama motivasi kerja responden. Dengan meningkatnya motivasi kerja, maka tenaga pendorong yang berasal dari dalam diri responden tersebut akanmembuat responden menyadari permasalahan yang dihadapinya dan sekaligus berusaha mencari solusinya. Para penyuluh agama yang memberikan materi keagamaan yakni berasal dari lulusan PGA Pendidikan Guru Agama yang mendukung kuat bahwa materi penyuluhan agama bisa dengan dipahami serta responden dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penyuluhan agama X yang memiliki skor tertinggi dengan jumlah 84 dapat dinyatakan bahwa materi penyuluhan agama yang bersifat impelmentatif dan akomodasi terhadap dunia kerja. kemudian motivasi kerja instirnsik Y1 memiliki skor tertinggi dnegan jumlah 64 disebabkan oleh adanya motivasi yang tinggi pada diri responden disebabkan oleh komitmen karyawan dalam meningkatkan motivasi kerja yang optimal serta berperan aktifnya penyuluh agama yang memberikan peluang untuk meningkatkan motivasi kerja melalui penyuluhan agama.