Penyuluhan Agama Islam Pengertian Penyuluhan Agama Islam

Menurut James F. Adam penyuluhan adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu dimana yang seorang counselor membantu yang lain couselee, supaya ia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan waktu yang akan datang. 18 Lebih lanjut, Prayit no mengemukakan “Penyuluhan adalah diskusi empat mata antara klien dan penyuluh yang berisi usaha yang laras, unik, dan manusiawi, yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku. 19 Pengertian agama menurut Prof. K.H M. Taib Thahir Abdul Mu’in adalah peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal memegang peraturan Tuhan dengan kehendaknya sendiri untuk mencapai kebahagiaan hidup dan kebahagiaan kelak di akhirat. 20 Dari penjabaran beberapa para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penyuluhan agama Islam adalah kegiatan nonformal yang bertujuan untuk membantu orang lain individu maupun kelompok agar dapat keluar dari masalah-masalah yang dihadapinya dengan kekuatan sendiri baik secara preventif, kuratif, korektif maupun development. Di kalangan masyarakat Islam telah dikenal pula prinsip-prinsip penyuluhan tersebut dalam Al- Qur’an disebutkan yakni: 18 James F. dalam Djumhur dan Muh.Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung: CV. Ilmu, 1975, h.24 19 Prayitno 1983 dalam Dewa Ketut Sukardi, Proses dan Bimbingan Penyuluhan, Jakarta: Rineka Cipta, 1993, h.38 20 Mu’in dan Asymuni, Ushul Fiqh II Qaidah-Qaidah Istinbath dan Ijtihad, Jakarta: Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1986, h.35 َيِنِممؤُمملِل ٌةَمَْرَو ىًدُهَو ِروُدصلا ِِ اَمِل ٌءاَفِشَو ممُكِبَر منِم ٌةَظِعموَم ممُكمتَءاَج مدَق ُسانلا اَه يَأ اَي Artinya: “ Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasehat dari Tuhan-Mu dan merupakan obat penyembuh penyakit jiwa yang ada di dalam dadamu dan ia menjadi petunjuk dan rahmat bagi yang beriman”. QS. Yunus: 57 21 Dalam ayat lain Allah SWT berfirman منَع ََ منَِِ ُمَلمعَأ َوُه َكبَر نِإ ُنَسمحَأ َيِه ِِلاِب ممُمِْداَجَو ِةَنَسَمْا ِةَظِعموَمملاَو ِةَممكِمْاِب َكِبَر ِ يِبَس ََِإ ُعمدا َنيِدَتمهُمملاِب ُمَلمعَأ َوُهَو ِهِليِبَس Artinya: “ Serulah manusia kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. sesungguhnya Tuhan-Mu Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” QS. An-Nahl: 125 22 Memperhatikan ayat-ayat diatas, berarti Allah memberikan petunjuk kepada umatnya tentang penyuluhan itu diperlukan, dan tugas itu sekaligus sebagai salah satu ciri dari orang yang beriman. Adapun ciri-ciri kegiatan penyuluhan yakni sebagai berikut: a. Dilaksanakan oleh seorang professional yang terlatih b. Klien mempelajari keterampilan pengambilan keputusan, pemecahan masalah, tingkah laku, atau sikap baru. 21 Dewa Ketut Sukardi, Proses dan Bimbingan Penyuluhan, Jakarta: Rineka Cipta, 1993, h.216 22 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: CVDarus Sunnah, 2012, h.282 c. Hubungan dibentuk berdasarkan sukarela 23 Selain itu juga terdapat syarat-syarat penyuluhan secara umum di dalam kehidupan menjadi salah satu fokus atau dasar perhatian dalam bimbingan. Berikut beberapa syarat melakukan penyuluhan yakni sebagai berikut: a. penyuluhan mampu menyiapkan, menyediakan, serta menyajikan segala informasi yang diperlukan untuk khalayak sasaran. 24 b. memberikan motivasi kepada responden. c. mampu bekerja sama kepada sesama. d. Bersikap helpful kepada sesama. Melihat pernyataan yang telah diuraikan sebelumnya mengenai penyuluhan, maka fungsi penyuluhan adalah memberikan pelayanan pada individu maupun kelompok, merasakan kegunaan dari setiap program yang kita buat untuk mereka. Penyuluhan dikatakan berfungsi dengan baik jika penyuluhan yang kita lakukan dirasakan bermanfaat bagi orang lain, sebaliknya jika penyuluhan yang kita lakukan tidak bermanfaat dapat dikatakan proses penyuluhan tidak mendatangkan kegunaan atau manfaat. 25 Penyuluhan diterapkan melalui pengembangan fungsi-fungsi Al- Qur’an dan hadits yang dijadikan sumber utama terutama untuk penyuluhan Islam. Al- Qur’an membahas berbagai pemecahan problematika kehidupan sehari-hari untuk mencapai kebahagiaan hidup. 26 23 Mastanah, Kumpulan Materi Kuliah Administrasi Penyuluhan: Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2013, h.3 24 Dwi Sadono. Pemberdayaan Petani: Penyuluhan Pertanian Indonesia.Institut Pertanian Bogor: 2008, Vol.4. No.1. Hal jurnal 69-70 25 M.Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan, Konseling Islam, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, h.103 26 Ibid, h.98-99 Tujuan penyuluhan dalam konteks penyuluhan agama tentu berbeda-beda dengan tujuan penyuluhan pertanian, untuk itu dalam tujuan penyuluhan dilihat dari sisi penyuluhan agama memiliki tujuan, sebagai berikut 27 : a. Membantu memecahkan masalah atau problematika ummat yang timbul dari interaksi-interaksi personal dan kelompok keluarga dengan pendekatan Islam. b. Membantu dan mengatasi memecahkan masalah psikologi keluarga dan komunitas muslim, karena adanya masalah internal yang terjadi dalam keluarga. c. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah mentalspiritual yang dialami oleh penyandang masalah-masalah sosial psikologis dan cacat fisik pada lembaga-lembaga rehabilitas sosial, seperti tuna netra, ketergantungan obat zat adiktif narkoba, Wanita Tuna Susila WTS dan sebagainya. d. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah mentalspiritual yang dialami para tahanan narapidana di rumah tahanan rutan dan lembaga pemasyarakatan lapas. Serta pembinaan mental bagi anak jalanan anjal, panti jompo dan masalah sosial lainnya. e. Memberikan penyuluhan dan bimbingan pada karyawan, tenaga kerja dan prajurit guna meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja dengan pendekatan Islam. 27 M.Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan, Konseling Islam, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, h.104

3. Filosofi Penyuluhan

Para penyuluh agar dapat menjalankan fungsi dan perannya dengan baik, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai maka para penyuluh harus memahami falsafah penyuluhan. Sebagaimana dikatakan oleh Asngari, 28 bahwa: “Pemahaman tentang falsafah sesuatu sangat penting sebagai dasar pengarah suatu kegiatan. Falsafah membawa kita pada suatu pemahaman yang mendasari atau menjadi landasan melaksanakan kegiatan yang lebih layak untuk mendapatkan hasil yang prima. Hasil kegiatan yang prima tersebut lebih-lebih dalam rangka pemberdayaan masyarakat pada akhirnya akan memberikan kepuasan semua pihak, baik para agen pembaharuan atau penyuluh, masyarakat klien sebagai sasaran penyuluhan, maupun pihak-pihak lainnya. Kesemuanya akan kait mengait”. Kata falsafah atau filsafat memilki pengertian yang beragam sepadan dengan jumlah orang pemikir yang memberi pengertian, karena masing-masing memiliki titik tolak latar belakang pemikiran, sudut pandang yang berbeda. Secara etimologi, kata falsafah dalam bahasa arab atau filsafat dalam bahasa Yunani berasal dari kata philosophia. Philosophia berasal dari kata philos artinya cinta dan sophia arti kebijaksanaan atau pengetahuan. Jadi falsafah atau filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan. Filsafat juga berarti mendambakan pengetahuan. Maksudnya bahwa dengan berfilsafat orang sangat mengharapkan untuk mendapatkan pengetahuan yang sejati.Seorang filosof adalah seorang pecinta, pencari hikmatkebijaksanaan atau pengetahuan. 29 Secara teminologi, menurut pandangan Butt yakni falsafah atau filsafat diartikan sebagai suatu pandangan hidup. Filsafat merupakan suatu asas atau 28 Asngari dalam Slamet 2003 dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, UGM Yogyakarta, Hal jurnal 1-14 29 Hamesma 1987 dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, UGM Yogyakarta, Hal jurnal 1-14 pendirian kebenarannya telah diterima dan diyakini untuk dijadikan landasan dasar dalam menyelesaikan masalah-masalah hidup. Filsafat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang terdalam. Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam untuk menemukan inti-sejarahesensihakikat. 30 Sedang Dahama dan Bhatnagar, mengartikan falsafah sebagai landasan pemikiran yang bersumber kepada kebijakan moral tentang segala sesuatu yang akan dan harus diterapkan di dalam praktek. 31 Berkaitan dengan itu, Kesley dan Hearne menyatakan bahwa falsafah penyuluhan harus berpijak kepada pentingnya pengembangan individu didalam perjalanan pertumbuhan masyarakat dan bangsanya. Untuk itu, ia mengemukakan bahwa: falsafah penyuluhan adalah bekerja bersama masyarakat untuk membantunya agar mereka dapat meningkatkan harkatnya sebagai manusia dalam Mardikanto. 32 Pendapat Kesley dan Hearne tersebut mengandung pengertian, bahwa: 1 penyuluh harus bekerja sama dengan masyarakat, dan bukannya bekerja untuk masyarakat, kehadiran penyuluh bukan sebagai penentu atau pemaksa, tetapi ia harus mampu menciptakan suasana dialogis dengan masyarakat dan mampu menumbuhkan, menggerakkan, serta memelihara partisipasi masyarakat; 2 penyuluhan tidak menciptakan ketergantunga, tetapi harus mampu mendorong semakin terciptanya kreativitas dan kemandirian masyarakat agar semakin 30 Butt 1961 dalam Dwi Siswanto, 2008, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, UGM Yogyakarta, Hal jurnal 1-14 31 Dahama dan Bhatnagar 1980 dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, UGM Yogyakarta, Hal jurnal 1-14 32 Kesley dan Hearne 1955 dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, UGM Yogyakarta, Hal jurnal 1-14 memiliki kemampuan untuk berswakarsa, swadana, dan swakelola bagi tersenggaranya kegiatan-kegiatan guna tercapainya tujuan masyarakat sasarannya; 3 penyuluhan yang dilaksanakan harus selalu mengacu kepada terwujudnya kesejahteraan ekonomi masyarakat dan peningkatan harkatnya sebagai manusia. Sejalan dengan Kesley dan Hearne, Ensminger dalam Mardikanto merumuskan falsafah penyuluhan sebagai berikut: 33 1. Penyuluhan adalah proses pendidikan yang bertujuan mengubah pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat; 2. Sasaran penyuluhan adalah segenap warga masyarakat untuk menjawab kebutuhan dan keinginannya. 3. Penyuluhan bertujuan untuk membantu masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri; 4. Penyuluhan adalah “belajar sambil bekerja”, dan “percaya tentang apa yang dilihatnya” 5. Penyuluhan adalah pengembangan individu, pemimpin mereka, dan pengembangan dunianya secara keseluruhan; 6. Penyuluhan adalah suatu bentuk kerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat; 7. Penyuluhan adalah pekerjaan yang diselaraskan dengan budaya masyarakatnya; 33 Kesley, dkk1962 dalam Mardikanto1993 dalam Dwi Siswanto, Urgensi Falsafah Penyuluhan Pembangunan dan Etos Kerja dalam Pemberdayaan Masyarakat, UGM Yogyakarta, Hal jurnal 1-14