Pengertian Motivasi Kerja Pengertian Motivasi Kerja
Prinsip yang umum berlaku bagi kebutuhan manusia adalah, setelah kebutuhan itu terpuaskan, maka setelah beberapa waktu kemudian, muncul kembali dan
menuntut pemuasan. Kemunculan kembali ini dapat dalam bentuk tujuan yang sama ataupun
dengan tujuan yang sudah berubah. Umpamanya kebutuhan faal seperti makan, setelah seseorang makan, dalam waktu beberapa jam kemudian ia akan merasa
lapar kembali. Atau seseorang yang menginginkan promosi dalam pekerjaannya, setelah kebutuhannyaterpenuhi, selang beberpa tahun kemudian, ia mulai
merasakan kebutuhan untuk promosi menuju ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Demikian prosesnya berjalan terus menerus untuk segala macam kebutuhan.
Batasan mengenai motivasi sebagai “The process by which behavior is energized and directed” suatu proses, di mana tingkah laku tersebut dipupuk
dan diarahkan, para ahli psikologi memberikan kesamaan antara motif dengan needs dorongan, kebutuhan. Dari batasan di atas, dapat disimpulkan, bahwa
motif adalah yang melatarbelakangi individu untuk berbuat mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan pengertian mengenai motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif. Atau dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi motif.
88
Munandar berpendapat bahwa motivasi adalah suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian
kegiatan yang mengarahkan tercapainya tujuan-tujuan tertentu.
88
Pandji Anoraga. Psikologi Kerja, Jakarta: Rineka Cipta, 2001, h.34
Steers dan Portermengemukakan secara umum ada karakteristik utama motivasi, yaitu sebagai berikut:
89
a. Sesuatu yang mendorong atau menentukan tingkah laku energizing b. Sesuatu yang membimbing atau mengarahkan tingkah laku directing
c. Sesuatu yang memlihara dan menindak lanjuti tingkah laku sustaining maintaining
Sedangkan menurut Atiksin, motive merupakan suatu disposisi latent yang berusaha kuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sepanjang disposisi
tersebut belum terpenuhi, maka motive selalu berusaha muncul ke permukaan. Bahkan, latenitas tersebut berpotensi untuk berlindung menekan diri ke bawah
sadar, yang kemudian oleh Freud dimungkinkan akan muncul dalam bentuk mimpi. Adapun motivasi, dipandangnya sebagai keadaan individu yang
terangsang oleh hubungan antara motive dan harapan.
90
Selanjutnya kata “kerja” dalam istilah bahasa Arab berarti menggunakan
beberapa kata diantaranya adalah kata „amila َ معُ, kasaba َبسكُ, dan sa’a َعسُ, akan tetapi dari masing-masing kata tersebut mempunyai penekanan makna yang
sedikit berbeda, kata „amila َ معُ lebih menunjukan kata “kerja” secara umum.
91
Dalam hal ini Ibnu Atsir menyatakan bahwa kasaba َبسكُ adalah usaha mencari
rezeki kehidupan.
92
Sedangkan sa’a َعسُ lebih menekankan kepada pekerjaan atau perbuatan seseorang untuk memenuhi segala kebutuhannya.
93
89
Steers dan Porter, Motivation and Work Behavior, Unites States of America: McGraw-Hill, Inc, 1991, h.19
90
Atikson, dkk, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia Memotivasi Pegawai, Jakarta: PT Elex Media, 1999, h.243
91
Lois Ma’luf, Al-Munjid, Beirut: Dar Al-Masyrik, 1997, h.530
92
Ibnu Atsir dalam Lois Ma’luf, Al-Munjid, Beirut: Dar Al-Masyrik, 1997, h.684
93
Ma’luf, Al-Munjid, Beirut: Dar Al-Masyrik, 1997, h.376
Adapun kerja dalam kamus umum bahasa Indonesia artinya kegiatan melakukan sesuatu yang dilakukan diperbuat, sesuatu yang dilakukan untuk
mencari nafkah, mata pencaharian.
94
Dalam Al- Qur’an juga diperintahkan untuk bekerja sebagaimana yang
dijelaskan dalam surah At-Taubah ayat 105. Allah swt.berfirman:
ِِِاَع ََِٰإ َنودَرُ تَسَو ۖ َنوُنِممؤُمملاَو ُهُلوُسَرَو ممُكَلَمَع ُهللا ىَرَ يَسَف اوُلَممعا ِ ُقَو َنوُلَممعَ ت ممُتمنُك اَِِ ممُكُئِبَنُ يَ ف ِةَدا َهشلاَو ِبميَغملا
Artinya: dan katakanlah “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin dan kamu
akan dikembalikan kepada Allah yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan.”
95
Surat At-Taubah 105 menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kita untuk bekerja, dan Allah pasti membalas semua apa yang telah kita kerjakan. Yang
paling unik dalam ayat ini adalah penegasan Allah bahwa motivasi atau niat bekerja itu mestilah benar. Sebab jika motivasi bekerja tidak benar, Allah akan
membalas dengan cara memberi azab. Sebaliknya, jika motivasi itu benar maka Allah akan membalas pekerjaan itu dengan balasan yang lebih baik dari apa yang
kita kerjakan. Pernyataan ini berkesinambungan dalam surah An-Nahl ayat 97, Allah swt berfirman:
94
Hoetomo, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Surabaya: Mitra Pelajar, 2005, h.266
95
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: CVDarus Sunnah, 2012,
h.204
ُهنَ يِيمحُنَلَ ف ٌنِممؤُم َوُهَو ٰىَثنُأ موَأ ٍرَكَذ نِم اًحِلَٰص َ ِمَع منَم ۥ
َ يَح اوُناَك اَم ِنَسمحَأِب مُهَرمجَأ ممُه نَ يِزمجَنَلَو ًةَبِيَط ًةٰو
َنوُلَممعَ ي
Artinya: barang siapa yang mengerjakan kebajikan baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan kami berikan
kepadanya kehidupan yang lebih baik dan akan kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
96
Pengertian kerja dalam arti luas adalah bentuk usaha yang dilakukan oleh manusia, baik dalam hal materi maupun nonmateri intelektual atau fisik, maupun
hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniaan maupun keakheratan.
97
Makna bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh- sungguh dengan mengarahkan seluruh asset, fakir, dan zikirnya untuk
mengaktualisasikan atau menampakan dirinya sebahgai hamba Allah yang harus menundukan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat
yang terbaik khairul ummah atau dengan kata lain dapat juga kita katakan bahwa hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya.
98
Motivasi kerja menurut Panji Anoraga adalah kemauan kerja yang timbul karena ada dorongan dalam pribadi karyawan yang bersangkutan sebagai hasil
integrasi keseluruhan dari pada kebutuhan pribadi, pengaruh lingkungan fisik dan pengaruh lingkungan sosial dimana kekuatannya tergantung dari pada proses
pengintegrasian tersebut.
99
Senada dengan itu Wursanto mengemukakan bahwa motivasi kerja adalah dorongan yang memberikan semangat kerja kepada para pegawai untuk
berperilaku tertentu dalam usaha mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
100
Begitu juga halnya dengan Hasibuan yang mengartikan motivasi
96
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: CVDarus Sunnah, 2012,
h.
97
Abdul Aziz Al-Khayyat, Nazrah Al-Islam li Al-Amar wa Ashuru fi At-Tanmiyah. Terjemahan Muhammad Nurhakim, Etika Bekerja dalam Islam, Jakarta: Insan Press, 1995, cet ke-2,
h.13
98
Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, Yogyakarta: PT Dana Bakhti Wakaf, 1995, cet ke-2, h.27
99
Pandji Anoraga, Psikologi Kepemimpinan, Jakarta: Rineka Cipta, 1992, cet ke-2, h.77
100
Wursanto 2003 dalam Sutarto Wijono, Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta: Kencana, 2010,h.21
kerja sebagai hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia agar mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil optimal.
101
Selanjutnya Milton juga berdasarkan Sterss Layman melihat motivasi kerja mengandung tiga komponen utama, yaitu yang menggerakan energizing,
perilaku dan tujuan serta insentif. Menggerakan timbul apabila individu mempunyai kehendak atau keinginan untuk sesuatu kehendak atau keinginan ini,
yaitu motif dan merupakan sebab munculnya perilaku. Perilaku adalah digerakan oleh tujuan yang dapat memuaskan kehendak atau keinginan karyawan
tersebut.
102
Jelaslah bahwa tersebut merupakan salah satu aspek dalam memahami tingkah laku.
Selanjutnya Peak mengatakan bahwa dalam membicarakan tingkah laku perlu mempertimbangkan aspek-aspek pembelajaran, motivasi, persepsi, sikap
dan harapan. Ini berarti motivasi merupakan salah satu sebab atau penentu tingkah laku. Sesungguhnya suatu tingkah laku itu adalah dimunculkan oleh
faktor-faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internal tersebut adalah motivasi.
103
Beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah usaha yang terdapat dalam diri seseorang yang disadari untuk menggerakan,
mengarahkan dan mendorong tingkah laku agar terdorong untuk bertindak melalukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan.
Motivasi kerja dapat didefinisikan secara operasional sebagai berikut: kesungguhan atau usaha dari individu untuk melakukan pekerjaannya guna
mencapai tujuan perusahaan organisasi di samping tujuannya sendiri. Tujuan
101
Hasibuan 2000 dalam Sutarto Wijono, Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta: Kencana, 2010,h.21
102
Milton 1981 berdasarkan Sterss dan Layman dalam Sutarto Wijono, Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta: Kencana, 2010,h.21
103
Peak 1995 dalam Sutarto Wijono, Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta: Kencana, 2010,h.21
organisasi adalah sebagai motif di luar kontrol individu, namun individu juga mempunyai kebutuhan sendiri yang dapat dicapai melalui pekerjaan yang
dilakukannya untuk mencapai prestasi kerja yang diharapkan antara pihak organisasi dan pihak individu itu sendiri.
Berdasarkan definisi kerja di atas, maka penulis mendefinisikan kerja sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, dan
kemampuannya untuk mencapai suatu tujuan baik untuk keuntungan dirinya maupun keluarga dan lingkungan sekitarnya.
Menjadi simpulan diatas bahwa motivasi kerja adalah kemauan kerja yang timbul dari perilaku tertentu yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung
perilaku manusia agar mau bekerja giat serta dapat memuaskan kehendak atau mencapai tujuan perusahaan organisasi disamping tujuannya sendiri.