Uji Reliabilitas PENDEKATAN DAN DESAIN PENELITIAN
Untuk mengetahui hubungan penyuluhan agama dengan motivasi kerja karyawan, dilakukan dengan skala likert yaitu untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi responden terhadap suatu obyek. Selanjutnya untuk mempermudah mengolah data, item-item yang tersusun mulai dari indikator yang ada diberikan
skor dengan menggunakan skala Likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi, seseorang atau kelompok tentang kejadaian atau gejala
sosial.
17
Tabel 7. Skala Semi Likert
Sangat Tidak Setuju STS
Tidak Setuju TS
Netral N Setuju
S Sangat Setuju
SS 1
2 3
4 5
Keuntungan menggunakan skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor sebagai akibat penggunaan skala 1-5,
dengan dimensi yang tercermin dalam daftar pertanyaan mereka. Dari segi statistik, skala dengan lima tingkatan 1-5 lebih tinggi keadaannya dibandingkan
d ua tingkatan “ya” atau “tidak”.
Selanjutnya data yang telah diperoleh melalui kuisioner, akan dianalisis dengan analisis korelasi Pearson Product Moment Correlation dan kemudian
hasilnya dideskripsikan. 1. Pearson Product Moment Correlation
Analisis Pearson ialah suatu analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada
17
Umi Zulfa,Metode Penelitian Sosial, Yogyakarta: Cahaya Ilmu, 2011, h.80
atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat. Persamaan korelasi pearson
product moment dirumuskan: r
= N ∑XY − ∑ X ∑ Y
√ [N ∑ X
2
− ∑X
2
] [N ∑ Y
2
−∑Y
2
] Keterangan:
r =
korelasi Product Moment X =
Sikap tiap item pertanyaan Y =
Skor total responden XY =
Skor setiap item pertanyaan dikali skor total responden ∑XY =
Jumlah hasil perkiraan skor tiap item dengan skor total responden
∑X = Jumlah seluruh skor tiap item pertanyaan
∑Y = Jumlah seluruh skor total responden
2. Mengkategorikan hasil yang didapat a. dapat dikatakan sangat efektif jika X + SD hasilnya lebih tinggi atau
sama dengan standar deviasi. b. dapat dikatakan efektif jika X hasilnya berada diantara nilai tinggi dan
rendah dari standar deviasi. c. dikatakan kurang efektif jika X-SD hasilnya lebih rendah dari standar
deviasi.
3. Uji Hipotesis Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara
terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji secara empiris.
18
Rumusan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini, peneliti menganalisis skor penyuluhan agama
dan motivasi kerja karyawan perusahaan dengan menggunakan rumus kolerasi Product Moment dari Pearson. Hal ini karena semua data yang
berdistribusi normal. Penelitian ini berupa data interval dengan menggunakan uji statistic parametik serta teknik penelitian korelasional. Dalam
penghitungannya, peneliti menggunakan program SPSS 19.0 for windows. Dari hasil hipotesis diperoleh nilai koefesien korelasi antara penyuluhan
agama dan motivasi kerja karyawan perusahaan adalah 0,506. Hipotesis untuk hasilnya adalah:
a. Ha : , terdapat hubungan yang signifikan antara penyuluhan
agama dengan motivasi kerja karyawan kerja b. Ho :
, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel bebas X terhadap variabel terikat Y.
Jika sig f 0,306 artinya tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Jika sig f 0,306 artinya terdapat
hubungan signifikan antara variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Dengan ketentuan sebagai berikut:
Sig 0,05 maka ditolak dan
diterima Sig 0,05 maka
diterima dan ditolak
18
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: PT Raja Graindo Persada, 2008, hal.137
4. Uji Koefisien Korelasi Analisis korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya hubungan
antara dua variabel atau lebih, baik hubungan yang bersifat simetris, kausal, dan reciprocal.
19
Uji koefesien korelasi dilakukan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana kekuatan dan arah hubungan
antara variabel independen yaitu bimbingan agama dan variabel dependen motivasi kerja. Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut
yaitu dengan cara menginterpretasikan nilai yang diperoleh dari uji koefesien korelasi dengan berpedoman pada ketentuan berikut:
Tabel 8. Interval Koefesien Korelasi dan Kekuatan Hubungan
20
No Interval Nilai
Kekuatan Hubungan
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. KK = 0,00
0,00 KK 0,20 0,20 KK 0,40
0,40 KK 0,70 0,70 KK 0,90
0,90 KK 1,00 KK = 1,00
Tidak ada Sangat rendah atau lemah sekali
Rendah atau lemah tapi pasti Cukup berarti atau sedang
Tinggi atau kuat Sangat tinggi atau kuat sekali, dapat diandalkan
Sempurna
Untuk menentukan besarnya koefesien korelasi digunakan rumus sebagai berikut:
21
∑ √∑
19
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivarians dengan Program SPSS, Semarang: UNDIP, 2003, h. 260
20
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, h. 44
21
Sugiyono, Statistik untuk penelitian, Bandung: Alfabeta, 2012, h. 228
Keterangan: = Korelasi antara variabel X dan Y
x = Selisih nilai X dengan rata-rata variabel X
̅ y
= Selisih nilai Y dengan rata-rata variabel Y ̅
93