sebelumnya dengan metode ceramah ataupun lainnya. Agar materi yang disampaikan lebih kaya dan guna mendapat masukan ataupun kritikan
membangun para peserta, hal ini dapat dilakukan dengan cara diskusi.
58
c. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah penyampaian penyuluhan dengan cara
mendorong sasarannya obyek penyuluhan untuk menyatakan sesuatu masalah yang dirasa belum mengerti dan penyuluh sebagai penjawabnya.
d. Metode Demonstrasi Memberikan penyuluhan dengan memperlihatkan suatu contoh, baik berupa
benda, peristiwa, perbuatan dan sebagainya dapat dinamakan bahwa seorang penyuluh tersebut menggunakan metode demonstrasi.
59
Artinya suatu
metode penyuluhan,
dimana seorang
penyuluh memperlihatkan sesuatu atau mementaskan sesuatu terhadap sasaran obyek
penyuluhan dalam rangka mencapai tujuan penyuluhan yang diinginkan. e. Parsipatorik Partisipatif Praktik ibadah, wisata ziarah dan bakti sosial
Partisipasif adalah proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok terkait mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya
untuk melakukan hal itu. Kegiatan partisipatif dalam kegiatan penyuluhan agama ialah praktik ibadah, wisata ziarah dan bakti sosial.
60
58
Moektiaza, Pengertian, Peran, Penyuluh Agama Islam dan Pembinaan Keagamaan artikel diakses tanggal
59
Kathur Suhardi, Terjemah Sirah Nabawiyah, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009, h.ix
60
Ibid, h.179-180
Metode partisipatif ini dapat dilakukan pada tempat-tempat yang dianggap telah lebih baik kehidupan keberagamannya sehingga menjadi komparasi yang
memadai untuk meningkatkan gairah keberagaman khalayak sasaran. Berdasarkan penjelasan metode-metode penyuluhan di atas, disimpulkan
bahwa penggunaan metode yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, demontrasi, dan partisipatorik wisata
ziarah. Penyuluhan agama Islam dengan metode pendekatan berdasarkan jumlah orang yang mengikuti, klasifikasi kelompok bisa terdiri dari golongan, ataupun
jumlah orang yang mengkuti kegiatan penyuluhan.
6. Tujuan Penyuluhan Agama
Secara umum tujuan penyuluhan adalah membantu individu mewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan di akhirat. Tujuan penyuluhan dalam konteks penyuluhan agama tentu berbeda dengan tujuan penyuluhan pertanian, untuk itu dalam tujuan penyuluhan
dilihat dari sisi penyuluhan agama memiliki tujuan.
61
Adapun tujuan penyuluhan agama sebagai berikut: a.
Membantu individu agar tidak mengahadapi masalah. Membantu mememecahkan masalah atau problematika ummat yang timbul dari
interaksi personal dan kelompok keluarga dengan pendekatan Islam. b.
Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapi baik itu masalah psikologi keluarga dan komunitas muslim, karena adanya masalah
internal yang terjadi dalam keluarga.
61
M. Lutfi, MA. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam, h.98-99
c. Membantu mengatasi dan memecahkan masalah mental spiritual yang
dialami oleh penyandang masalah-masalah sosial phatologis dan cacat fisik pada lembaga-lembaga rehabilitas sosial seperti tuna netra, ketergantungan
zat aditif narkoba, Wanita Tuna Susila WTS dan sebagainya. d.
Membantu mengatasi dan memecahkan masalah mental spiritual yang dialami oleh para tahanan narapidana di rumah tahanan rutan dan
lembaga pemasyarakatan lapas. Serta pembinaan mental bagi anak jalanan anjal, panti jompo dan masalah sosial lainnya.
e. Memberikan penyuluhan dan bimbingan pada karyawan, tenaga kerja
dan prajurit guna meningkatkan kinerja dan produktivitas dengan pendekatan Islam.
f. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan
kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang
lain.
62
Penyuluhan agama selain perlu dilakukan terhadap orang lain, juga harus dilakukan kepada dirinya sendiri. Karena penyuluhan agama yang akan menjadi
pondasi kehidupan setiap manusia. Bila pondasi kehidupan seseorang kuat, maka bangunan kehidupannya-pun akan kuat termasuk motivasi kerja yang dimiliki
karyawan.
62
Ainur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Yogyakarta: UII Press, 2001, h. 35
Tugas untuk saling membantu dan menasehati dalam kebenaran, seperti penyuluhan agama yang telah dijelaskan dalam firman Allah SWT pada Al-
Qur’an surat Ali Imran ayat 104 :
َكِئلُأَو ِرَكمنُمملا ِنَع َنموَهم نَ يَو ِفموُرمعَمملاِب َنموُرُممأَيَو ِمَْمْا ََِإ َنموُعمدَي ٌةمُأ ممُكمنِم منُكَتملَو ُمُه
َنموُحِلمفُما
Artiny a: “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan dan menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar. Dan merekalah orang-
orang yang beruntung”. Q.S. Ali Imran ayat 104
63
Disamping itu ayat di atas memberikan petunjuk bahwa penyuluhan agama ditujukan terutama kepada kesehatan jiwa, karena ini merupakan pedoman yang
diberikan oleh Allah SWT kepada manusia untuk mencapai suatu kebahagiaan dan ketenangan bathin. Dengan demikian, terlihat bahwa penyuluhan agama
Islam memiliki fungsi, antara lain: 1 Menjadi pendorong motivasi bagi yang terbimbing agar timbul
semangat. 2 Menjadi pemantap stabilisator dan penggerak dinamisator untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki dengan motivasi ajaran agama. Sehingga segala tugas dilaksanakan dengan dasar ibadah kepada Tuhan.
3 Menjadi pengarah direktif bagi pelaksanaan program bimbingan dan penyuluhan agama, sehingga wadah pelaksanaan program yang
kemungkinkan menyimpang akan dapat dihindari.
64
63
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: CVDarus Sunnah, 2012,
h.64
64
Arifin dan Kartikawati. Materi Pokok Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1995, h.7