Pemberian kredit juga bertujuan untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi ataupun dana untuk modal kerja. Dengan
bantuan dana tersebut, maka pihak nasabah debitur dapat mengembangkan usahanya. Dalam hal ini, baik pihak bank maupun nasabah sama-sama diuntungkan.
3. Membantu Pemerintah
Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam pembangunan di berbagai bidang, terutama sektor riil. Hal ini disebabkan oleh karena kredit yang disalurkan
oleh pihak perbankan dapat memberikan kucuran dana bagi peningkatan pembangunan. Misalnya, penerimaan pajak, membuka kesempatan kerja,
meningkatkan jumlah barang dan jasa, menghemat devisa negara, dan meningkatkan devisa negara.
Berdasarkan di atas, maka selayaknya pihak perbankan memantapkan tujuannya ketika bank didirikan demi mencapai dan menjaga keuntungan-keuntungan
bagi berbagai pihak, baik keuntungan bagi pihak bank sendiri, ataupun nasabah debitur dan pemerintah.
B. Prinsip dan Pertimbangan Kredit
Sebelum menerima permohonan dan memberikan kredit, bank perlu melakukan analisis kredit terlebih dahulu untuk meyakinkan bahwa kredit yang
dimohonkan tersebut adalah layak, dapat dipercaya, dan tidak fiktif. Atas dasar analisis kredit itu, maka bank memberikan penilaian dan pertimbangan terhadap
permohonan nasabah, apakah layak untuk dikabulkan atau tidak. Hal ini sepatutnya dilakukan oleh pihak bank, mengingat risiko adanya kemungkinan kredit yang sulit
Universitas Sumatera Utara
dilunasi atau bahkan cenderung macet. Maka sebelum kredit diberikan bank perlu melakukan analisis kredit terlebih dahulu.yang meliputi;
57
1. Latar belakang nasabahperusahaan nasabah,
2. Prospek usaha yang akan dibiayai,
3. Jaminan yang diberikan, dan
4. Hal-hal lain yang ditentukan oleh bank.
Tujuan analisis kredit adalah untuk meyakinkan bank bahwa kredit yang dimohonkan tersebut adalah layak dan dapat dipercaya serta tidak fiktif. Atas dasar
analisis kredit, bank memberikan pertimbangan dengan hati-hati, apakah permohonan nasabah tersebut layak untuk dikabulkan. Hal ini perlu mendapat perhatian sungguh-
sungguh mengingat risiko kemungkinan kredit sulit dilunasi bahkan cenderung macet. Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya,
jamianan yang diberikan, serta faktor-faktor lainnya. Tujuan analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman dan terjamin.
Biasanya, kriteria dan aspek penilaian yang umum dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak untuk diberikan kredit adalah dengan
melakukan analisis 5C dan 7P.
58
Pertimbangan pemberian kredit berdasarkan pada hasil penilaian atas konsep 5C, adalah sebagai berikut :
1. Character Watak
57
Abdulkadir Muhammad dan Rilda Murniati, Op. cit., hal. 61
58
Kasmir, Op. cit, hal. 117
Universitas Sumatera Utara
Penilaian terhadap
character perlu dilakukan untuk mengetahui iktikad baik, kemauan, dan kejujuran nasabah calon debitur untuk membayar kembali kredit yang
diterimanya. Penilaian watak calon debitur dimaksudkan untuk mengetahui kemauannya untuk membayar willingness to pay. Penilaian tersebut meliputi moral,
sifat, perilaku, tanggung jawab, cara dan gaya hidup yang dianut , serta latar belakang kehidupan baik yang bersifat pekerjaan maupun yang bersifat pribadi calon debitur
yang sangat berpengaruh terhadap pelunasan kredit. 2. Capacity Kemampuan
Penilaian terhadap
capacity perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan membayar kredit beserta bunga yang diterima nasabah calon debitur. Kemampuan
membayar tersebut dinilai dari kegiatan usaha dan pengelolaan usaha yang akan dibiayai melalui kredit. Kemampuan ini juga dapat dinilai dari latar belakang
pendidikan dan pengalamannya selama mengelola usahanya, sehingga akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. Capacity sering juga
disebut dengan Capability. 3. Capital Modal
Penilaian terhadap
capital perlu dilakukan untuk mengetahui apakah jumlah modal yang dimiliki oleh calon debitur cukup memadai untuk menjalankan usahanya
atau tidak. Makin besar jumlah modal yang ditanam oleh calon debitur ke dalam usaha yang akan dibiayai dengan kredit makin menunjukkan keseriusan calon debitur
menjalankan usahanya. Besarnya jumlah modal yang ditanam terutama berupa benda bergerak dan
tidak bergerak akan memberikan daya tahan usaha dalam menghadapi siklus atau
Universitas Sumatera Utara
situasi ekonomi. Untuk mengetahui penggunaan modal apakah efektif atau tidak dapt dilihat dari laporan keuangan neraca dan laporan rugi laba yang disajikan dengan
melakukan pengukuran, seperti segi likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas, dan ukuran lainnya. Analisis capital juga harus menganalisis dari sumber mana saja modal
yang ada sekarang ini, termasuk presentase modal yang digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan, berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman.
4. Collateral Jaminan Penilaian
terhadap collateral perlu dilakukan untuk mengetahui nilai barang
jaminan baik yang bersifat fisik maupun non fisik yang diserahkan oleh calon debitur untuk menutupi risiko kegagalan pengembalian kredit yang akan diterimanya. Barang
jaminan berfungsi sebagai pengaman terhadap kemungkinan ketidakmampuan calon debitur melunasi kredit yang diterimanya. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit
yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan kesempurnaannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan
secepat mungkin. 5. Condition Keadaan
Penilaian terhadap
condition perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi pada suatu saat di suatu daerah yang mungkin akan mempengaruhi kelancaran usaha calon
debitur. Kondisi ekonomi ini juga mencakup peraturan dan kebijaksanaan pemerintah yang memiliki dampak terhadap keadaan perekonomian dengan mempengaruhi
kegiatan usaha calon debitur. Oleh sebab itu, dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang, serta prediksi untuk
masa yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek usaha yang dibiayai
Universitas Sumatera Utara
hendaknya benar-benar memiliki masa depan yang baik, sehingga kemungkinan kredit bermasalah relatif kecil.
59
Adapun penilaian kredit berdasarkan analisis 7P adalah:
60
1 Personality Personalitas
Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun kepribadian masa lalunya. Penilaian personality juga mencakup sikap,
emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan cara menyelesaikannya.
2 Party
Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan- golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya. Nasabah yang
digolongkan ke dalam klasifikasi tertentu akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
3 Purpose Tujuan
Untuk mengetahui tujuan nasabah mengambil kredit, termasuk juga jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit bermacam-macam sesuai
kebutuhan. Sebagai contoh, kredit yang digunakan untuk modal kerja, investasi, konsumtif, produktif, dan lain-lain.
4 Prospect Prospek
59
Ibid., hal. 61-62.
60
Ibid, hal. 120-121
Universitas Sumatera Utara
Untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang, apakah menguntungkan atau tidak, dengan kata lain mempunyai prospekkah atau tidak. Hal ini penting,
mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, maka bukan hanya bank yang rugi tetapi juga nasabah.
5 Payment
Ukuran untuk mengetahui bagaiman cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambilnya, atau untuk mengetahui dari mana saja dana untuk
pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur, maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi, akan dapat ditutupi
dengan usahanya yang lain. 6
Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
Profitability dapat diukur dari periode ke periode, apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan
diperolehnya. 7
Protection Perlindungan Tujuannya adalah untuk menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan
jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman. Dalam praktiknya, di samping menggunakan analisis 5C dan 7P, penilaian
suatu kredit layak atau tidak layak dapat dilakukan dengan menilai seluruh aspek yang
Universitas Sumatera Utara
ada. Penilaian dengan seluruh aspek yang ada dikenal dengan nama Studi Kelayakan Usaha. Penilaian terhadap studi kelayakan ini mencakup beberapa aspek yaitu;
61
1. Aspek Yuridis
Dalam aspek ini yang dinilai adalah masalah legalitas badan usaha serta izin- izin yang dimiliki oleh perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan
meneliti keabsahan dan kesempurnaan akte pendirian perusahaan, sehingga dapat diketahui siapa-siapa pemiliknya dan besar modal masing-masing pemilik. Kemudian
juga diteliti keabsahan dokumen atau surat-surat penting lainnya, seperti; a.
Surat Izin Usaha Industri SIUI untuk sektor industri. b.
Surat Izin Usaha Perdagangan SIUP untuk sektor perdagangan. c.
Tanda Daftar Perusahaan TDP d.
Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP e.
Keabsahan surat-surat yang dijaminkan , seperti sertifikat tanah dan sertifikat deposito.
f. Dokumen-dokumen lainnya yang dianggap penting, sperti Kartu Tanda
Penduduk KTP. 2.
Aspek Pasar dan Pemasaran Dalam aspek ini, yang dinilai adalah besar kecilnya permintaan terhadap
produk yang dihasilkan sekarang dan di masa yang akan datang, sehingga diketahui prospek pemasaran produk tersebut. Beberapa hal yang diteliti dalam aspek ini,
adalah; a.
Hasil penjualan atau produksi, minimal 3 bulan atau 3 tahun yang lalu.
61
Ibid., hal. 120-123
Universitas Sumatera Utara
b. Rencana penjualan dan produksi, minimal 3 bulan atau 3 tahun yang akan
datang. c.
Peta kekuatan pesaing yang ada, seperti market share yang dikuasai. d.
Prospek produk secara keseluruhan. 3.
Aspek Keuangan Aspek yang dinilai dalam poin ini adalah sumber-sumber dana yang dimiliki
untuk membiayai usaha dan penggunaan dana tersebut. Penilaian bank dari aspek keuangan biasanya mencakup beberapa hal seperti:
a. Rasio likuiditas,
b. Rasio solvabilitas,
c. Rasio remabilitas,
d. Payback Period,
e. Net Present Value NPV,
f. Profitability Index PI,
g. Internal Rate of Return IRR, dan
h. Break Even BEP.
4. Aspek TeknisOperasi
Merupakan aspek yang membahas masalah yang berkaitan dengan penilaian terhadap kelancaran produksi, lokasi, ketersediaan dan kontinuitas bahan baku
kualitas tenaga kerja, alat-alat dan lay out, seperti kapasitas mesin yang digunakan.
5. Aspek Manajemen
Universitas Sumatera Utara
Aspek ini digunakan untuk menilai struktur organisasi perusahaan, pola kepemimpinan yang diterapkan, serta latar belakang pendidikan dan pengalaman
sumber daya manusia yang dimiliki. Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada juga menjadi pertimbangan lain.
6. Aspek Sosial Ekonomi
Aspek sosial ekonomi menganalisis dampak positif atau negatif yang timbul akibat adanya proyek terhadap sosial dan perekonomian masyarakat secara umum,
seperti; a.
Meningkatkan ekspor barang atau mengurangi ketergantungan impor, b.
Mengurangi pengangguran, c.
Meningkatkan pendapatan masyarakat, d.
Tersedianya sarana dan prasarana, dan e.
Membuka daerah tertentu yang terisolasi. 7.
Aspek Amdal Analisis Dampak Lingkungan Amdal merupakan analisa terhadap
lingkungan baik darat, air, atau udara, termasuk juga kesehatan manusia. Analisis ini dilakukan sebelum kredit tersebut disalurkan, sehingga proyek yang dibiayai tidak
akan merusak dan mencemari lingkungan di sekitarnya. Pencemaran yang sering terjadi antara lain terhadap;
a. Kesehatan manusia terganggu,
b. Tanah atau daratan menjadi gersang dan atau erosi,
c. Air menjadi limbah berbau busuk, berubah warna dan rasa, atau menyebabkan
banjir,
Universitas Sumatera Utara
d. Polusi udara, berdebu, bising, dan panas, serta
e. Mengubah tatanan adat-istiadat setempat.
Dengan demikian, untuk mengetahui suatu kredit layak diberikan atau tidak, mutlak dilakukan penilaian dengan melihat kepada seluruh aspek yang ada
sebagaimana yang telah diurai di atas. Studi kelayakan usaha perlu dilakukan demi mendapatkan nasabah calon debitur yang benar-benar layak untuk diberikan kredit
dan demi mencegah terjadinya kredit macet. Pada prinsipnya pemberian kredit oleh bank kepada debitur berpedoman pada
2 dua prinsip yaitu; 1.
Prinsip kepercayaan. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pemberian kredit oleh bank kepada
nasabah debitur selalu didasarkan kepada kepercayaan. Bank mempunyai kepercayaan bahwa kredit yang diberikannya bermanfaat bagi nasabah debitur sesuai dengan
peruntukannya, dan terutama sekali bank percaya nasabah debitur yang bersangkutan mampu melunasi utang kredit beserta bunga dalam jangka waktu yang telah
ditentukan. 2.
prinsip kehati-hatian Bank dalam menjalani kegiatan usahanya, termasuk pemberian kredit kepada
nasabah debitur harus selalu berpedoman dan menerapkan prinsip kehati-hatian. Prinsip ini antara lain diwujudkan dalam bentuk penerapan secara konsisten
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan iktikad baik terhadap semua persyaratan dan peraturan perundang- undangan yang terkait dengan pemberian kredit oleh bank yang bersangkutan.
62
C. Kredit Bermasalah dan Kredit Macet.