melaksanakan segala tugas dan kewenangannya untuk mengurus dan atau membereskan harta pailit terhitung sejak putusan pernyataan pailit ditetapkan.
Meskipun putusan pailit tersebut di kemudian hari dibatalkan oleh suatu putusan yang secara hierarkhi lebih tinggi.
Semua kegiatan pengurusan dan pemberesan oleh kurator yang telah dilakukan terhitung sejak putusan kepailitan dijatuhkan hingga putusan tersebut dibatalkan, tetap
dinyatakan sah oleh undang-undang. Salinan putusan Pengadilan selanjutnya wajib disampaikan oleh juru sita dengan surat kilat tercatat kepada Debitor, pihak yang
mengajukan permohonan pernyataan pailit, Kurator, dan Hakim Pengawas paling lambat 3 tiga hari setelah tanggal putusan atas permohonan pernyataan pailit
diucapkan.
4. Tahap Penyelesaian Kredit Macet Melalui Kepailitan
a. Pernyataan Pailit
Pernyataan kepailitan harus dijatuhkan oleh pengadilan yang berwenang dan dapat dijatuhkan kepada setiap debitur yang memenuhi prasyarat pernyataan pailit
seperti yang diatur dalam undang-undang kepailitan.
112
Pernyataan pailit dijatuhkan bila memenuhi prasyarat substansial menurut Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang
Kepailitan dan PKPU, yaitu bila debitur mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih dapat
112
Kartono, Kepailitan Dan Penundaan Pembayaran, Jakarta: Pradya Paramita, 1982, hal 7 Kepailitan adalah suatu sitaan dan eksekusi atas seluruh kekayaan debitur orang yang berutang untuk
kepentingan semua kreditur utang yang berpiutang bersama-sama yang pada waktu debitur dinyatakan pailit mempunyai piutang dan untuk jumlah piutang yang masing-masing kreditur memiliki
saat itu.
Universitas Sumatera Utara
dinyatakan pailit, di mana keadaan tersebut secara sederhana dapat terbukti dalam persidangan.
Permohonan pernyataan pailit diajukan kepada ketua pengadilan. Selanjutnya panitera menyampaikan permohan pernyataan pailit kepada ketua pengadilan paling
lambat 2 dua hari setelah tanggal permohonan didaftarkan. Dalam jangka waktu paling lambat 3 tiga hari setelah tanggal permohonan pernyataan pailit didaftarkan
pengadilan mempelajari permohonan dan menetapkan hari sidang. Dalam mempelajari permohonan pernyataan pailit tersebut Pengadilan Niaga berpedoman
pada Pasal 2 ayat 1 yang menegaskan bahwa debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan
dapat ditagih dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan baik atas permohonan sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih krediturnya. Sidang pemeriksaan atas
permohonan pernyataan pailit diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 20 dua puluh hari setelah tanggal permohonan didaftarkan.
113
Selama putusan atas permohonan pernyatan pailit belum ditetapkan, setiap kreditur atau kejaksaan dapat mengajukan permohonan kepada pengadilam untuk;
a. meletakan sita jaminan terhadap sebagian atau seluruh kekayaan debitur, atau
b. menunjuk kurator sementara untuk mengawasi pengelolaan usaha debitur dan
mengawasi pembayaran kepada kreditur, pengalihan atau pengagunan
113
Ketentuan Pasal 6 ayat 1, 4, 5, 6 UUK dan PKPU
Universitas Sumatera Utara
kekayaan debitur yang dalam rangka kepailitan merupakan wewenang kurator.
114
Putusan pengadilan atas permohonan pernyatan pailit harus diucapkan paling lambat 60 enam puluh hari setelah tanggal permohonan pernyataan pailit
didaftarkan.
115
Apabila salah satu pihak yang besengketa merasa tidak puas terhadap putusan atas pernyataan pailit yang dikeluarkan oleh Pengadilan Niaga tersebut maka pihak
yang bersangkutan dapat langsung mengajukan permohonan kasasi dalam jangka waktu 8 delapan hari setelah tanggal putusan yang dimohonkan kasasi diucapkan,
dengan mendaftarkan kepada Panitera Pengadilan yang telah memutuskan permohonan pernyataan pailit. Sidang pemeriksaan atas permohonan kasasi dilakukan
paling lambat 20 dua puluh hari setelah tanggal permohonan kasasi diterima oleh mahkamah Agung. Putusan kasasi diberikan paling lambat 60 enam puluh hari
setelah tanggal permohonan kasasi diterima oleh mahkamah agung.
116
b. Pencocokan utang