Karena itu peraturan-peraturan yang berlaku bagi perjanjian kredit adalah KUH Perdata sebagai peraturan umumya, dan undang-undang perbankan beserta
pelaksanaannya sebagai peraturan khusus.
2. Jenis-jenis Kredit
Pada umumnya kredit terdiri dari beberapa jenis yang dapat dilihat menurut:
55
1. Tujuan penggunaannya: a.
Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang penggunaannya untuk pengadaan barang maupun jasa yang dapat memberi kepuasan langsung terhadap kebutuhan
manusia. b.
Kredit produktif yaitu kredit yang penggunaannya untuk tujuan-tujuan produktif dalam arti dapat meningkatkan manfaat dan kegunaan baik karena
bentuk, tempat, waktu maupun karena kepemilikan, termasuk dalam kredit ini adalah;
1 Kredit investasi yaitu kredit yang digunakan untuk pembiayaan pengadaan
barang-barang modal tetap dan dipergunakan dalam waktu yang lama. 2
Kredit modak kerja yaitu kredit yang digunakan dalam rangka pembiayaan keperluan modal lancar yang biasa habis dalam satu atau beberapa proses
produksi atau siklus usaha. 2. Jangka waktunya:
a. Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu maksimal 1 satu
tahun, biasanya kredit ini adalah untuk membiayai modal kerja.
55
Hasanuddin Rahman, Aspek-aspek Hukum Perkreditan Perbankan di Indonesia, Bandung: citra Aditya Bakti , 1995 hal.97
Universitas Sumatera Utara
b. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 satu
tahun sampai dengan 3 tiga tahun biasanya kredit ini untuk pembiayaan modal kerja permanen atau kredit investasi jangka pendek.
c. Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tiga
tahun, biasanya kredit ini untuk pembiayaan kredit investasi jangka panjang, misalnya mesin-mesin berat, pembangunan gedung dan sebagainya.
3. Kredit menurut bentuknya: a.
Kredit sekaligus, yaitu kredit yang penarikannya dilakukan sekaligus, cara pembayaran kembali dapat secara sekaligus maupun dengan cara
angsurancicilan, bentuk kredit ini cocok untuk kredit investasi. b.
Kredit rekening koran, yaitu kredit yang penarikannya maupun penyetorannya dilakukan secara bertahap sesuai dengan keperluan usaha debitur. Kredit ini
biasanya dipergunakan oleh para pengusaha untuk pembiayaan modal kerja perdagangan dan industri. Kredit ini dapat dibagi menjadi 2 dua yaitu;
1 Kredit rekening koran dengan plapond tetap, yaitu merupakan kredit modal
kerja jangka pendek yang bersifat musiman atau temporer. 2
Kredit rekening koran dengan plafond menurun, yaitu merupakan pembiayaan kredit kredit modal kerja dasar, yang setelah waktu tertentu
akan dapat dibiayai dengan modal sendiri equity yang berasal dari perolehan laba usaha.
Dari segi jaminannya, jenis kredit dapat dibedakan antara lain; kredit tanpa jaminan dan kredit dengan jaminan. Dalam penjelasan Pasal 8 ayat 1 Undang-
Undang No.10 tahun 1998 tentang perbnkan disebutkan: bahwa pemberian kredit
Universitas Sumatera Utara
dapat dilakukan oleh bank, apabila bank mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya
sesuai dengan yang diperjanjikan. Dengan demikian undang-undang perbankan memperkenankan pemberian kredit dengan tanpa jaminan fisik apabila sudah
memiliki keyakinan akan kemampuan debitur untuk mengembalikan kredit. Kredit tanpa jaminan ini misalnya kredit individu dan kartu kredit,
Sedangkan kredit dengan jaminan diberikan kepada debitur selain didasarkan dengan adanya keyakinan atas kemampuan debitur untuk mengembalikan kredit, juga
didasarkan kepada adanya jaminan fisik agunan sebagai jaminan tambahan. Agunan tambahan ini dimaksudkan untuk memindahkan kreditor menerima pelunasan utang
apabila debitur wanprestasi melalui cara pelelangan atas agunan tersebut. Pemberian fasilitas kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai.
Dalam praktiknya, tujuan pemberian kredit adalah sebagai berikut:
56
1. Mencari Keuntungan.
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas
jasa dan biaya administrasi yang dibebankan kepada nasabah debitur. Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank dan membesarkan usaha bank. Bagi bank
yang terus-menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuidir dibubarkan. Oleh karena itu, sangat penting bagi bank untuk memperbesar
keuntungannya, mengingat biaya operasional bank relatif cukup besar. 2.
Membantu Usaha Nasabah.
56
Kasmir, Op. Cit., hal. 105-106
Universitas Sumatera Utara
Pemberian kredit juga bertujuan untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi ataupun dana untuk modal kerja. Dengan
bantuan dana tersebut, maka pihak nasabah debitur dapat mengembangkan usahanya. Dalam hal ini, baik pihak bank maupun nasabah sama-sama diuntungkan.
3. Membantu Pemerintah
Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam pembangunan di berbagai bidang, terutama sektor riil. Hal ini disebabkan oleh karena kredit yang disalurkan
oleh pihak perbankan dapat memberikan kucuran dana bagi peningkatan pembangunan. Misalnya, penerimaan pajak, membuka kesempatan kerja,
meningkatkan jumlah barang dan jasa, menghemat devisa negara, dan meningkatkan devisa negara.
Berdasarkan di atas, maka selayaknya pihak perbankan memantapkan tujuannya ketika bank didirikan demi mencapai dan menjaga keuntungan-keuntungan
bagi berbagai pihak, baik keuntungan bagi pihak bank sendiri, ataupun nasabah debitur dan pemerintah.
B. Prinsip dan Pertimbangan Kredit