Cara Penyelesaian Melalui Negosiasi

D. Upaya Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit Macet

Telah dijelaskan terdahulu, bahwa pemberian kredit mengandung risiko kemacetan. Akibatnya, kredit tidak dapat ditagih, sehingga terjadi kredit macet. Jadi, hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah menekan risiko kemacetan sampai seminimal mungkin serta melakukan penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah. Penyelamatan yang dilakukan bisa dengan memberikan keringanan, berupa penambahan jangka waktu bagi debitur yang terkena musibah, atau penyitaan bagi debitur yang sengaja lalai membayar. Dari segi hukum, penyelamatan dan penyelesaian kredit macet dapat dilakukan melalui salah satu dari 2 dua cara berikut ini yaitu:

1. Cara Penyelesaian Melalui Negosiasi

Pada taraf penyelamatan, usaha debitur yang dimodali dengan kredit masih berjalan meskipun angsuran kreditnya tersendat-sendat, atau meskipun kemampuannya telah melemah dan tidak dapat membayar angsurannya tetapi debitur masih dapat membayar bunganya. Bahkan debitur yang usahanya sudah tidak berjalan, penyelamatan kreditnya masih dapat dilakukan melalui upaya negosiasi. Seorang debitur yang jaminan kreditnya mencukupi dan masih ada usaha lain yang dianggap layak dan menghasilkan, kepadanya masih mungkin diberi suntikan dana baru, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk membayar seluruh kewajibannya. Upaya menyelamatkan kredit semacam ini disebut negosiasi kredit yang dapat diselamatkan, artinya kredit yang awalnya bermasalah atau macet, menjadi terhindar dari masalah setelah diadakan kesepakatan baru. Universitas Sumatera Utara Menurut Gunarto Suhardi, tindakan penyelamatan melalui negosiasi ini disebut dengan Tindakan Penyelamatan Portofolio Kredit. Menurutnya, tindakan ini lebih lazim diambil perbankan terhadap kredit bermasalah. 74 Dalam hal macet atau tidaknya suatu kredit, maka yang akan menentukannya adalah pihak kreditur, yang dalam hal ini adalah bank melalui kriteria-kriteria tertentu yang menjadi rujukan bank dalam menentukan macet tidaknya kredit yang harus dibayarkan debitur. Apabila telah terjadi kredit macet, maka pihak kreditur secara cepat harus berusaha melakukan upaya penyelamatan kredit. Salah satu bentuk upaya penyelamatan kredit macet ini adalah melalui upaya negosiasi antara pihak kreditur dan debitur. Bentuk-bentuk negosiasi penyelamatan kredit macet yang dapat ditempuh antara lain adalah sebagai berikut; 75 a. Penjadwalan Ulang Rescheduling b. Persyaratan Ulang Reconditioning c. Penataan Ulang Restructuring Gunarto Suhardi mengatakan, bahwa mengenai restrukturisasi ini, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan khusus, yakni Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31150KepDir tanggal 12 November 1998 tentang restrukturisasi kredit sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 215PBI2000 pada tanggal 12 Juni 2000, bahwa restrukturisasi adalah upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya, yang 74 Gunarto Suhardi, Op cit, hal. 106-107 75 Ibid, hal. 107-108 Universitas Sumatera Utara antara lain dilakukan melalui tindakan penurunan suku bunga kredit, pengurangan tunggakan bunga kredit, pengurangan tunggakan pokok kredit, perpanjangan jangka waktu kredit, penambahan fasilitas kredit, pengambilalihan aset debitur sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan konvensi kredit menghadir penyertaan modal sementara pada perusahaan debitur. Restrukturisasi kredit hanya dapat dilakukan terhadap debitur yang masih memiliki prospek usaha yang baik dan pada saat itu diperkirakan akan mengalami kesulitan melakukan pembayaran pokok dan atau bunga kredit. Meskipun agak berlebihan, dalam peraturan tersebut dinyatakan juga bahwa bank dilarang melakukan restrukturisasi kredit dengan tujuan hanya untuk menghindari penurunan penggolongan kualitas kredit, pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP, dan penghentian pengakuan pendapatan bunga secara aktual. 76 Restrukturisasi kredit merupakan langkah-langkah untuk mengupayakan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya pada bank melalui pemberian kelonggaran- kelonggaran tertentu, yaitu: a. penurunan suku bunga kredit b. pengurangan tunggakan bunga kredit c. pengurangan tunggakan pokok kredit d. perpanjangan jangka waktu kredit e. penambahan fasilitas kredit f. pengambialihan aset debitur sesuai dengan ketentuan yang berlaku 76 Restrukturisasi Kredit, http:id.wikipedia.orgwikiRestrukturisasi_kredit. diakses pada tanggal 19 Januari 2010. Universitas Sumatera Utara g. konversi kredit melalui penyertaan modal sementara pada perusahaan debitur. 77 Restrukturisasi dengan cara penyertaan dibatasi waktunya hanya untuk lima tahun. Sesudahnya, penyertaan dicabut dan wajib dihapus bukukan dari neraca bank. Ketentuan ini memberikan litimasi kepada Pasal 7 huruf c Undang-undang No. 7 Tahun 1992. Dengan rescheduling jangka waktu kredit diperpanjang sehingga debitur memiliki cukup waktu untuk melunasi angsuran kreditnya, sedangkan restructurisasi kredit hanya dapat dilakukan terhadap debitur yang masih prospek usahanya baik pada saat itu namun memiliki kesulitan untuk membayar pokok dan bunga kreditnya. Penyelesaian dengan cara tersebut diatas merupakan penyelesaian secara damai yang dilakukan oleh kreditur dengan debitur secara intern tanpa melibatkan pihak luar. Dalam praktek perbankan, restrukturisasi utang dapat mengambil salah satu atau lebih bentuk-bentuk sebagai berikut: a. Penjadwalan kembali pelunasan utang rescheduling, termasuk pemberian masa tenggang grace periode yang baru atau pemberian moratorium kepada debitur. b. Persyaratan kembali perjanjian utang reconditioning c. Pengurangan jumlah utang pokok haircut d. Pengurangan atau pembebasan jumlah bunga yang tertunggak, denda dan biaya-biaya lain e. Penurunan tingkat suku bunga f. Pemberian utang baru g. Konversi utang menjadi modal perseroan debt for equity conversion atau disebut juga debt equity swap h. Penjualan aset yang tidak produktif atau tidak langsung diperlukan untuk kegiatan usaha perusahaan debitur untuk melunasi utang i. Bentuk-bentuk lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 78 77 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 31150KEPDIR Tanggal 12 Nopember 1998 tentang Restrukturisasi Kredit. Universitas Sumatera Utara Apabila pada kenyataannya, setelah dilakukan upaya negosiasi antara debitur dan kreditur dalam penyelesaian utang debitur, ternyata debitur tetap tidak mampu lagi untuk memenuhi kewajibannya, maka dapat cara-cara litigasi menjadi alternatif terakhir yang harus ditempuh oleh para pihak untuk dapat menyelesaikan kredit bermasalah atau kredit macet dalam perjanjian kredit yang berjalan. Upaya litigasi dalam penyelesaian kredit macet ini dapat ditempuh melalui pengadilan, yakni penyelesaian melalui pengadilan dan penyelesaian melalui Panitia Urusan Piutang dan Lelang Negara khusus bagi kredit yang menyangkut kekayaan negara. upaya penyelesaian melalui pengadilan dapat dilakukan melalui pengajuan gugatan ke pengadilan negeri atau dengan memanfaatkan pengadilan niaga sebagai lembaga kepailitan sebagai salah satu alternatif penyelesaian kredit bermasalah. Tindakan litigasi, khususnya lembaga kepailitan ini diambil apabila telah dapat diidentifikasi bahwa debitr sudah tidak mampu lagi memenuhi kewajibannya meskipun telah ditempuh upaya-upaya perdamaian antara kreditur dan debitur untuk menyelesaikan kewajiban debitur.

2. Penyelesaian Melalui litigasi