Tahap Perencanaan Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan Tindakan

kepada kedua siswa yang telah menjawab dengan benar. berikut adalah gambar yang diambil saat pembelajaran. Gambar 4.11 Aktivitas Siswa saat Tahap Attention Materi pembelajaran pada pertemuan ketujuh adalah luas permukaan balok. Peneliti menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran. Siswa dibebaskan memilih teman kelompoknya yang terdiri dari 4-6 orang perkelompok. Setelah siswa membentuk kelompok, peneliti membagikan LKS 6 kepada setiap kelompok dan memberikan petunjuk atau arahan yang harus dilakukan siswa. Peneliti kemudian mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya dan memberikan gambaran singkat tentang materi yang akan dipelajari. Hal ini sebagai pengantar agar siswa lebih mudah memahami luas permukaan balok. Seperti biasa, siswa secara berkelompok diarahkan untuk mendiskusikan situasi dan soal-soal tantangan pada LKS 6 yang berhubungan dengan kehidupan sehari- hari Relevance. Saat diskusi berjalan, peneliti berkeliling untuk mengawasi pembelajaran dan mengarahkan siswa jika menemukan kesulitan. Beberapa siswa tampak mengemukakan pendapatnya tentang luas permukaan balok. Siswa juga antusias mengerjakan soal-soal tantangan pada LKS 6. Seperti biasa peneliti berkeliling untuk memberikan bimbingan dan menumbuh kembangkan rasa percaya diri siswa yang lain dengan pernyataan-pernyataan yang membangun Confidence. Dari pengamatan peneliti, siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran yang peneliti terapkan. Siswa juga tampak lebih bersemangat dan berani mengemukakan pendapat serta berani bertanya kepada peneliti tentang materi yang belum mereka pahami. Gambar 4.12 Siswa Mengajukan Pertanyaan Setelah proses diskusi selesai, dengan arahan peneliti siswa mempresentasikan hasil diskusinya. Peneliti mengawasi jalannya proses presentasi sekaligus mengevaluasi hasil pekerjaan siswa. Tidak ada kendala yang berarti dalam pertemuan kali ini. Agar siswa lebih memahami materi yang dipelajari, peneliti meminta siswa saling mengajarkan dengan teman kelompoknya. Peneliti memberikan penguatan berupa pujian secara verbal dan memberikan reward berupa pensil satu kotak kepada setiap perwakilan kelompok yang telah berani mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan makanan ringan kepada siswa lain yang berani mengemukakan pendapatnya Satisfaction. Setiap kali perwaklian kelompk selesai mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas peneliti meminta siswa lain untuk memberikan Aplaus kepada kelompok yang telah maju tersebut. Selanjutnya, peneliti bersama siswa menyimpulkan tentang semua materi yang telah dipelajari. Semua siswa terlihat ikut terlibat aktif dalam dalam pembelajaran kali ini. Setelah itu siswa diberikan tugas pekerjaan rumah pada buku paket dan membuat rangkuman tentang materi yang telah dipelajari pada buku tulis mereka. 3 Pertemuan Kedelapan Selasa, 20 Mei 2014 Peneliti memulai pembelajaran dengan memberikan salam, mengecek kehadiran siswa, dan mengumpulkan tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan kedelapan sebanyak 40 orang, terdapat 2 siswa tidak hadir tanpa keterangan. Peneliti mengawali pembelajaran dengan memberikan sebuah teka-teki Attention. Peneliti berkata “ada seekor katak yang akan menyeberangi sungai. Lebar sungai itu 10 meter. Padahal katak sekali loncat hanya 2 meter. Berapa kali katak loncat menyeberangi sungai? Dan berikan alasan kalian”. Banyak siswa yang tampak antusias untuk menjawab teka-teki tersebut. Ada yang menjawab “lima kali bu”, peneliti bertanya “mengapa?”, “karna 10 dibagi 2 sama dengan 5 bu”, namun jawaban siswa tersebut salah. Semua siswa tampak berusaha untuk menyelesaikan teka-taki tersebut. Setelah dua menit berjalan tanpa ada siswa yang bisa menjawab dengan benar kemudian peneliti memberikan jawaban atas teka-teki tersebut “jawaban yang benar yaitu 2 kali karna loncatan pertama dilakukan katak untuk mencebur diri ke sungai. Di sungai, katak itu berenang. Kemudian loncatan kedua dilakukan katak dari sungai ke daratan”. Siswa tertawa mendengar jawaban peneliti, mereka tidak terpikir kalau katak sebenarnya dapat berenang. Materi pembelajaran pada pertemuan kedelapan adalah volume balok. Peneliti menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran. Seperti biasa siswa dibebaskan memilih teman kelompoknya yang terdiri dari 4-6 orang perkelompok. Setelah siswa membentuk kelompok, peneliti membagikan LKS 7 kepada setiap kelompok dan memberikan petunjuk atau arahan yang harus dilakukan siswa. Peneliti mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya dan memberikan gambaran singkat tentang materi yang akan dipelajari. Seperti biasa, siswa secara berkelompok diarahkan untuk mendiskusikan situasi dan soal-soal tantangan pada LKS 7 yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Relevance. Seperti biasa peneliti berkeliling untuk mengawasi pembelajaran dan mengarahkan siswa jika menemukan kesulitan serta memberikan bimbingan dan menumbuh kembangkan rasa percaya diri siswa yang lain dengan pernyataan- pernyataan yang membangun Confidence. Saat diskusi berjalan, siswa sudah tidak ragu untuk bertanya, setiap siswa dari kelompok yang berbeda menanyakan apa yang belum mereka pahami. Salah satu siswa bertanya “Bu, apakah volume yang dimaksud dalam tabel ini sama dengan banyak kubusnya ya bu? ”. Peneliti menjawab “Iya betul sekali, jadi bisa dikatakan volume balok adalah isi dari balok tersebut, mengerti? ”. Siswa menjawab “Mengerti bu”. Ada lagi siswa yang bertanya tentang soal tantangan “Bu, bagaimana cara mencari lebar balok?”. Peneliti bertanya “Memang apa saja yang sudah diketahui? ”. Siswa menjawab “Volumenya, panjang dan tingginya sudah diketahui bu”. Kemudian peneliti menjelaskan dengan contoh bagaimana cara menentukan panjang balok bila lebar, tinggi dan volume balok diketahui. Siswa tampak lebih antusias mengikuti diskusi dalam kelompoknya. Tidak ada kendala yang berarti saat diskusi berjalan. Selanjutnya, perwakilan siswa dari beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Perwakilan siswa mengemukakan hasil pekerjaan kelompoknya “Jadi, rumus volume balok adalah ”. Peneliti kemudian berkata “Semuanya sama? ada yang berbeda?”. Siswa menjawab “Sama bu”. Peneliti kemudian meminta perwakilan siswa lain mempresentasikan hasil jawaban soal tantangan dari kelompoknya. Seperti biasa peneliti memberikan penguatan berupa pujian secara verbal dan memberikan reward berupa pensil satu kotak kepada setiap perwakilan kelompok yang telah berani mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan makanan ringan kepada siswa lain yang berani mengemukakan pendapatnya Satisfaction. Setiap kali perwaklian kelompk selesai mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas peneliti meminta siswa lain untuk memberikan Aplaus kepada kelompok yang telah maju tersebut. Selanjutnya, peneliti bersama siswa menyimpulkan tentang semua materi yang telah dipelajari. Sebelum peneliti menutup pembelajaran, peneliti memberikan jurnal harian siswa dan menugaskan siswa untuk melengkapinya. Tujuan diberikan jurnal harian siswa agar peneliti mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran hari ini. Siswa kemudian diberikan tugas pekerjaan rumah pada buku paket dan merangkum materi yang telah dipelajari pada buku catatan mereka serta meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari selanjutnya. 4 Pertemuan Kesembilan Jumat, 23 Mei 2014 Peneliti memulai pembelajaran dengan memberikan salam, mengecek kehadiran siswa, dan mengumpulkan tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ini semua siswa hadir mengikuti pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membuat siswa fokus dengan memberikan sebuah teka-teki Attention. Peneliti berkata “100 ayam dapat bertelur 10.000 butir dalam 100 hari, berapa hari waktu yang dibutuhkan seekor ayam untuk bertelur satu butir? ”. Siswa tampak sedikit kebingungan dengan teka-teki kali ini namun mereka tetap antusias untuk menjawab teka-teki tersebut. Ada yang menjawab “100 hari bu”, peneliti menjawab “hmm.. kurang tepat, ada lagi yang bisa jawab?”. Kurang dari dua menit ada seorang siswa menjawab “Satu hari bu”. Peneliti bertanya “Alasannya?”. Siswa tersebut menjawab “jika 100 ayam bertelur 10.000 butir dalam 100 hari berarti 100 ayam bertelur 100 butir dalam sehari jadi seekor ayam dapat bertelur 1 butir dalam 1 hari”. Peneliti menjawab “Ya, betul sekali”. Semua siswa tertegun mendengar penjelasan jawaban temannya tersebut dan langsung memberi Aplaus kepada siswa yang berhasil menjawab teka-teki yang diberikan peneliti. Materi pembelajaran pada pertemuan kesembilan adalah volume kubus. Peneliti menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran. Siswa dibebaskan memilih teman kelompoknya yang terdiri dari 4-6 orang perkelompok. Setelah siswa membentuk kelompok, peneliti membagikan LKS 8 kepada setiap kelompok dan memberikan petunjuk atau arahan yang harus dilakukan siswa. Peneliti kemudian mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya dan memberikan gambaran singkat tentang materi yang akan dipelajari. Hal ini sebagai pengantar agar siswa lebih mudah memahami volume kubus. Seperti biasa, siswa secara berkelompok diarahkan untuk mendiskusikan situasi dan soal- soal tantangan pada LKS 8 yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Relevance. Saat diskusi berjalan, salah satu siswa bertanya “Bu, volume balok dengan kubus sama ya bu?”. Peneliti menjawab “Iya sebenarnya sama, hanya bedanya kubus memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi yang sama”. Dari pengamatan peneliti, siswa antusias dan mengemukakan pendapatnya dalam berdiskusi. Selain itu siswa juga tak segan bertanya tentang materi yang sedang didiskusikannya. Seperti biasa peneliti berkeliling untuk memberikan bimbingan dan menumbuh kembangkan rasa percaya diri siswa yang lain dengan pernyataan- pernyataan yang membangun Confidence. Setelah proses diskusi selesai, dengan arahan peneliti siswa mempresentasikan hasil diskusinya. Peneliti mengawasi jalannya proses presentasi sekaligus mengevaluasi hasil pekerjaan siswa. Tidak ada kendala yang berarti dalam pertemuan kali ini. Agar siswa lebih memahami materi yang dipelajari, peneliti meminta siswa saling mengajarkan dengan teman kelompoknya. Peneliti memberikan penguatan berupa pujian secara verbal dan memberikan reward berupa pensil satu kotak kepada setiap perwakilan kelompok yang telah berani mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan makanan ringan kepada siswa lain yang berani mengemukakan pendapatnya Satisfaction. Setiap kali perwaklian kelompk selesai mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas peneliti meminta siswa lain untuk memberikan Aplaus kepada kelompok yang telah maju tersebut. Sebelum peneliti menutup kegiatan pembelajaran, peneliti meminta semua siswa untuk berdiri Selanjutnya, peneliti bersama siswa menyimpulkan tentang semua materi yang telah dipelajari. Semua siswa terlihat ikut terlibat aktif dalam dalam pembelajaran kali ini. Setelah iu siswa diberikan tugas pekerjaan rumah pada buku paket dan meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari selanjutnya. 5 Pertemuan Kesepuluh Jumat, 30 Mei 2014 Pada pertemuan kesepuluh ini dilakukan tes hasil belajar siswa pada siklus II yang berlangsung selama 2 x 40 menit. Kegiatan tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan model motivasi ARCS. Sebelum tes dilaksanakan, ketua kelas memimpin teman-temanya untuk berdoa. Peneliti menghimbau kepada siswa untuk mengumpulkan buku paket, buku catatan, LKS dan sumber bahan belajar yang lain di depan meja temannya agar siswa tidak menyontek dan melihatnya. Sebagian siswa tampak siap untuk memulai tes dan ada siswa yang tampak tegang untuk memulai tes. Kemudian peneliti terlebih dahulu membagikan skala disposisi matematik siklus II dengan memberikan waktu 10 menit kepada siswa untuk melengkapinya. Selanjutnya peneliti membagikan soal tes pada setiap siswa. Instrumen tes berisi tentang soal-soal mengenai materi pembelajaran dari pertemuan enam sampai dengan pertemuan sembilan yaitu luas permukaan dan volume kubus dan balok. Soal tes siklus II ini terdiri dari 4 butir soal yang sudah divalidasi. Siswa tampak serius dalam menjawab soal dan suasana kelas terlihat kondusif dan tenang. Proses tes siklus II ini berjalan dengan baik hingga waktu tes habis.

c. Tahap Pengamatan dan Analisis Data

Tahap pengamatan ini sama seperti yang dilakukan pada siklus I yaitu berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Peneliti dan kolaborator mengamati hasil tindakan penerapan ARCS dalam proses pembelajaran di kelas. Selanjutnya peneliti menganalisis data-data yang diperoleh dari tahap pelaksanaan yaitu analisis data skala disposisi matematik siswa, akitivitas siswa dalam proses pembelajaran, respon siswa terhadap pembelajaran dan hasil belajar siswa. Berikut ini adalah paparan hasil analisis data siklus II : 1 Disposisi Matematik Siswa Skala disposisi matematik pada siklus II ini sama dengan skala disposisi pada siklus I yaitu terdiri dari 27 butir pernyataan yang terdiri dari 13 pernyataan positif dan 14 pernyataan negatif dengan indikator: 1 Rasa percaya diri terdiri dari 7 item; 2 Fleksibel terdiri dari 2 item; 3 Ketekunan terdiri dari 7 item; 4 Keingintahuan terdiri dari 3 item; 5 Reflektif terdiri dari 3 item; 6 Menilai aplikasi matematika ke situasi lain dalam matematika dan pengalaman sehari-hari terdiri dari 3 item; 7 Mengapresiasi peran matematika dalam kultur dan nilai, matematika sebagai alat dan sebagai bahasa terdiri dari 2 item. Seperti siklus I, data skala diolah dan dianalisis. Data hasil skala disposisi matematik siswa pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 10. Skor rata-rata dalam persen disposisi matematik siswa sebesar 70,86. Dari hasil data yang diperoleh menunjukkan ketercapaian indikator disposisi matematik yang diharapkan yaitu hasil angket skala disposisi matematik siswa dalam pembelajaran matematika mencapai nilai rata-rata 70. Aspek-aspek yang diukur dalam disposisi matematik mengalami peningkatan kecuali aspek menghargai aplikasi matematika dalam bidang lain dan kehidupan sehari-hari. Secara visual aspek disposisi matematik siswa di kelas VIII-3 pada siklus II dapat dilihat pada gambar 4.13. Dari Gambar 4.13 menunjukkan bahwa skor rata-rata disposisi matematik pada aspek keingintahuan mengalami peningkatan sebesar 3,14 dari siklus I. Beberapa siswa sudah terbiasa mencari informasi dari sumber lain yaitu dari buku catatan yang lalu, dari buku paket lain ataupun internet. Jika ada siswa yang tidak mengerti dengan materi atau soal yang dipelajari, siswa langsung bertanya dengan peneliti. Gambar 4.13 Disposisi Matematik Siswa Siklus II Pada aspek percaya diri, rata-rata skor percaya diri siswa sebesar 70,20. Pada siklus II siswa sudah percaya diri dengan kemampuannya dilihat dari siswa terbiasa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Siswa sudah tidak mengandalkan temannya lagi dan berusaha sendiri mencari tahu lebih dalam tentang materi yang dipelajari dalam pembelajaran di kelas. Siswa juga sudah yakin dan optimis bahwa mereka mampu menyelesaikan soal pada LKS, namun beberapa siswa masih ragu menjawab soal yang diberikan peneliti karena mereka khawatir jika jawabannya salah. Siswa secara umum sudah memiliki rasa percaya diri dengan kemampuan mereka. Pada aspek fleksibel, rata-rata skor siswa sebesar 73,33. Rata-rata skor fleksibel lebih besar dibanding dengan aspek lain. Sebagian besar siswa tampak saling bekerja sama dan menghargai perbedaan pendapat temannya. Siswa saling mengajarkan temannya yang belum mengerti dan melengkapi apa yang belum diketahuinya. Siswa percaya bahwa ada cara lain yang lebih mudah dalam mengerjakan soal matematika. 70.20 73.33 70.34 69.05 73.02 74.11 71.67 Aspek Disposisi Matematik Siswa Siklus II Pada aspek ketekunan, rata-rata skor siswa sebesar 70,34. Pada siklus II siswa sudah tidak putus asa lagi jika menghadapi soal atau tugas matematika yang sukar dan tidak mudah menyerah jika tidak mengerti dengan soal atau materi pelajaran matematika. Hal itu terlihat siswa langsung mencari bantuan kepada temannya untuk mengajarkan atau menanyakan kepada peneliti. Siswa sudah mulai maksimal untuk memahami materi yang dipelajari dilihat dari keseriusan siswa dalam mengerjakan soal dalam LKS. Ini berarti siswa sudah mulai rajin dan tekun dalam menyelesaikan soal matematika. Pada aspek keingintahuan, rata-rata skor siswa sebesar 69,05. Pada aspek ini sebagian besar siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran matematika. Terlihat dari siswa selalu bertanya kepada peneliti hal yang tidak diketahui dan ingin meminta peneliti mengoreksi hasil jawaban yang dikerjakannya pada LKS dan berusaha untuk melengkapi jawabannya jika ada kesalahan. Siswa mencari informasi dari sumber lain yaitu dari buku catatan yang lalu, dari buku paket lain ataupun internet. Secara umum, siswa sudah mulai semangat dan antusias dalam belajar matematika. Pada aspek reflektif, rata-rata skor siswa sebesar 73,02. Siswa sudah merasakan perasaan nyaman saat pembelajaran berlangsung. Itu berarti siswa sudah mulai menganggap matematika itu tidak membosankan dan bukanlah hal yang harus ditakuti. Beberapa siswa sudah mencoba untuk menyelesaikan tugas yang diberikan peneliti dengan baik dan merangkum setiap materi pelajaran dengan rapi. Siswa juga sering meminta peneliti untuk mengoreksi pekerjaan mereka secara bersama-sama dengan kelompoknya. Pada aspek menghargai aplikasi matematika dalam bidang lain dan kehidupan sehari-hari, rata-rata skor siswa sebesar 74,11. Sebagian besar siswa sudah percaya bahwa matematika dapat membantu memecahkan persoalan sehari- hari mereka. Saat pembelajaran siswa mulai terbiasa menggunakan materi sebelumnya untuk menyelesaikan soal matematika yang baru walaupun masih ada yang kesuliatan dalam mengingat kembali pelajaran yang telah mereka pelajari sebelum-sebelumnya. Ketika mereka mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal yang baru mereka mengingat atau mengulang kembali pelajaran sebelumnya untuk membantu mereka menyelesaikan soal tersebut dengan membuka buku catatan mereka atau bertanya kepada teman atau peneliti. Pada aspek mengapresiasi peran pelajaran matematika dalam bidang lain dan kehidupan sehari-hari, rata-rata skor siswa sebesar 71,67. Beberapa siswa mulai memandang matematika sebagai alat bantu menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu terlihat saat pembelajaran ada siswa yang bertanya: “Bu, kalau belajar luas permukaan dan volume memang bisa bikin kita tidak galau lagi ya bu? ”, setelah mendengar pertanyaan tersebut siswa yang lain tertawa, lalu peneliti menjawab: “iya, betul betul betul, galau itu kan karna kita belum menemukan solusi dari masalahnya, nah dengan belajar matematika kita akan terlatih untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari, jadi tidak galau lagi deh…”. Siswa terlihat antusias mendengarkan penjelasan peneliti. Berdasarkan analisis data diatas, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa disposisi matematik siswa kelas VIII-3 pada siklus II mengalami peningkatan dibanding siklus I. Dengan demikian nilai rata-rata disposisi matematik siswa sudah tercapai pada indikator keberhasilan yang peneliti tetapkan. 2 Aktivitas Siswa Peneliti mengamati setiap langkah yang dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan dibantu oleh observer. Data hasil observasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II dapat dilihat pada table 4.7. Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh data hasil observasi aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran matematika dengan model motivasi ARCS mencapai nilai rata-rata skor 74,52. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa melakukan aktivitas yang baik dalam pembelajaran matematika dan telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti yaitu mencapai nilai rata-rata 70 dalam proses pembelajaran matematika.

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Sscs (Search, Solve, Create And Share) Untuk Meningkatkan Disposisi Matematik Siswa

21 139 156

Penerapan pendekatan savi : somatic, auditory, visual, intellectual untuk meningkatkan disposisi matematik siswa

0 26 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM Penerapan Model Pembelajaran Means Ends Analysis Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika (PTK Pembelajaran Matematika pada Siswa Ke

0 1 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM Penerapan Model Pembelajaran Means Ends Analysis Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika (PTK Pembelajaran Matematika pada Siswa Kel

0 2 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Dengan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika (PTK di

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP.

8 39 53

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF MATEMATIK SISWA SMP.

7 43 33

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OSBORN UNTUK MENINGKATKAN LITERASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MILLA MUSTIKAWATI SUGANDI.

9 21 58

Mengembangkan Disposisi Matematik Melalui Model Pembelajaran Kontekstual

0 0 9

Efektivitas Model Pembelajaran ARCS untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi di Kalangan Siswa yang Berasal dari Status Ekonomi Rendah

0 0 18