Pembelajaran Matematika Kajian Teori

berbuat dengan cara positif terhadap matematika. Disposisi matematik siswa dikatakan baik jika siswa tersebut menyukai masalah-masalah yang merupakan tantangan serta melibatkan dirinya secara langsung dalam menyelesaikan masalah. Dalam proses pembelajaran, disposisi matematik ditandai ketika siswa merasakan munculnya kepercayaan diri, harapan dan kesadaran untuk melihat kembali hasil berpikirnya. Disposisi matematik merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan belajar siswa. Siswa memerlukan disposisi yang akan menjadikan mereka gigih menghadapi masalah yang lebih menantang, untuk bertanggung jawab terhadap belajar mereka sendiri, dan untuk mengembangkan kebiasaan yang baik dalam belajar matematika. Didukung dengan pendapat Anku yang menyatakan bahwa ”one of several factors that affect students learning of mathematics is their disposition towards mathematics ” 10 , yaitu salah satu faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar matematika siswa adalah disposisi mereka terhadap matematikanya. Dan pendapat Jeremy Kilpatrick, Jane Swafford, dan Bradford Findell menjelaskan “ s tudents’ disposition toward mathematics is a major factor in determining their educational success. ” 11 yaitu disposisi siswa terhadap matematika merupakan faktor utama dalam menentukan keberhasilan pendidikan mereka.

b. Indikator Disposisi matematik

Menurut National Council of Teachers of Mathematics 2000 dalam Sumarmo, disposisi matematik menunjukkan rasa percaya diri, ekspektasi dan metakognisi, gairah dan perhatian serius dalam belajar matematika, kegigihan dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah, rasa ingin tahu yang tinggi, serta kemampuan berbagi pendapat dengan orang lain 12 . Silver menguraikan disposisi matematik ke dalam beberapa komponen yaitu : rasa percaya diri self confident, rasa diri mampu self efficacy, rasa ingin 10 Anku, Sitsofe Enyonam, Fostering Students Disposition towards Mathematics: A Case from a Canadian UniversityAcademic journal article from Education, Vol. 116, No. 4 11 Jeremy Kilpatrick, Jane Swafoord, Bradford Findell, Adding It Up:Helping Children Learn Mathematics, Washington DC:National Academy,2001, h. 131. 12 Utari Sumarmo, Kumpulan Makalah : Berfikir dan Disposisi Matematik serta Pembelajarannya Jurusan Pendidikan Matematika:FPMIPA,2013. h. 339. tahu curiousity, senang mengerjakan tugas matematika, rajin dan tekundiligence, fleksibel flexibility, dan reflektif. Rasa percaya diri self confident dan rasa diri mampu self efficacy adalah sikap positif yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran. Rasa percaya diri merefleksikan bagaimana seseorang berfikir tentang sesuatu. Sedangkan sikap positif ditunjukkan dengan semangat belajar, penuh perhatian, saling sumbang saran, dan saling menghormati terhadap sesama. Sebaliknya sikap negatif ditunjukkan dengan rasa tidak suka, tidak tertarik, tidak berminat, dan cemas terhadap matematik. Kualitas rasa keingintahuan seseorang dapat diidentifikasi melalui sejumlah pertanyaan yang diajukan, melakukan diskoveri, dan semangat belajar. Fleksibilitas dapat diestimasi dari saling sumbang saran atau idea, sedang sikap reflektif dapat diprediksi dari respons siswa terhadap sesuatu yang terjadi, aktivitas, dan pengetahuan baru. 13 Polking 1998, mengemukakan bahwa indikator disposisi matematik antara lain: a. Rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan. b. Fleksibilitas dalam menyelidiki gagasan matematik dan berusaha mencari metoda alternatif dalam memecahkan masalah. c. Tekun mengerjakan tugas matematik. d. Minat, rasa ingin tahu curiosity, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik. e. Cenderung memonitor, merepleksikan performance dan penalaran mereka sendiri. f. Menilai aplikasi matematika ke situasi lain dalam maatematika dan pengalaman sehari-hari. g. Apresiasi appreciation peran matematika dalam kultur dan nilai, matematika sebagai alat, dan sebagai bahasa. 14 13 Ibid., h. 203. 14 Ibid., h. 339. Syaban menyatakan untuk mengukur disposisi matematik siswa, indikator yang digunakan antara lain: 1. Menunjukkan perhatian yang serius dalam belajar matematika. 2. Menunjukkan kegigihan dalam menghadapi permasalahan. 3. Menunjukkan gairah antusias dalam belajar matematika. 4. Menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi. 5. Menunjukkan rasa percaya diri dalam belajar dan menyelesaikan masalah. 6. Menunjukkan kemampuan untuk berbagi dengan orang lain. 15 Berdasarkan beberapa indikator-indikator yang dipaparkan di atas, indikator disposisi matematik dalam penelitian ini adalah 1 Rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan, 2 Fleksibilitas dalam menyelidiki gagasan matematik dan berusaha mencari metoda alternatif dalam memecahkan masalah, 3 Tekun mengerjakan tugas matematik, 4 Minat, rasa ingin tahu curiosity, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik, 5 Cenderung memonitor, merepleksikan performance dan penalaran mereka sendiri, 6 Menilai aplikasi matematika ke situasi lain dalam maatematika dan pengalaman sehari-hari, 7 Apresiasi appreciation peran matematika dalam kultur dan nilai, matematika sebagai alat, dan sebagai bahasa.

3. Model Motivasi ARCS

Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction dalam Pembelajaran Matematika Dari berbagai teori motivasi yang berkembang, keller telah menyusun seperangkat prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, yang disebut sebagai model ARCS yaitu Attention perhatian, Relevance relevansi, Confidence keyakinan diri siswa dan Satisfaction kepuasan siswa. Dalam proses belajar dan pembelajaran, keempat kondisi 15 Mumun Syaban, Menumbuhkembangkan Daya dan Disposisi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Melalui Pembelajaran Investigasi Bandung:Universitas Langlangbuana, 2009,

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Sscs (Search, Solve, Create And Share) Untuk Meningkatkan Disposisi Matematik Siswa

21 139 156

Penerapan pendekatan savi : somatic, auditory, visual, intellectual untuk meningkatkan disposisi matematik siswa

0 26 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM Penerapan Model Pembelajaran Means Ends Analysis Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika (PTK Pembelajaran Matematika pada Siswa Ke

0 1 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM Penerapan Model Pembelajaran Means Ends Analysis Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika (PTK Pembelajaran Matematika pada Siswa Kel

0 2 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Dengan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika (PTK di

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP.

8 39 53

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF MATEMATIK SISWA SMP.

7 43 33

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OSBORN UNTUK MENINGKATKAN LITERASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MILLA MUSTIKAWATI SUGANDI.

9 21 58

Mengembangkan Disposisi Matematik Melalui Model Pembelajaran Kontekstual

0 0 9

Efektivitas Model Pembelajaran ARCS untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi di Kalangan Siswa yang Berasal dari Status Ekonomi Rendah

0 0 18