Teknik Keterpercayaan Analisis Data dan Interpretasi Data

Me                f F n p b 2 1 Keterangan : Me = Median Nilai Tengah b = Batas bawah kelas median p = Panjang kelas median n = Banyak data F = Jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median f = Frekuensi kelas median e. Menghitung nilai modus Mo dengan rumus : 13 M o          2 1 1 b b b p b Keterangan : Mo = Modus Nilai yang paling banyak muncul b = Batas bawah kelas modus p = Panjang kelas modus = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya = Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya f. Menghitung nilai varian dengan rumus : 14 2 s =   1 2 2     n n X f X f n i i i i g. Menghitung nilai varian s dengan rumus : 15 s =     1 . . 2 2     n n X f X f N i i 13 Ibid., h. 77. 14 Ibid., h. 95. 15 Ibid., h. 96. h. Membandingkan skor hasil tes siklus I dan siklus II i. Menghitung persentase banyak siswa yang memenuhi KKM. j. Membandingkan persentase banyaknya siswa yang memenuhi KKM pada siklus I dan siklus II. 4. Analisis Data Jurnal Harian a. Merangkum pendapat siswa pada setiap akhir pertemuan b. Mengelompokkan ke dalam kategori respon positif, netral, dan negatif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model motivasi ARCS. c. Menghitung berapa banyak siswa yang memiliki respon positif dan respon negatif d. Menghitung persentase siswa yang memiliki respon positif dan respon negatif setiap siklus e. Membandingkan persentase siswa yang memiliki respon positif dan respon negatif siklus I dengan siklus II.

I. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah tindakan pada siklus I selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu peningkatan disposisi matematik siswa, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus II sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Penelitian ini akan berakhir, apabila telah mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu disposisi matematik siswa mengalami peningkatan. 35

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan

Penelitian ini dilakukan di SMP PGRI 1 Ciputat yaitu kelas VIII-3 dengan berjumlah siswa 42 orang, yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 24 siswa laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 20132014 dari tanggal 22 April 2014 sampai dengan tanggal 30 Mei 2014. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, dengan setiap siklus terdapat 4 pertemuan dan diakhiri dengan 1 pertemuan ujian akhir siklus. Setiap pertemuan terdapat 2 jam pelajaran 2 x 40 menit. Sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan, peneliti melakukan penelitian pendahuluan atau pra penelitian untuk mengetahui kondisi siswa lebih lanjut saat pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan pendahuluan, peneliti mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika di kelas. Hasil yang didapatkan dalam pengamatan kegiatan pendahuluan ternyata siswa masih terlihat pasif saat pembelajaran berlangsung, terlihat dari siswa hanya mendengarkan penjelasan guru tanpa membaca dan mencari tahu apa yang sedang dipelajari dan saat diberikan kesempatan untuk bertanya, hanya satu dua siswa saja yang bertanya sedangkan sebagian siswa yang lain berdiam diri tanpa tahu apakah mengerti atau tidak. Peneliti juga mewawancarai guru bidang studi matematika tentang kondisi siswa dan aktivitas belajar siswa yang bertujuan mengumpulkan informasi mengenai masalah apa yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran matematika dikelas. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi didapatkan hasil bahwa sebagian besar siswa kurang menyenangi pelajaran matematika karena dianggapnya pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit. Respon siswa terhadap pelajaran matematika di kelas kurang baik dan beberapa siswa juga kurang memiliki rasa percaya diri karena siswa bekerjasama dengan temannya saat ulangan, melihat pekerjaan temannya saat diberikan tugas dari guru bahkan bisa menyontek dengan temannya. Indikator-indikator yang ditemukan peneliti di atas mengarah kepada rendahnya disposisi matematik siswa. Oleh karena itu, peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan disposisi matematik siswa melalui pembelajaran menggunakan model motivasi ARCS. Selanjutnya peneliti dan guru kelas bidang studi matematika menentukan kelas mana yang akan dijadikan sebagai tempat untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Setelah mengidentifikasi dari permasalahan pembelajaran matematika diatas, ditetapkan kelas VIII-3 sebagai tempat penelitian. Adapun pelaksanaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tindakan Siklus I

Hasil pengamatan dan wawancara pada kegiatan pendahuluan digunakan sebagai bahan persiapan untuk merencanakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam pembelajaran siklus I. Tindakan pembelajaran siklus I terdiri dari beberapa tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Setiap tahap tindakan pembelajaran tersebut akan dideskripsikan sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP yang disesuaikan dengan indikator yang telah dibuat. Agar pembelajaran berjalan dengan maksimal peneliti membuat Lembar Kerja Siswa LKS. Untuk mengukur indikator keberhasilan penelitian ini, peneliti juga menyusun skala disposisi matematik, jurnal harian, lembar observasi aktivitas siswa, soal tes hasil belajar siswa pada akhir siklus I dan alat dokumentasi. Peneliti bersama guru kolabolator mendiskusikan RPP dan LKS yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus I dan guru kolabolator juga memberikan arahan tentang materi yang akan diajarkan kepada siswa. Materi pokok yang akan dipelajari adalah unsur-unsur dan jaring-jaring kubus dan balok. Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika, aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika, mengetahui perkembangan hasil tes akhir sikus siswa dan disposisi matematik siswa setelah diterapkannya model motivasi ARCS dalam pembelajaran matematika.

b. Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan Tindakan

Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus I terdiri dari 5 pertemuan, dengan 4 pertemuan dilakukannya kegiatan pembelajaran dan 1 pertemuan dilakukannya tes akhir siklus I. Pelaksanaan dimulai dari tanggal 22 April 2014 sampai dengan 9 Mei 2014 dengan alokasi waktu masing-masing tindakan adalah 2 x 40 menit 2 jam pelajaran. Dalam kegiatan ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah direncanakan sebelumnya dengan menerapkan model motivasi ARCS. Adapun deskripsi proses pembelajaran setiap pertemuan pada siklus I diuraikan sebagai berikut : 1 Pertemuan Pertama Selasa, 22 April 2014 Kegiatan pembelajaran matematika di kelas VIII-3 diawali dengan memberi salam dan menyapa siswa dengan menanyakan kabar siswa. Peneliti bertanya “Bagaimana kabarnya hari ini?”. Ada siswa yang menjawab “Baik”, ada juga siswa yang menjawab “Ngantuk”. Tetapi ada beberapa siswa yang masih diam. Agar siswa bersemangat, peneliti menyerukan kepada siswa untuk berdiri kemudian tersenyum kepada teman sebangkunya, seketika semua siswa tertawa dan suasana kelas pun sedikit berubah. Kemudian semua siswa duduk kembali. Sebelum memulai materi, peneliti mengajak siswa untuk fokus dengan menceritakan kisah inspiratif Thomas Alva Edison Attention. Seseorang yang waktu kecil hanya sempat mengikuti sekolah selama 3 bulan. Gurunya memperingatkan Edison bahwa ia tidak bisa belajar di sekolah karena ketika di sekolah Edison termasuk murid yang sering tertinggal dan ia dianggap sebagai murid yang tidak berbakat, namun beliau bisa sukses sampai akhir hayatnya dan karyanya selalu digunakan semua orang. Peneliti menceritakan sekilas perjalanan hidupnya hingga bisa sukses. Banyak siswa yang sangat memperhatikan cerita tersebut. Peneliti membangun semangat motivasi siswa dengan menanyakan, “Siapa yang ingin seperti Edison?”, semua siswa menunjuk tangan, dan bertepuk tangan dengan penuh keceriaan dan teriakan. Materi pembelajaran pada pertemuan pertama adalah unsur-unsur pada kubus. Peneliti menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran. Siswa dibagi menjadi 10 kelompok yang terdiri dari 4-6 orang. Setelah pembagian kelompok, peneliti membagikan LKS 1 kepada setiap kelompok dan memberikan petunjuk atau arahan yang harus dilakukan oleh siswa. Peneliti menyampaikan gambaran singkat tentang materi yang akan dipelajari. Hal ini sebagai pengantar agar siswa lebih mudah memahami unsur- unsur kubus. Siswa secara berkelompok diarahkan untuk mendiskusikan soal-soal tantangan pada LKS 1 Relevance. Saat diskusi dimulai sebagian siswa masih bingung dengan materi yang didiskusikan, mereka kurang mengerti dengan pertanyaan yang ada di LKS 1. Peneliti kemudian berusaha menjelaskan kembali tentang apa yang harus didiskusikan serta pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKS 1. Peneliti juga menyiapkan alat peraga bangun ruang untuk membantu siswa memahami unsur-unsur kubus Relevance. Siswa terlihat lebih antusias setelah peneliti menjelaskan tentang apa yang harus didiskusikan dan memperhatikan alat peraga yang telah disiapkan peneliti. Peneliti pun berkeliling untuk memberikan bimbingan dan menumbuh kembangkan rasa percaya diri siswa dengan pernyataan-pernyataan yang membangun Confidence. Awalnya siswa sedikit kesulitan, tapi proses diskusi berjalan dengan lancar. Saat diskusi berjalan, sebagian siswa tampak menikmati proses pembelajaran, berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Siswa bertanya kepada peneliti “Bu, dibuku paket matematika bidang diagonal kubus ada 6, tapi saya temukan dengan alat peraga hanya 4, lalu dimana dua lagi bu ?”. Ada lagi siswa yang mengacungkan tangan dan bertanya “ Bu, sisi kubus dengan bidang kubus apa bedanya? ”. Peneliti meminta perwakilan siswa dari beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Awalnya siswa yang maju masih sedikit malu dan ragu. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang saling menunjuk teman satu kelompoknya untuk berbicara, namun akhirnya siswa yang dipilih kelompoknya maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Kelompok yang tidak maju ke depan kelas mendengarkan presentasi kelompok yang sedang tampil, ada beberapa siswa yang bertanya saat dipersilahkan untuk bertanya, siswa bertanya “Bu, membedakan diagonal bidang dan bidang diagonal gimana sih bu?”. Peneliti mempersilahkan kelompok yang sedang maju untuk menjawab, mereka menjawab “diagonal bidang ada 12, sedangkan bidang diagonal ada 6”, kemudian peneliti menambahakan “diagonal bidang adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu bidang, seperti ini peneliti menunjuk garis yang ada pada kubus karton, sedangkan bidang diagonal adalah bidang yang di bentuk dari dua diagonal bidang yang saling berhadapan dan sejajar ”. Peneliti memberikan penguatan berupa pujian secara verbal kepada siswa yang telah memberanikan diri untuk presentasi di depan kelas Satisfaction dan meminta siswa lain memberikan Aplaus kepada kelompok yang telah maju. Setelah beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, peneliti bersama siswa menyimpulkan tentang materi yang dipelajari melakukan tanya jawab kepada siswa untuk mendapatkan kesimpulan tentang materi unsur-unsur kubus. Siswa diminta menyimpulkan materi dari awal pelajaran sampai akhir pelajaran dengan menjelaskan secara lisan berdiri di tempat duduknya dan peneliti pun menambahkan hasil kesimpulan dari siswa. Sebelum peneliti menutup pertemuan pertama, peneliti memberikan jurnal harian siswa dan menugaskan siswa untuk melengkapinya. Tujuan diberikan jurnal harian siswa agar peneliti mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran hari ini. Pada pertemuan pertama, siswa masih belum terbiasa dan masih sangat kesulitan dalam belajar menggunakan LKS dan dituntut untuk belajar bersama kelompoknya. Karena biasanya siswa dalam kegiatan belajar selalu dituntun oleh

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Sscs (Search, Solve, Create And Share) Untuk Meningkatkan Disposisi Matematik Siswa

21 139 156

Penerapan pendekatan savi : somatic, auditory, visual, intellectual untuk meningkatkan disposisi matematik siswa

0 26 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM Penerapan Model Pembelajaran Means Ends Analysis Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika (PTK Pembelajaran Matematika pada Siswa Ke

0 1 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MEANS ENDS ANALYSIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM Penerapan Model Pembelajaran Means Ends Analysis Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika (PTK Pembelajaran Matematika pada Siswa Kel

0 2 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DENGAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Dengan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika (PTK di

0 0 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP.

8 39 53

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FORMULATE-SHARE-LISTEN-CREATE (FSLC) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF MATEMATIK SISWA SMP.

7 43 33

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OSBORN UNTUK MENINGKATKAN LITERASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MILLA MUSTIKAWATI SUGANDI.

9 21 58

Mengembangkan Disposisi Matematik Melalui Model Pembelajaran Kontekstual

0 0 9

Efektivitas Model Pembelajaran ARCS untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi di Kalangan Siswa yang Berasal dari Status Ekonomi Rendah

0 0 18