Hambatan-Hambatan Evaluasi pelaksanaan program buku bicara (talking book) di yayasan mitra netra Lebak Bulus Jakarta Selatan

lebih diprioritaskan untuk buku tebal seperti buku refensi yang biasa digunakan oleh mahasiswa. Pada dasarnya jika dilihat dari segi proses pembuatannya, digital talking book lebih rumit dibandingkan analog talking book, karena proses pengolahan digital talking book harus berdasarkan standar DAISY konsorsium. Namun dri segai kualitas hasil, format digital jauh lebih memuaskan dan sangat memudahkan. Untuk itu Mitra Netra bergabung dengan asosiasi konsorsium dunia. Informan Menjelaskan: “Untuk membuat sebuah digital talking book yang memiliki standar Internasional Yayasan Mitra Netra menjadi anggota dari DAISY konsorsium. Digital Audio Information System DAISY adalah sebuah konsorsium dunia yang membuat standar mutu dan kualitas isi sebuah digital talking book.” 59 kelebihan digital talking book adalah : a. Dari sisi penyimpanannya sangat praktis karena berbentuk CD, dan satu CD memiliki kapasitas antara 30 sampai 50 jam. Buku berbentuk CD ini sangat cocok untuk buku-buku referensi yang sangat tebal, b. Dari sisi penggunaanya lebih mudah, karena memberikan fasilitas kepada pengguna untuk mencari perhalaman atau per bab, dengan demikian pengguna dapat langsung membaca halaman atau bab yang dibutuhkan. 59 Nur Ichsan, Yayasan Mitra Netra. Wawancara Kamis, 07 April 2011. Pukul 11.00 WIB c. Dari sisi harga lebih murah, karena buku setebal kurang lebih 500 halaman cukup dikemas dalam satu CD. BAB V PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Program buku bicara merupakan program pelopor yayasan mitra netra yang memiliki visi dan misi untuk pendidikan inklusif bagi tunanetra yang menjadi kliennya. Setelah peralihan format ke dalam bentuk CD program buku bicara semakin mudah dimanfaatkan klien pengguna layanan program buku bicara di yayasan mitra netra. Perjalanan program buku bicara di yayasan mitra netra sejauh ini telah menunjukkan pencapaian pada target. Diantara pencapaian tersebut adalah: Peralihan teknologi yang menjadikan program buku bicara di yayasan mitra netra semakain memudahkan klien pengguna layanan program. Dari awal pengadaan program hingga saat ini masih berjalan sesuai dengan tujuan yayasan yaitu mendampingi tunanetra dalam program pemerintah tentang pendidikan inklusif. Pelaksanaan program Buku Bicara berlandaskan kebutuhan tunanetra terhadap fasilitas di dunia pendidikan regular dan mendukung program pemerintah dalam pendidikan inklusif bagi tunanetra. Program Buku Bicara merupakan salah satu program dari yayasan mitra netra yang berpengaruh besar dalam pendidikan tunanetra. Hingga Buku Bicara ini mendapat gelar khusus yaitu “ buku masa depan “. Kebanyakan yang menggunakan layanan program Buku Bicara ini adalah mahasiswa- mahasiswi dan siswa-siswi sekolah menengah atas. Sedangkan SD dan SMP 93 lebih dominan dengan Braille karena mereka masih harus belajar tentang tulis dan baca. Jika diperlukan, buku-buku koleksi perpustakaan bisa dipinjam dan dibawa pulang oleh klien. Buku Bicara dibuat dalam format mp3 agar memudahkan klien jika tidak dapat memutar dengan Victor Reader maka bisa dengan alat pemutar CD biasa dan computer. Kelebihan Victor Reader adalah menggunakan format standard Daisy. Dapat mengatur tinggi rendah suara, cepat lambat tempo, dan dapat mengakses semua bagian buku dari bab dan halaman layaknya orang awas membaca buku. Hambatan yang dimiliki program ini adalah ketika program buku bicara masih menggunakan format Analog Talking Book dan ketika itu pula mitra netra masih harus barpindah-pindah tempat tinggal karena belum memiliki rumah sendiri seperti sekarang ini. Namun, saat ini setelah peralihan teknologi menjadi Digital Talking Book, program buku bicara jauh lebih efisien dan efektif karena menggunakan format yang lebih modern sehingga lebih memudahkan klien.

B. Saran

1. Pengguna sarana Program Klien Penulis mengharapkan para tunanetra pada umumnya dan pelajar khususnya yang sampai saat ini menggunakan fasilitas layanan program buku bicara di Yayasan Mitra Netra untuk dapat memanfaatkan program itu untuk kebutuhan pendidikan dan sarana informasi dengan sebaik-baiknya. Karena Yayasan Mitra Netra menyediakan program yang mungkin tidak akan mudah ditemukan di lembaga-lembaga lain apalagi sekolah-sekolah reguler. Untuk itu selama fasilitas layanan program ini masih bersama dengan Mitra Netra, maka diharapkan semua kalangan tunanetra untuk menggunakan kesempatan baik ini. 2. Staff Perpustakaan Penulis mengharapkan agar staff selaku pendamping tunanetra dalam pelayanan program ini untuk senantiasa terus mendampingi dan dapat terus memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien. Sebagai pendamping klien diharapkan staff juga memposisikan diri sbagai partner yang akan menampung kebutuhan klien baik yang berada di dalam Yayasan Mitra Netra sendiri maupun klien yang datang dari luar Mitra Netra. Khususnya untuk pelayanan program Talking Book ini. 3. Pengisi Suara dan Editor Penulis mengharapkan agar bidang ini untuk memberikan yang terbaik dan bekerja maksimal dalam proses pembuatan isi Buku Bicara. karena program ini tidak bergerak dalam bidang pendampingan akan tetapi program ini memerlukan kualitas isi yang baik agar dapat dirasakan manfaatnya oleh klien. Untuk itu sebagai SDM yang bersama-sama dengan fasilitas program Talking Book, Pengisi Suara dan Editor sangat diharapkan untuk memberikan yang terbaik dalam rangka membantu mobilitas Program Buku Bicara ini. 4. Kabid Produksi Perpustakaan