Fasilitas Layanan Syarat Ketentuan Layanan

 Peserta memiliki komitmen untuk mengikuti kursus hingga selesai

6. Layanan Ketenagakerjaan

a. Latar Belakang

Sebagaimana manusia lainnya, setelah menyelesaikan pendidikan, tunanetra juga seharusnya bekerja, agar mereka dapat mandiri secara ekonomi, menjadi manusia yang bermakna di masyarakat, dan tidak lagi menjadi beban keluarga serta masyarakat. Melalui program diversifikasi peluang kerja bagi tunanetra.

b. Jenis Layanan

1. Bimbingan karir pekerjaan lanjutan 2. Pelatihan ketrampilan halus sebagai persiapan bekerja soft skill pre employment training 3. Magang kerja 4. Promosi tenaga kerja tunanetra ke masyarakat 5. Penempatan tenaga kerja tunanetra baik di perusahaan maupun instansi pemerintah 6. Memberikan pendampingan intensif di tiga bulan pertama setelah penempatan kerja 7. Peminjaman alat kerja berupa komputer dan scanner jika tunanetra memeerlukan untuk magang kerja

c. Fasilitas Layanan

 Tempat pelatihan  Komputer laptop  Scanner  Bahan pelatihan kerja job training yang dapat dibaca secara mandiri oleh tunanetra.

d. Syarat Ketentuan Layanan

 Pendidikan minimal SMA atau yang sederajat  Memiliki ketrampilan menggunakan komputer tingkat dasar, yaitu Ms word dan internet, namun jika peluang pekerjaan membutuhkan kualifikasi lebih maka persyaratan akan ditambah sesuai permintaan perusahaan  Memiliki kemauan dan kesungguhan untuk bekerja  Bersedia mengikuti tahapan yang ditetapkan

K. Sejarah Program Buku Bicara Talking Book

Di awal masa pendiriannya, hanya ada dua layanan yang disediakan secara sederhana, akan tetapi dua layanan itu mempunyai fungsi strategis dan terbukti telah membantu para tunanetra belajar lebih mandiri baik di sekolah umum dan perguruan tinggi.

1. Produksi Buku Bicara

Buku adalah salah satu pilar penting penyangga pendidikan, dan bagi tunanetra itu sesuatu yang sangat mewah, atau bahkan barang langka. Semuanya dilakukan dengan cara yang sederhana. Para pengurus menghimpun kaset-kaset yang berisi rekaman buku yang dibacakan milik para tunanetra yang tidak lagi dipergunakan proses perekamannya pun