Pedoman Membaca Rekaman Buku Yayasan Mitra Netra Bagian Awal Kaset Sisi A

b. Sisi B Pada setiap akhir sisi B disebutkan Dilanjutkan pada kaset ke ..., sisi A, bab ... halaman....

4. Bagian-Bagian Buku yang Dibaca

Pada dasarnya seluruh isi buku dibacakan, kecuali indeks. Kata pengantar dapatdihilangkan jika tidak ada hubungannya dengan isibahsan buku. “Lampiran” juga dapat dipertimbangkan untuk tidak dibacakan jika terdapat kesulitan atau terlalu banyak untuk direkam. Untuk itu perlu dikonsultasikan dengan penata baca dan atau pengguna.

5. Nomor Halaman

Setiap pergantian halaman baru disebutkan nomor halamannya jika pada pergantian tersebut ada kalimat yang terputus sebelum titik, maka harus diselesaikan dulu sampai titik, baru menyebutkan: “halaman 123...dst”.

6. Alinea Baru

Pada setiap alenia baru disebutkan ungkapan: “Alenia baru” atau dengan tanda lain yaitu berupa bunyi tertentu. Untuk buku-buku yang penggunaan alineanya terlalu banyak atau tidak proporsional, maka dapat dipertimbangkan untuk tidak disebutkan ungkapan “alenia baru”.

7. Tanda Baca

a. Untuk tanda baca hanya tanda kurung, tanda kutippetik dan garis miring yang dibaca. Tetapi jika buku tersebut membahas serta memberi contoh tentang penggunanan tanda baca, maka tanda- tanda baca tersebut mutlak harus dibacakan. b. Cara menyebutkan tanda kurung, tanda kutippetik adalah sebagai berikut:  Jika kata yang berada di dalam tanda kurungkutip tersebut hanya satu kata, maka disebutkan: “Tanda kutip...” atau “dalam kurung...”.  Jika lebih dari satu kata, maka disebutkan: “kutip buka...kutip tutup” atau “kurung buka...kurung tutup”.

8. Ungkapan Yang Dicetak Miring, Cetak Tebal dan Garis bawah

b. Apabila di dalam kalimat terdapat katafrasa yang digaris bawahidicetak tebaldicetak miring, maka setelah kalimat tersebut selesai dibacakan, katafrasa tersebut dibacakan kembali dan diikuti ungkapan: “Digarisbawahidicetak tebaldicetak miring”. c. Apabila sebuah kalimat digaris bawahidicetak tebaldicetak miring, maka kalimat tersebut dibacakan kalimat dan diikuti ungkapan: “Digarisbawahidicetak tebaldicetak miring”. d. Apabila sebuah paragraf dicetakdicetak tebaldicetak miring, maka sebelum dibacakan paragraf tersebut disebutkan: “Paragraf berikui ini dicetak miringdicetak tebal”.