a. Produksi Analog
Talking Book Kaset
Tujuan  penyelenggaraan  produksi  buku  bicara  pada  awalnya  adalah untuk menyediakan buku yang aksesibel dapat dijangkau bagi tunanetra
di Jakarta yang menempuh jalur pendidikan terpadu. Produksi buku bicara ini  diawali  dengan  menggunakan  peralatan  yang  sangat  sederhana,  yakni
home-used  tape  recorder  dan  kaset-kaset  bekas.  Komitmen  dan  dedikasi yang tinggi yang dirujukkan Yayasan Mitra Netra dalam penyelenggaraan
program ini, menarik perhatian donor agent lembaga pemberi dana untuk memberikan  dukungan  finansial,  sehingga  akhirnya  Yayasan  Mitra  Netra
dapat memiliki studio rekaman dengan peralatan yang lebih modern. Adapun  tahap-tahap  pembuatan  buku  bicara  yang  berbentuk  kaset
seperti tersebut dibawah ini.   Tahap   pertama,   buku-buku   yang   dibacakan   pada   saat  yang
bersamaan  direkam  kedalam  kaset  master.  Pada  tahap  ini,  selain melibatkan  staf  Yayasan  sebagai  pembaca,  juga  melibatkan
relawan pembaca dari kalangan masyarakat luas   Tahap kedua, melakukan koreksi terhadap hasil rekaman tersebut.
  Tahap  ketiga,  melakukan  penggandaan  kaset  sesuai  dengan kebutuhan  dan  pemberian  sampul  kaset,  selanjutnya  siap  untuk
digunakan. Ada  pun  kelemahan  mendasar  pada  buku  bicara  yang  berbentuk
kaset ini yaitu :
  Dari  sisi  penyimpanan  kurang  praktis,  dimana  semakin  tebal halaman sebuah buku, akan semakin banyak kaset yang dibutuhkan
untuk  perekaman,  sehingga  semakin  membutuhkan  tempat penyimpanan  yang  luas.  Karena  1  buah  kaset  60  menit  dapat
merekam  30  halaman  buku  awas  ini  pun  tergantung  pada  jenis huruf dan besar huruf yang dipakai pada buku awas.
  Dari sisi penggunaan , tidak midah bagi pengguna untuk mencari halaman atau bagian tertentu dari buku, karena ia harus menelusuri
halaman atau bagian buku tersebut, misalnya, berada pada kaset ke berapa dan disisi apa, A atau B.
  Dari sisi perawatan, pita kaset sangat mudah rusak karena terkena debu atau mudah sobek.
b. Produksi Digital Talking Book DTB
Karena keterbatasan-keterbatasan  yang dimiliki  Analog Talking Book, maka pada tahun 2002 Yayasan  Mitra Netra memprogramkan pembuatan
buku  bicara  dengan  menggunakan  teknologi  digital  yang  disebut  dengan digital  talking  book.  Pada  tahap  awal,  produksi  digital  talking  book  ini
lebih  diprioritaskan  untuk  buku  tebal  seperti  buku  refensi  yang  biasa digunakan oleh mahasiswa.
Proses  pembuatan  digital  talking  book  lebih  rumit  dibandingkan analog  talking  book,  karena  proses  pengolahannya  berdasarkan  standar
DAISY konsorsium.