81
IX. ESTIMASI TARIF MASUK KAWASAN WISATA SITUS
MEGALITIK GUNUNG PADANG
9.1 Estimasi Tarif Masuk Kawasan Situs Megalitik Gunung Padang
dengan Pendekatan Surplus Konsumen Surplus konsumen dapat dijadikan sebagai proxy dari keinginan membayar
pengunjung terhadap tarif masuk kawasan wisata Situs Megalitik Gunung Padang. Nilai surplus konsumen diperoleh dengan menggunakan metode biaya perjalanan
Travel Cost Method. Berdasarkan penjelasan pada sub bab 8.1, diperoleh nilai surplus konsumen atau WTP pengunjung terhadap kawasan wisata SMGP sebesar
Rp
46.395,35
per orang per kunjungan. Nilai surplus konsumen tersebut lebih besar dari retribusi yang
dikeluarkan pengunjung untuk berwisata di SMGP yaitu sebesar Rp 2.000,00 per orang. Hal tersebut berarti biaya korbanan yang dikeluarkan pengunjung untuk
menikmati jasa wisata di kawasan tersebut lebih besar daripada retribusi. Nilai surplus konsumen menunjukkan bahwa pengunjung mampu membayar harga
yang lebih tinggi daripada retribusi yang berlaku untuk berwisata di SMGP. Surplus konsumen yang diterima pengunjung secara keseluruhan lebih
besar daripada penerimaan pengelola dari retribusi yang dibayarkan oleh pengunjung selama satu tahun terakhir. Hal tersebut mununjukkan bahwa
pengelola dapat memperoleh kelebihan manfaat tersebut untuk konservasi dan pengelolaan wisata di SMGP. Oleh karena itu, pengelola masih bisa menetapkan
tarif masuk SMGP yang lebih tinggi daripada retribusi yang berlakukan saat ini. Kebijakan penetapan tarif masuk Situs Megalitik Gunung Padang harus sesuai
dengan keinginan membayar yang sebenarnya dari pengunjung, sehingga
82
keinginan membayar tersebut juga perlu dianalisis dengan pendekatan rataan WTP yang akan digunakan sebagai pembanding.
9.2 Estimasi Tarif Masuk Situs Megalitik Gunung Padang Berdasarkan
Willingness To Pay Pengunjung
Willingness to pay pengunjung terhadap tarif masuk kawasan wisata diestimasi dengan cara memberikan pertanyaan kepada seratus orang responden
pengunjung mengenai kesediaan membayar jika pengelola meningkatkan tarif masuk Situs Megalitik Gunung Padang, dengan alasan pelestarian, pemeliharaan,
dan pengembangan wisata. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengunjung, sebanyak 98 responden bersedia membayar tarif masuk, sedangkan sisanya
sebanyak 2 responden menyatakan tidak bersedia membayar tarif masuk Situs Megalitik Gunung Padang. Kesediaan membayar pengunjung terhadap tarif
masuk Situs Megalitik Gunung Padang dapat dilihat dalam Gambar 3.
Sumber: Dikumpulkan oleh Penulis dari Survei, 2012
Gambar 4. Kesediaan Membayar Pengunjung terhadap Tarif Masuk Situs
Megalitik Gunung Padang
Pengunjung bersedia membayar tarif masuk Situs Megalitik Gunung Padang karena retribusi untuk memasuki kawasan tersebut dinilai terlalu murah.
Selain itu, retribusi ini nilainya kecil jika dibandingkan dengan tarif masuk kawasan wisata sejenis, seperti candi Ratu Boko seharga Rp 10.000,00 per orang.
98 2
Willingness To Pay
Bersedia Tidak Bersedia
83
Pengunjung berharap benda peninggalan purbakala dapat dijaga dan dilestarikan dengan adanya peningkatan tarif masuk kawasan. Selain itu, pengunjung juga
mengharapkan sarana dan prasarana wisata di SMGP dapat ditingkatkan dengan
tetap memperhatikan keberadaan situs yang dilindungi tersebut.
Nilai willingness to pay pengunjung terhadap tarif masuk SMGP
diestimasi berdasarkan kesediaan membayar dari 98 responden. Nilai penawaran
bid ditanyakan kepada responden dengan metode close ended question, dimana rentang nilai penawaran sudah ditentukan sebelumnya dan dicantumkan di dalam
kuisioner, dengan batas minimum sebesar retribusi yang berlaku yaitu Rp. 2.000,00 dan batas maksimum berdasarkan tarif masuk tempat wisata sejenis yaitu
Candi Ratu Boko sebesar Rp 10.000,00. Tarif masuk SMGP diestimasi dengan cara mencari nilai rataan WTP. Nilai rataan WTP berdasarkan pada mean dari
distribusi besaran WTP pengunjung. Distribusi besaran WTP pengunjung dapat
dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Distribusi Besaran WTP Pengunjung terhadap Tarif Masuk Situs
Megalitik Gunung Padang Pada Tahun 2012
Besaran WTP Rp Frekuensi Orang
EWTP a
b bc x a
2.000,00 30
612,245 3.000,00
32 979,592
4.000,00 7
285,714 5.000,00
3 153,061
6.000,00 19
1163,27 7.000,00
4 285,714
10.000,00 3
306,122
Jumlah 98 c
3.785,71
Sumber: Data Primer, 2012
Berdasarkan Tabel 30 dapat dilihat nilai rataan WTP pengunjung terhadap
tarif masuk SMGP adalah sebesar Rp 3.786,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengunjung masih bersedia membayar tarif masuk SMGP hingga Rp 3.786,00,
84
dengan harapan pengelola dapat menjaga kelestarian benda peninggalan purbakala dan meningkatkan fasilitas wisata SMGP.
Tarif masuk SMGP diestimasi dengan mempertimbangkan nilai surplus konsumen, rataan WTP, retribusi yang berlaku, dan tarif masuk kawasan wisata
sejenis. Dasar penetapan tarif masuk Situs Megalitik Gunung Padang dapat dilihat
pada Tabel 31. Tabel 31. Dasar Penetapan Tarif Masuk Situs Megalitik Gunung Padang
No Dasar Penetapan Tarif Masuk
Nilai Rp
1. Tarif retribusi saat ini
2.000,00 2.
Tarif masuk kawasan wisata sejenis Candi Ratu Boko 10.000,00
3. Rataan WTP pengunjung
3.786,00 4.
Surplus konsumen 46.395,35
Sumber: Dikumpulkan oleh Penulis, 2012
Retribusi yang berlaku saat ini dirasakan oleh pengelola masih terlalu rendah. Pengelola dapat menetapkan tarif masuk kawasan wisata SMGP yang
lebih tinggi dari retribusi awal, yaitu Rp 2.000,00. Tarif masuk kawasan wisata dapat ditetapkan minimum sebesar nilai rataan WTP, yaitu Rp. 3.786,00. Apabila
dilakukan pengelolaan kawasan wisata yang lebih baik dengan konsep ekowisata berkelanjutan, maka tarif masuk kawasan wisata SMGP dapat ditingkatkan
menjadi Rp 10.000,00 merujuk pada nilai tarif masuk kawasan wisata sejenis. Selanjutnya tarif masuk kawasan wisata dapat ditetapkan berdasarkan surplus
konsumen apabila dilakukan segmentasi pasar dengan sasaran yang tepat sehingga dapat diarahkan ke jenis wisata minat khusus. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan oleh pengelola yaitu Dinas Pariwisata dan Kabupaten Cianjur adalah merealisasikan pengadaan kereta api wisata Bandung-Lampegan. Hal tersebut
selain mempermudah akses pengunjung menuju kawasan wisata, juga dapat meningkatkan penerimaan pengelola melalui paket perjalanan wisata.
85
Meskipun tarif masuk kawasan wisata SMGP dapat ditetapkan berdasarkan nilai surplus konsumen, tetapi kondisi kawasan wisata saat ini dan
keinginan membayar pengunjung juga perlu diperhatikan dalam penetapan tarif masuk kawasan wisata. Oleh karena itu, untuk saat ini tarif masuk SMGP dapat
ditetapkan berdasarkan nilai tarif masuk kawasan wisata sejenis Candi Ratu Boko, yaitu Rp 10.000,00 atau nilai rataan WTP pengunjung, yaitu Rp 3.786,00.
Nilai surplus konsumen pengunjung adalah sebesar
46.395,35
per orang. Nilai ini jauh lebih besar daripada nilai yang sebenarnya ingin dibayarkan
pengunjung terhadap tarif masuk kawasan wisata SMGP, yaitu sebesar Rp 3.786,00. Perbedaan ini disebabkan pengunjung sudah mengeluarkan biaya
korbanan untuk melakukan kegiatan wisata dalam jumlah yang besar, seperti untuk kebutuhan transportasi dan konsumsi. Hal tersebut terkait dengan atraksi
wisata yang ditawarkan di SMGP yang membutuhkan kekuatan fisik, sehingga pengunjung lebih banyak membelanjakan uangnya untuk kebutuhan konsumsi
makanan dan minuman. Selain itu, terkait juga dengan akses menuju SMGP yang cukup jauh dari pusat kota, sehingga pengunjung mengeluarkan biaya transportasi
yang cukup besar. Penyebab lainnya adalah fasilitas wisata yang terdapat di kawasan SMGP belum memuaskan kebutuhan pengunjung. Oleh karena itu,
pengelola perlu mengoptimalkan pembangunan fasilitas wisata di SMGP.
86
X. KESIMPULAN DAN SARAN