Nilai Ekonomi dan Dampak Ekonomi Pengembangan Kawasan

32 nilai 1,55 dan 2,46 maka tidak terjadi autokorelasi di dalam model Firdaus, 2004.

4.4.3 Nilai Ekonomi dan Dampak Ekonomi Pengembangan Kawasan

Wisata Situs Megalitik Gunung Padang Pengembangan kawasan wisata Situs Megalitik Gunung Padang dapat memberikan dampak postif terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Namun, disisi lain pengembangan kawasan wisata berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap kelestarian benda cagar budaya dan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian mengenai nilai ekonomi kawasan wisata dan dampak ekonomi yang ditimbulkan dari kegiatan wisata perlu dikaji.

4.4.3.1 Nilai Ekonomi Situs Megalitik Gunung Padang

Nilai ekonomi kawasan SMGP diestimasi dengan menggunakan metode biaya perjalanan travel cost method. Menurut Fauzi 2006, nilai ekonomi kawasan wisata dapat diperoleh dengan membentuk fungsi permintaan terlebih dahulu. Setelah mengetahui fungsi permintaan, surplus konsumen yang merupakan proxy dari nilai WTP terhadap lokasi rekreasi dapat diukur. Nilai surplus konsumen ini yang akan digunakan untuk mengestimasi nilai ekonomi wisata SMGP. Surplus konsumen tersebut dapat diukur melalui formula: ……………………………. 3 Keterangan: CS = Consumer surplus surplus konsumen N = Jumlah kunjungan yang dilakukan oleh individu i b 1 = Koefisien dari variabel biaya perjalanan 33 Nilai manfaat total atau nilai ekonomi wisata dari kawasan wisata SMGP merupakan total surplus konsumen pengunjung dalam suatu periode waktu. Nilai ekonomi wisata SMGP diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ………………………………. 4 Keterangan: NE = Nilai ekonomi kawasan wisata dalam satu tahun Rp SK = Surplus konsumen pengunjung per individu per kunjungan Rp JP = Total jumlah pengunjung selama satu tahun orang

4.4.3.2 Dampak Ekonomi Pengembangan Kawasan Wisata Situs Megalitik Gunung Padang

Dampak pengeluaran wisatawan terhadap perekonomian lokal diukur dengan ukuran yang dinamakan multiplier effect. Wisatawan membelanjakan uangnya di dalam maupun di luar kawasan wisata. Pengeluaran wisatawan di dalam kawasan wisata akan menjadi pendapatan unit usaha lokal, unit usaha lokal akan menyerap tenaga kerja lokal, dan akhirnya meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. Sedangkan pengeluaran wisatawan di luar kawasan wisata tidak berdampak pada perekonomian lokal, sehingga dinamakan kebocoran leakage. Langkah-langkah untuk menghitung pengeluaran wisatawan adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data sekunder tingkat kunjungan wisatawan per bulan dan per tahun 2. Mengumpulkan data primer pengeluaran wisatawan untuk berwisata 3. Menghitung rata-rata pengeluaran wisatawan per orang per hari 4. Menghitung proporsi pengeluaran wisatawan di dalam dan di luar lokasi wisata 34 5. Total pengeluaran wisatawan diperoleh dengan cara mengalikan rata-rata pengeluaran wisatawan step 3 dengan proporsi pengeluaran wisatawan di lokasi wisata step 4 dan dikalikan lagi dengan jumlah wisatawan di lokasi wisata per bulan step 1 6. Sedangkan kebocoran diperoleh dengan cara mengalikan rata-rata pengeluaran wisatawan step 3 dengan proporsi pengeluaran wisatawan di luar lokasi wisata step 4 dan dikalikan lagi dengan jumlah wisatawan di lokasi wisata per tahun step 1 Aliran sejumlah uang dari pengeluaran wisatawan di kawasan wisata akan memberikan dampak terhadap perekonomian lokal berupa dampak langsung direct effect, tidak langsung indirect effect, dan lanjutan induced effect Vanhove, 2005. Dampak langsung direct effect dihitung dari pendapatan bersih unit usaha yang diperoleh dari pengeluaran wisatawan di kawasan wisata. Dampak tidak langsung indirect effect dihitung dari pendapatan tenaga kerja lokal dan pengeluaran unit usaha di kawasan wisata. Dampak lanjutan induced effect dihitung dari pengeluaran tenaga kerja di tingkat lokal. Marine Ecotourism for Atlantic Area META 2001 menyatakan bahwa terdapat dua tipe pengganda dalam mengukur dampak ekonomi wisata terhadap masyarakat lokal, yaitu: 1. Keynesian local income Multiplier, nilai ini menunjukkan seberapa besar peningkatan pengeluaran wisatawan berdampak pada pendapatan lokal. 2. Ratio Income Multiplier, nilai ini menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran wisatawan terhadap perekonomian lokal. Metode ini mengukur dampak tidak langsung indirect dan dampak lanjutan induced. Secara sistematis, kedua metode tersebut dirumuskan: 35 Keynesian local Income Multiplier = ……………...…. 5 Ratio Income Multiplier, Tipe I = ………………....... 6 Ratio Income Multiplier, Tipe II = ………………… 7 Dimana: E = Tambahan pengeluaran wisatawan Rp D = Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E Rp N = Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E Rp U = Pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E Rp

4.4.4 Estimasi Tarif Masuk Kawasan Situs Megalitik Gunung Padang