62
Hasil  output  analisis  regresi  fungsi  permintaan  wisata  Situs  Megalitik
Gunung Padang dapat dilihat pada Tabel 19 dan Lampiran 1. Tabel 19. Fungsi Permintaan Wisata Situs Megalitik Gunung Padang
Variabel Koefisien
SE Koefisien
T P
VIF
Constant 7,3071
0,4797 15,23
0,000 BP Biaya Perjalanan
-0,00002473 0,00000470
-5,26 0,000
a
1,6
TP Tingkat Pendapatan 0,00000031
0,00000008 3,99
0,000
a
1,2
JT Jarak Tempuh -0,013869
0,006298 -2,20
0,030
b
1,3
UP Umur Pengunjung -0,06264
0,01574 -3,98
0,000
a
1,6
TA Tempat Rekreasi Alternatif -0,0537
0,1491 -0,36
0,720  1,3 LM Lama Mengetahui
0,00491 0,02819
0,17 0,862  1,3
R
2
66,2 R
2
adj 64,0
Sumber: Data Primer, diolah 2012 Keterangan:  Tanda  a, b,  menunjukkan taraf  nyata  koefisien  regresi  masing-masing  variabel
berturut- turut pada α : 1, 5
Berdasarkan  hasil  analisis  regresi  berganda  diperoleh  nilai  R-sq  sebesar 66,20.  Nilai  tersebut  menunjukkan  sebesar  66,20  keragaman  permintaan
wisata  dijelaskan  oleh  variabel  bebas  independent  variable  yang  terdapat  di dalam  model,  dan  sisanya  33,80  dijelaskan  oleh  variabel-variabel  lain  yang
tidak dimasukkan ke dalam model.
7.2  Pemenuhan Asumsi Regresi Linier Berganda
Pelanggaran  asumsi  yang  biasa  terjadi  dalam  analisis  regresi  linier berganda  adalah  multikolinearitas,  heteroskedastisitas,  dan  autokorelasi  Hasan,
2002.  Oleh  karena  itu,  perlu  dilakukan  pemeriksaan  asumsi  untuk  mengetahui tingkat  keakuratan  model  yang  telah  dibangun.  Pemenuhan  asumsi  dan  uji
statistik yang dilakukan antara lain:
1. Uji Normalitas
Uji  normalitas  dilakukan  dengan  melihat  normal  probability  plot  dan
histogram  Lampiran  2.  Titik-titik  yang  terdapat  pada  normal  probability  plot
mengumpul  dan  terletak  pada  suatu  garis  berbentuk  linier,  sehingga  dapat
63
disimpulkan  bahwa  data  yang  dimiliki  telah  menyebar  normal.  Cara  lainnya
adalah  dengan  menggunakan  uji  Kolmogorov  Sminov  Lampiran  3.  Hipotesis
yang  dibangun  adalah  H jika  sisaan  menyebar  normal,  dan  H
1
jika  sisaan  tidak menyebar  normal.  Apabila  p-value  lebih  besar  dari  taraf  nyata,  maka  terima  H
. Berdasarkan hasil uji Kolmogorov Sminov diperoleh nilai p-value lebih besar dari
0,15  dan  nilai  Kolmogorov  Sminov  sebesar  0,075  lebih  kecil  dari  nilai Kolmogorov Sminov tabel 0,161, sehingga dapat disimpulkan data yang dimiliki
telah menyebar normal Iriawan dan Astuti, 2006.
2. Uji Autokorelasi
Salah  satu  pelanggaran  asumsi  yang  sering  terjadi  dalam  analisis  regresi berganda  adalah  autokorelasi.  Sehingga  uji  autokorelasi  perlu  dilakukan  untuk
mengetahui  terjadinya  korelasi  antar  anggota  sampel  atau  data  pengamatan.  Uji Durbin  Watson  digunakan  untuk  mendeteksi  terjadinya  autokorelasi  di  dalam
model.    Berdasarkan  hasil  analisis  regresi  diperoleh  nilai  uji  Durbin  Watson adalah  1,88943,  dimana  nilai  tersebut  berada  di  antara  nilai  1,55  dan  2,46,
sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  sisaan  saling  bebas  atau  autokorelasi  tidak
terjadi di dalam model Lampiran 1. 3.
Uji Multikolinearitas
Salah  satu  asumsi  yang  harus  dipenuhi  dalam  analisis  linier  berganda adalah  tidak  terjadinya  multikolinearitas.  Masalah  multikolinearitas  dapat
dideteksi  berdasarkan  nilai  VIF.    Berdasarkan  hasil  analisis  regresi,  nilai  VIF untuk  masing-masing  variabel  bebas  independent  variable  kurang  dari  sepuluh
VIF    10.  Hal  tersebut  menunjukkan  variabel  bebas  yang  satu  dengan  variabel
64
bebas  yang  lain  dalam  model  regresi  tidak  saling  berkorelasi  linier atau  masalah
multikolinearitas tidak terjadi di dalam model Lampiran 1. 4.
Uji Heteroskedastisitas
Masalah  heteroskedastisitas  dapat  dideteksi  dengan  menggunakan  uji Glejser.  Uji  ini  dapat  digunakan  untuk  mendeteksi  heteroskedastisitas  dalam
sampel  yang  besar  Gujarati,  2006.  Uji  Glejser  dilakukan  dengan  cara meregresikan  nilai  absolut  residual.  Hipotesis  yang  dibangun  adalah  H
heteroskedastisitas,  dan  H
1
homoskedastisitas.  Apabila  nilai  p-value  lebih  besar dari  taraf  nyata,  maka  tolak  H
.  Berdasarkan  uji  Glejser  diperoleh  nilai  p-value sebesar  0,412,  dimana  nilai  tersebut  lebih  besar  dari  taraf  nyata  20,  sehingga
dapat  disimpulkan  bahwa  sisaan  bersifat  homogen,  yang  berarti  masalah
heteroskedastisitas tidak terjadi di dalam model Lampiran 4. 5.
Uji Statistik F
Pengujian  ini  dilakukan  terhadap  model  secara  keseluruhan.  Berdasarkan hasil  analisis  regresi  berganda  yang  ditunjukkan  dalam  tabel  analisis  varians,
diketahui  bahwa  seluruh  variabel  bebas  yang  terdapat  di  dalam  model  regresi saling  berpengaruh  secara  signifikan  terhadap  variabel  terikatnya.  Hal  tersebut
ditunjukk an dengan nilai P yang lebih kecil dari taraf nyata 1 P  α. Nilai P
dalam  uji  statistik  F  adalah  0,000,  artinya  semua  variabel  bebas  dalam  model regresi  ini  secara  serentak  atau  bersama-sama  mempengaruhi  variabel  terikat
Lampiran 1 .
6. Uji Statistik t
Uji  statistik  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  variabel  bebas  yang  secara nyata  mempengaruhi  variabel  terikat.  Berdasarkan  hasil  uji  statistik  t,  terdapat
65
empat  variabel  bebas  yang  secara  nyata  mempengaruhi  variabel  terikatnya.  Hal tersebut  ditunjukkan  dengan  nilai  P-value  pada  masing-masing  variabel  bebas
yang  lebih  kecil  dari  taraf  nyata.  Adapun  empat  variabel  bebas  tersebut  adalah biaya  perjalanan,  tingkat  pendapatan,  jarak  tempuh,  dan  umur  pengunjung.
Variabel  bebas  yang  tidak  berpengaruh  nyata  terhadap  variabel  terikat,  yaitu jumlah  tempat  rekreasi  alternatif  dan  lama  mengetahui  keberadaan  kawasan
wisata Situs Megalitik Gunung Padang. Hal ini ditunjukkan dengan nilai P-value dari  masing-masing  variabel  bebas  tersebut  yang  lebih  besar  dari  taraf  nyata
Tabel 19
.
7.3 Faktor-Faktor yang Berpengaruh Nyata terhadap Permintaan Wisata