Berdasarkan Tabel 29, Keynesian Income Multiplier adalah sebesar 1,58,

79 di tingkat lokal. Berdasarkan Tabel 28, dampak ekonomi lanjutan dari kegiatan wisata di Situs Megalitik Gunung Padang adalah Rp 26.560.000,00 per bulan.

8.4.4 Nilai Efek Pengganda Multiplier Effect

Nilai efek pengganda digunakan untuk mengukur dampak dari pengeluaran pengunjung terhadap perekonomian lokal. Efek pengganda dapat diestimasi dari pengeluaran pengunjung selama melakukan kegiatan wisata di Situs Megalitik Gunung Padang. Terdapat tiga ukuran dalam mengukur dampak ekonomi wisata di tingkat lokal, yaitu 1 Keynesian local income multiplier merupakan nilai yang menunjukkan pengaruh dari pengeluaran pengunjung terhadap pendapatan masyarakat lokal, 2 ratio income multiplier tipe I, yaitu nilai yang diperoleh dari dampak langsung dari pengeluaran pengunjung, dan 3 ratio income multiplier tipe II, yaitu nilai yang diperoleh dari dampak lanjutan. Nilai Efek Pengganda berdasarkan ketiga ukuran tersebut disajikan pada Tabel 29 dan keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran 12. Tabel 29. Nilai Efek Pengganda dari Arus Uang yang Terjadi di Situs Megalitik Gunung Padang Pada Tahun 2012 Multiplier Nilai Keynesian Income Multiplier 1,58 Ratio Income Multiplier Tipe I 1,38 Ratio Income Multiplier Tipe II 1,63 Sumber: Data Primer, diolah 2012 Nilai multiplier effect berdasarkan ketiga ukuran tersebut, diperoleh dengan menggunakan persamaan 5, 6, dan 7 yang telah diuraikan pada bab

IV. Berdasarkan Tabel 29, Keynesian Income Multiplier adalah sebesar 1,58,

artinya setiap peningkatan pengeluaran pengunjung sebesar 1.000 rupiah berdampak terhadap perekonomian lokal sebesar 1.580 rupiah. Nilai Ratio Income Multiplier Tipe I adalah sebesar 1,38, artinya setiap peningkatan 1.000 rupiah 80 pada penerimaan unit usaha akan meningkatkan pendapatan pemilik usaha dan tenaga kerja sebesar 1.380 rupiah. Nilai Ratio Income Multiplier Tipe II sebesar 1,63, artinya setiap peningkatan 1000 rupiah pada penerimaan unit usaha akan mengakibatkan peningkatan pendapatan pemilik usaha, tenaga kerja, dan pengeluaran konsumsi tenaga kerja sebesar 1.630 rupiah, dimana hal tersebut akan berdampak pada perekonomian lokal. Menurut META 2001 apabila nilai Keynesian Income Multiplier lebih besar dari satu, maka suatu kawasan wisata memiliki nilai dampak ekonomi yang besar. Nilai Keynesian Income Multiplier di SMGP adalah sebesar 1,58, sehingga dapat disimpulkan bahwa dampak ekonomi wisata terhadap masyarakat sekitar yang terjadi di kawasan wisata tersebut adalah besar. Pengembangan kawasan wisata SMGP memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat setempat. Nilai multiplier dapat ditingkatkan dengan cara memfasilitasi masyarakat sekitar untuk membuka unit usaha, misalnya dengan melakukan penyuluhan, sehingga akan menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal. Pengembangan kawasan wisata yang optimal juga perlu dilakukan dengan tetap memperhatikan kelestarian benda peninggalan purbakala. Hal tersebut dapat dicapai dengan cara penataan manajemen kawasan dan segmentasi pasar yang tepat, sehingga dapat diarahkan ke wisata minat khusus. Selanjutnya proporsi pengeluaran pengunjung di kawasan wisata pun akan meningkat dan berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap masyarakat sekitar. 81

IX. ESTIMASI TARIF MASUK KAWASAN WISATA SITUS