Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

M. Arifin menjelaskan dalam bukunya bahwa ayat tersebut juga menunjukkan jika manusia tanpa melalui belajar, niscaya tidak akan dapat mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan bagi kelangsungan hidupnya di dunia dan akhirat. Pengetahuan manusia akan berkembang jika diperoleh melalui proses belajar mengajar yang diawali dengan kemampuan menulis dengan pena dan membaca dalam arti luas, yaitu tidak hanya dengan membaca tulisan melainkan juga membaca segala yang tersirat di dalam ciptaan Allah. 4 Dengan demikian pendidikan sangat penting bagi kelangsungan hidup di dunia dan di akhirat. Pendidikan jugalah yang akan membuat pengetahuan manusia berkembang. Sedangkan pendidikan agama diartikan sebagai suatu kegiatan yang bertujuan untuk membentuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah keimanan, amaliah dan budi pekerti atau akhlak yang terpuji untuk menjadi manusia yang taqwa kepada Allah SWT. 5 Sasaran pendidikan agama tertuju pada pembentukan sikap akhlak atau mental anak didik dalam hubungan dengan Tuhan, masyarakat dan alam atau sesama makhluk. Pendidikan agama pada dasarnya merupakan pelajaran yang menjadi dasar pembekalan akhlak siswa untuk masa depannya. Kegiatan belajar mengajar yang aktif dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam menjadikan siswa menjadi lebih baik dalam berperilaku baik pribadi maupun bermasyarakat. Pemberian materi pelajaran yang menarik menjadikan siswa akan lebih menyukai pelajaran Pendidikan Agama Islam, yang secara tidak langsung akan meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar, anak cenderung tidak begitu tertarik dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam, karena selama ini pelajaran Pendidikan Agama Islam dianggap sebagai pelajaran yang hanya mementingkan hafalan semata, kurang menekankan aspek penalaran sehingga 4 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hlm. 92 5 M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, hlm. 4 menyebabkan rendahnya hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa di sekolah. Banyak faktor yang menyebabkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa rendah, yaitu faktor internal dan eksternal siswa. Faktor internal antara lain: motivasi belajar, intelegensi, kebiasaan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti guru sebagai pembina kegiatan belajar, strategi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan. Dari masalah-masalah yang dikemukakan di atas, perlu dicari strategi baru dalam pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran yang mengutamakan penguasaan kompetensi harus berpusat pada siswa focus on learners, memberikan pembelajaran dan pengalaman belajar yang relevan dan kontekstual dalam kehidupan nyata provide relevant and contextualized subject matter dan mengembangkan mental yang kaya dan kuat pada siswa. Disinilah guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun psikomotorik siswa. Strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan penciptaan suasana yang menyenangkan sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam hal ini memilih model pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning sebagai salah satu metode pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan suatu materi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu proses belajar mengajar di dalam kelas dimana siswa terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena, kemudian siswa diminta untuk mencatat permasalahan- permasalahan yang muncul, setelah itu tugas guru adalah merangsang untuk berfikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan perspektif yang berbeda di antara mereka. Menurut Masitoh, pembelajaran aktif menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang. 6 Pembelajaran harus dibuat dalam suatu kondisi yang menyenangkan sehingga siswa akan terus termotivasi dari awal sampai akhir kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini pembelajaran CTL Contextual Teaching and Learning merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru di sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Proses pembelajaran seperti inilah yang disebut pengajaran dan pembelajaran kontekstual, istilah yang populer di Indonesia saat ini disebut pendekatan kontekstual. Sementara itu, belajar pada dasarnya merupakan proses menyadari sesuatu, memahami permasalahan, proses adaptasi dan organisasi, proses asimilasi dan merefleksikan serta proses membuat komposisi dan membuka ulang secara terbuka dan dinamis. Itulah sebabnya landasan CTL adalah konsep konstruktivisme. Pendekatan kontekstual mengandung tujuh pilar utama sebagai prinsip-prinsip dasarnya, yaitu: konstruktivisme, inquiri, bertanya, masyarakat belajar, permodelan, refleksi, dan penilaian autentik. Model pembelajaran ini koheren dengan teori belajar bahasa kedua yang dicanangkan oleh Bialystock yang melihat pentingnya masukan padanan bahasa dalam tiga dimensi pengetahuan pengetahuan lain, pengetahuan eksplisit kebahasaan, dan pengetahuan implisit kebahasaan yang mempermudah terjadinya kesuksesan pembelajaran. 7 Pembelajaran secara kontekstual berhubungan dengan 1 fenomena kehidupan sosial masyarakat, bahasa, lingkungan hidup, harapan dan cita yang tumbuh, 2 fenomena dunia pengalaman dan pengetahuan murid, dan 3 kelas sebagai fenomena sosial. Kontekstual merupakan fenomena yang 6 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Depag RI, 2009 hal.173 7 Ellen Bialystok, “A Theoretical Model of Second Language Learning” dalam Kenneth Croft ed. Reading on English as a Second Language. Cambridge: Winthrop Publishers Inc, 1980, hal.56 bersifat alamiah, tumbuh dan terus berkembang, serta beragam karena keterkaitan dengan fenomena kehidupan sosial masyarakat, dalam kaitannya dengan ini, maka pembelajaran pada dasarnya merupakan aktivitas mengaktifkan, menyentuhkan, mempertautkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan membentuk pemahaman, malalui penciptaan kegiatan, pembangkitan penghayatan, internalisasi, proses penemuan jawaban pertanyaan, dan rekonstruksi pemahaman melalui refleksi yang berlangsung secara dinamis. 8 Bahan-bahan dan variasi tehnik belajarmengajar tersebut seharusnya bermanfaat bagi siswa dan bermakna dalam arti dapat menambah pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan awal siswa prior knowledge melalui pengalaman-pengalaman belajar mereka constructivism. Hal yang perlu diperhatikan adalah guru dapat membawa siswa ke dalam situasi belajar yang dapat menghubungkan apa saja yang diperoleh di sekolah atau kelas dengan apa yang ada dikehidupan nyata mereka, dengan demikian siswa akan merasakan dan menyadari manfaat belajar dengan pergi ke sekolah sebab mereka dapat membuktikan sendiri dan menemukan jawaban dalam menghadapi kehidupan di luar kelas yang penuh dengan permasalahan, mereka dapat saling membantu dan berbagi pengalaman dalam kelompok masyarakat belajar learning community, sehingga timbul keinginan inquiry dengan tidak melupakan untuk melakukan refleksi diri. Dari uraian yang telah disampaikan di atas, maka penulis tertarik untuk mencoba melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas IV melalui pendekatan kontekstual di SDN Neglasari 02.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat di identifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 8 Depdiknas, Kurikulum dan Pembelajaran: Pembelajaran Kontekstual, Jakarta: Direktorat Pendidikan, 2008, hal.14 1. Rendahnya hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa. 2. Kurangnya kemampuan guru penggunaan metode belajar. 3. Acuhnya sikap peserta didik terhadap proses pembelajaran di kelas. 4. Kurangnya upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 5. Kurangnya penggunaan pendekatan kontekstual dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah mendapatkan hasil kajian masalah yang diteliti maka penulis membatasi penelitian hanya pada: upaya dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas IV melalui pendekatan kontekstual di SDN Neglasari 02 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka masalah yang dapat dipertanyakan dalam perumusan masalah ini adalah sebagai berikut: “Apakah pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa kelas IV di SDN Neglasari 02 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor ?”

E. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas penggunaan pendekatan kontekstual dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IV di SDN Neglasari 02 Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat berguna bagi banyak pihak antara lain: Secara teoretis: 1. Untuk menambah perbendaharaan penelitian dalam dunia pendidikan, khususnya dalam Karya tulis ilmiah dalam rangka mengembangkan khasanah ilmiah 2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengadakan penelitian selanjutnya yang lebih mendalam. 3. Sebagai pengembang disiplin ilmu kearah berbagai spesifikasi Secara Praktis: 1. Bagi Peneliti, hasil Penelitian ini diharapkan berguna bagi peneliti dalam meningkatkan wawasan berpikir dan pengalaman tentang aplikasi ilmu yang peneliti dapatkan selama kuliah. 2. Bagi Guru, sebagai masukan untuk dapat meningkatkan metode dan sistem pembelajaran di kelas agar menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tercapainya hasil yang diharapkan pada siswa di SDN Neglasari 02. 3. Sekolah, sebagai bahan kajian dan evaluasi mengenai hasil belajar peserta didik dalam menentukan metode yang tepat demi tercapainya tujuan pembelajaran. 4. Bagi Pembaca, dapat dijadikan sebagai masukan dan untuk menambah wawasan pengetahuan tentang metode-metode pembelajaran dalam dunia pendidikan.

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SAINS KELAS IV SDN 02 LABUHAN BARU MELALUI METODE DEMONTRASI

0 7 2

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SAINS KELAS IV SDN 02 LABUHAN BARU MELALUI METODE DEMONTRASI

0 7 4

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN RECIPROCAL PADA SISWA KELAS IVA DI SDN WONOSARI 02 SEMARANG

2 36 109

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA PADA BIDANG STUDI IPA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA KELAS V SDN 02 ISER TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 5 40

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA TENTANG SUMBER DAYA ALAM MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Ipa Tentang Sumber Daya Alam Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Semester Ii Kelas IV Sdn Jembulwunut Gu

0 4 12

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA MELALUI STRATEGI DRAPADA SISWA KELAS IV SDN SUKOLILO 02 Upaya Meningkatkan Ketrampilan Membaca Melalui Strategi Drapada Siswa Kelas IV SDN Sukolilo 02 Tahun Pelajaran 2013/ 2014.

0 2 16

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA MELALUI STRATEGI DRAPADA SISWA KELAS IV SDN SUKOLILO 02 Upaya Meningkatkan Ketrampilan Membaca Melalui Strategi Drapada Siswa Kelas IV SDN Sukolilo 02 Tahun Pelajaran 2013/ 2014.

0 2 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN GROGOLAN 02 Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode STAD Pada Siswa Kelas IV SDN Grogolan 02 Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

Upaya Meningkatkan Pembelajaran Agama Islam melalui Metode Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi Pada Siswa Kelas IV SDN 024758 Binjai Tahun Pelajaran 2015

0 0 16

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE ADVOKASI SISWA KELAS V SDN 2 LALOEHA KOLAKA

0 1 13