Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. 3 Faktor pendekatan belajar.Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi stategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajran materi-materi pelajaran. 16 Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar dengan alat ukur berupa alat evaluasi yang dinyatakan dalam bentuk angka huruf, kata atau simbol terte ntu. Sedangkan menurut Dollar dan Miller dalam Syamsuddin mengatakan bahwa hasil belajar dapat dipengaruhi oleh empat hal: 1 Adanya motivasi, siswa harus menghendaki sesuatu. 2 Adanya perhatian dan mengetahui sasaran, siswa harus memperhatikan sesuatu. 3 Adanya usaha, siswa harus melakukan sesuatu. 4 Adanya evaluasi dan pemantapan hasil, siswa harus memperoleh sesuatu. 17 Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibagi menjadi dua faktor yaitu internal dan eksternal siswa. Faktor internal siswa meliputi psikologis dan psikis siswa itu sendiri, dan faktor eksternal siswa meliputi lingkungan di luar diri siswa. Kehadiran faktor-faktor psikologis dalam belajar akan memberikan andil yang cukup penting. Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar secara optimal. Sebaliknya tanpa kehadiran faktor-faktor psikologis, bisa jadi memperlambat proses belajar, bahkan dapat pula menambah kesulitan dalam belajar. Tomas F.S. dalam Sardiman, menguraikan enam macam faktor psikologis, yaitu: 18 16 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar dengan Pendekatan Baru, Bandung: Rosda Karya, 2002, h.145. 17 Abin Syamsuddin Makmun, Psikologi Kependidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003, Cet.6, h. 164. 18 Sadirman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004h. 39. 1 Motivasi Motivasi disebut juga keinginan atau dorongan untuk belajar. Seseorang akan berhasil belajar kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. 2 Konsentrasi Konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan perhatian. 3 Reaksi Dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsur fisik maupun mental sebagai suatu wujud reaksi. Pikiran dan otot- ototnya harus dapat bekerja secara harmonis, sehingga subjek belajar itu bertindak atau melakukannya. 4 Organisasi Belajar dapat juga dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan, merata atau menempatkan bagian-bagaian bahan pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian. 5 Pemahaman Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar juga harus mengerti secara mental makna dan filosofisnya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya. 6 Ulangan Lupa merupakan sesuatu yang tercela dalam belajar, tetapi lupa adalah sifat umum manusia. Untuk mengatasi kelupaan diperlukan kegiatan ulangan. Mengulang-ulang suatu pekerjaan atau fakta yang sudah dipelajari membuat kemampuan para siswa untuk mengingatnya akan semakin bertambah. Prinsip-prinsip belajar hanya memberikan petunjuk umum tentang belajar. Tetapi prinsip-prinsip itu tidak dapat dijadikan hukum belajar yang bersifat mutlak, kalau tujuan belajar berbeda maka dengan sendirinya secara belajar juga harus berbeda. Karena itu, belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada. Menurut Oemar Hamalik, Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut: 19 1 Faktor kegiatan, Penggunaan dan ulangan. Siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan baik kegiatan neural system, seperti melihat, mendengar, merasakan, berfikir, kegiatan motoris, dan sebagainya maupun kegiatan-kegiatan lain yang diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan, dan minat. 2 Belajar memerlukan latihan, dengan jalan: relearning, recalling¸dan reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami. 3 Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan. 4 Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya. 5 Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru secara berurutan diasosiasikan, sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman. 6 Pengalaman masa lampau bahan apresiasi dan pengartian pengertian yang dimiliki oleh siswa. 7 Faktor kesiapan dalam belajar. 8 Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa lebih baik dari pada belajar tanpa minat. 9 Faktor-faktor fisiologis. Kondisi badan siswa sangat berpengaruh dalam proses belajar. 19 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, h.32. 10 Faktor intelegensi. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapar diambil kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar siswa secara garis besar dapat dibagi dalam dua faktor utama: pertama faktor intern, yaitu faktor yang datang dari dalam siswa seperti kondisi fisiologis dan koondisi psikologis. Kedua faktor ekstern, faktor ini berasal dari luar diri siswa, yaitu lingkungan belajar, seperti lingkungan alam, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Selain itu lingkungan sekolah juga sangat mempengaruhi yaitu mutu pengajaran di sekolah. Dan hal ini tentu saja tidak terlepas dari pendekatan pembelajaran yang digunakan guru. Dalam proses belajar mengajar guru memiliki peranan tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Penyampaian materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa. Dalam pencapaian hasil belajar siswa yang optimal, peranan guru memiliki arti penting dalam memberikan konsep dan materi mengajar yang efektif. Menurut Slameto faktor-faktor mengajar efektif bagi guru antara lain: 20 1 Pengusasaan bahan pelajaran. Guru harus menguasai bahan pelajaran sebaik mungkin sehingga dapat membuat perencanaan pelajaran dengan baik, memikirkan variasi metode cara memecahkan persoalan dan membatasi bahan, membimbing siswa ke arah tujuan yang diharapkan, tanpa kehilangan kepercayaan terhadap dirinya. 20 Slameto, Op.Cit.,h,95. 2 Cinta kepada yang diajarkan. Guru yang mencintai pelajaran yang diberikan, akan berusaha mengajar dengan efektif, agar pelajaran itu dapat menjadi milik siswa sehingga berguna bagi hidupnya kelak. 3 Pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. 4 Variasi metode. 5 Guru harus menambah ilmunya, berdiskusi, dan meningkatkan kemampuan mengajar. 6 Memberikan pengetahuan yang aktual. 7 Guru harus berani memberikan pujian. 8 Seorang guru harus mampu menimbulkan semangat belajar secara individual. Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar guru berhadapan dengan sekelompok siswa, mereka adalah makhluk hidup yang memerlukan bimbingan, dan pembinaan untuk menuju kedewasaan. Siswa setelah mengalami proses pendidikan dan pengajaran diharapkan telah menjadi manusia dewasa yang sadar tanggung jawab terhadap diri sendiri. Adanya prinsip-prinsip mengajar guru untuk menunjang kerberhasilan siswa dalam pencapaian hasil belajar, antara lain: 1. Perhatian 2. Aktivitas 3. Appersepsi 4. Peragaan 5. Repetisi 6. Korelasi 7. Konsentrasi 8. Sosialisasi 9. Individualisasi 10. Evaluasi 21 Dari uraian di atas, jelas bahwa peranan guru telah meningkat dari sebagai pengajar menjadi sebagai direktur pengarah belajar. 21 Ibid, h.35. Sebagai direktur belajar, tugas dan tanggung jawab turut menjadi lebih meningkat yang ke dalamnya termasuk fungsi-fungsi guru sebagai perencana pengajaran, pengelola pengajaran, sebagai motivator, sebagai pembimbing, dan sebagai penilai hasil belajar siswa.

2. Hakikat Pendekatan Kontekstual

a. Pengertian Pembelajaran Kontekstual

Ada kecenderungan sekarang ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya bukan mengetahuinya. Pembelajaran secara kontekstual diharapkan dapat meningkatkan apa yang menjadi tujuan pembelajaran. Kontekstual jika diambil dari asalnya dalam bahasa Inggris yaitu con’textual yang berarti termasuk, tergantung, sedangkan dari bahasa asalnya yaitu bahasa latin con = with + textum = woven yang berarti bermaksud mengikuti konteks atau dalam konteks. 22 Secara umum, kontekstual memiliki pengertian : 1 Yang berkenaan, relevan, ada hubungan atau kaitan langsung, mengikuti konteks. 2 Yang membawa maksud, makna dan kepentingan meaningful 23 Oleh karena itu, kaedah kontekstual yaitu kaedah yang dibentuk berasaskan maksud kontekstual itu sendiri, seharusnya mampu membawa pelajar ketingkat pembelajaran isi dan konsep yang berkenaan atau releven bagi mereka dan juga memberi makna dalam kehidupan keseharian mereka. Pendekatan kontekstual “Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa 22 S. Wojowasito, dan Tito Wasito, Kamus Lengkap Inggeris-Indonesia, Indonesia- Inggeris, Bandung : Hasta, 1997 h. 31 23 Depdiknas, Kurikulum dan Pembelajaran: Pembelajaran Kontekstual, Jakarta: Direktorat Pendidikan, 2008. h.1 membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. 24 Dengan kata lain bahwa pendekatan kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistic dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut, dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari konteks pribadi, sosial, dan cultural sehingga siswa memiliki pengetahuan atau keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan ditransfer dari satu permasalahan konteks ke permasalahan konteks lainnya. Menurut teori pembelajaran kontekstual yang dikemukakan oleh Kasihati dikemukakan bahwa: Pembelajaran hanya berlaku apabila pelajar memperoses pengetahuan atau ilmu pengetahuan baru dengan cara tertentu sehingga ia membawa maksud atau makna kepada mereka dalam kerangka rujukan mereka sendiri dunia dalam memori, pengalaman dan tindak balas mereka sendiri 25 . Pendekatan pembelajaran dan pengajaran seperi ini mengandaikan minat akan mencari maksud dalam konteks dengan cara semula, yaitu yang berkaitan dengan seseorang dalam masa belajarnya. Ini berlaku dengan cara pencarian hubungan yang diterima akal sehat dan kelihatan bermakna. Terbentuk dari pada pemahaman ini, teori pembelajaran kontekstual tertumpu pada aspek serta berbagai cara-cara dalam pembelajaran, selama ada dalam sekolah, kursus, tempat atau lokasi kerja, atau di ladang tanaman. Ia menggalakkan pendidik memilih danatau membina suasana pembelajaran yang menggabungkan seberapa banyak bentuk 24 Depdiknas, Ibid. 25 http:www.tutor.com.myladatourismedu-kontekstual.htm, Portal Pendidikan Utusan, diakses pada: 20 April 2011 pengalaman yang boleh termasuk aspek sosial, phisikal, psikologikal, kearah mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Dengan demikian, pelajar menemui perhubungan yang bermakna antara ide abstrak dan aplikasi praktikal dalam konteks alam yang nyata. Konsep dihayati melalui proses penemuan, pengukuhan dan menghubungkan. Pengajaran dan Pembelajaran kontekstual merupakan satu konsepsi pengajaran dan pembelajaran yang membantu guru mengaitkan bahan subjek yang dipelajari dengan situasi dunia yang sebenarnya dan memotivasi pelajar untuk membuat hubungan yang berkaitan antara pengetahuan dengan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari mereka sebagai bagian dari keluarga, warga masyarakat dan pekerja. Dari penjabaran di atas salah satu upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa yaitu melalui suatu metode pendekatan kontekstual yang diharapkan dapat merubah cara belajar siswa agar termotivasi dalam mengikuti pembelajaran yang dilangsungkan dengan suasana belajar yang tidak membosankan. Dari beberapa pengertian tentang pendekatan kontekstual di atas maka penulis membuat sintesa mengenai pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian sebenarnya.

b. Tujuan dan Manfaat Pendekatan Kontekstual

Dalam sebuah pendekatan pembelajaran pastinya memiliki tujuan kenapa diterapkannya suatu model pendekatan pembelajaran tersebut, dalam hal ini tujuan pendekatan kontekstual antara lain:

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SAINS KELAS IV SDN 02 LABUHAN BARU MELALUI METODE DEMONTRASI

0 7 2

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SAINS KELAS IV SDN 02 LABUHAN BARU MELALUI METODE DEMONTRASI

0 7 4

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN RECIPROCAL PADA SISWA KELAS IVA DI SDN WONOSARI 02 SEMARANG

2 36 109

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG KONSEP PESAWAT SEDERHANA PADA BIDANG STUDI IPA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA KELAS V SDN 02 ISER TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 5 40

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA TENTANG SUMBER DAYA ALAM MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Ipa Tentang Sumber Daya Alam Melalui Pendekatan Kontekstual Bagi Siswa Semester Ii Kelas IV Sdn Jembulwunut Gu

0 4 12

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA MELALUI STRATEGI DRAPADA SISWA KELAS IV SDN SUKOLILO 02 Upaya Meningkatkan Ketrampilan Membaca Melalui Strategi Drapada Siswa Kelas IV SDN Sukolilo 02 Tahun Pelajaran 2013/ 2014.

0 2 16

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MEMBACA MELALUI STRATEGI DRAPADA SISWA KELAS IV SDN SUKOLILO 02 Upaya Meningkatkan Ketrampilan Membaca Melalui Strategi Drapada Siswa Kelas IV SDN Sukolilo 02 Tahun Pelajaran 2013/ 2014.

0 2 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE STAD PADA SISWA KELAS IV SDN GROGOLAN 02 Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Metode STAD Pada Siswa Kelas IV SDN Grogolan 02 Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

Upaya Meningkatkan Pembelajaran Agama Islam melalui Metode Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi Pada Siswa Kelas IV SDN 024758 Binjai Tahun Pelajaran 2015

0 0 16

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE ADVOKASI SISWA KELAS V SDN 2 LALOEHA KOLAKA

0 1 13