Tabel 8 Kategori jawaban responden berdasarkan persentasi No.
Interval Kategori jawaban
1 81 – 100
Sangat setujubaik sekali 2
61 – 80 Setujubaik
3 41 – 60
Ragu-ragu 4
21 – 40 Tidak setujutidak baik
5 0 – 20
Sangat tidak setujusangat tidak baik
Sumber : Arikunto, 1996
Dengan demikian, maka dapat dibuat dalam matrik mengenai tujuan penelitian, alat analisis yang digunakan dan hasil yang diperoleh sebagai berikut.
Tabel 9 Tujuan penelitian, alat analisis yang digunakan dan hasil yang akan dicapai Tujuan
penelitian Alat yang
digunakan Hasil yang dicapai
Klasifikasi kabupaten
pemekaran Klassen
Tipology Empat klasifikasi kabupaten
pemekaran
Pembangunan ekonomi
LQ, IS, SSA, Indeks diversitas
entropy, laju pertumbuhan
ekonomi, laju pertumbuhan
penduduk Mengetahui sektor basis perekonomian,
Mengetahui tingkat spesialisasi sektoral, Mengetahui percepatan pertumbuhan suatu
sektor perekonomian, Mengetahui sektor yang maju dan tidak,
Mengetahui daya saing suatu sektor, Mengetahui disparitas aktivitas
perekonomian di tiga kabupaten pemekaran
Kesejahteraan masyarakat
Nilai-nilai PDRB per kapita, IPM,
penduduk miskin, pelayanan publik
Mengetahui laju pertumbuhan PDRB per kapita, IPM , penduduk miskin dan
pelayanan publik
Sosial kemasyarakatan
Persentase Mengetahui persepsi masyarakat terhadap
kehidupan sosial kemasyarakatan Keberlanjutan
sumberdaya alam lingkungan
hidup Program-program
lingkungan hidup, kondisi
lingkungan hidup lahan kritis,
longsor, dan sebagainya
Mengetahui persepsi masyarakat terhadap keseriusan pemerintah kabupaten dalam
menangani isu-isu lingkungan hidup dan sumberdaya alam, mengetahui kesadaran
masyarakat akan isu-isu lingkungan hidup dan sumberdaya alam
Sumber : Analisis data
BAB IV EKONOMI WILAYAH DI TIGA DAERAH OTONOMI BARU
DI INDONESIA
Analisis ekonomi wilayah akan dilakukan pada tiga kabupaten pemekaran yang meliputi pembangunan ekonomi di kabupaten pemekaran, kesejahteraan masyarakat,
sosial kemasyarakatan, dan keberlanjutan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Penentuan tiga kabupaten pemekaran untuk penelitian lapangan merupakan hasil acak
sederhana dari 114 kabupaten pemekaran yang terbentuk sejak tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 dan diperoleh Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Rote Ndao dan
Kabupaten Mamasa. Hasil penelitian lapangan yang telah dilaksanakan disajikan dalam uraian berikut yang sebelumnya didahului dengan analisis data sekunder yang diperoleh
dari berbagai sumber seperti BPS, Kemendagri, dan sumber lain yang relevan.
4.1 Klasifikasi Kabupaten Pemekaran
Alat analisis tipologi daerah digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah. Tipologi daerah pada
dasarnya membagi daerah berdasarkan indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah. Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan
ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan per kapita sebagai sumbu horizontal, daerah yang diamati dapat dibagi menjadi empat klasifikasi, yaitu : daerah
cepat maju dan cepat tumbuh high growth and high income, daerah maju tetapi tertekan high income but low growth, daerah berkembang cepat high growth but low
income, dan daerah relatif tertinggal low growth ang low income Hill, 1989 dan Kuncoro, 1996 dalam Kuncoro2004.
Kriteria untuk membagi 114 kabupaten pemekaran dalam penelitian ini adalah, 1 daerah cepat maju dan cepat tumbuh, yaitu kabupaten pemekaran yang memiliki rata-
rata tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata provinsi; 2 daerah maju tetapi tertekan, yaitu kabupaten
pemekaran yang memiliki rata-rata pendapatan per kapita lebih tinggi, tetapi mempunyai rata-rata pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah dari rata-rata provinsi, 3 daerah
berkembang cepat, yaitu kabupaten pemekaran yang memiliki rata-rata tingkat
pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, tetapi mempunyai rata-rata pendapatan per kapita lebih rendah daripada rata-rata provinsi, 4 daerah relatif tertinggal, yaitu kabupaten
pemekaran yang memiliki rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita yang lebih rendah daripada rata-rata provinsi. Disebut ‘tinggi’ apabila indikator di
suatu kabupaten pemekaran lebih tinggi dibandingkan rata-rata provinsi, dan digolongkan ‘rendah’ apabila indikator di suatu kabupaten pemekaran lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata provinsi.
Tingkat
PDRB per kapita
Pertumbuhan
Y
i
Y Y
i
Y
R
i
Belitung Timur, Boven Digoel, Kuantan Singingi,
Kutai Timur, Mimika, Mamuju Utara, Kepahiang,
Parigi Moutong, Morowali, Halmahera Timur, , 10
kabupaten
R
Daerah maju dan cepat tumbuh
Luwu Utara, Waropen, Bombana, Konawe Selatan, Solok Selatan, Gayo Lues, Bengka-
yang, Teluk Wondama, Dharmasraya, Ser- dang Bedagai, Bener Meriah, Bireun, Kee-
rom, Peg. Bintang, Seluma, Rote Ndao, Tojo Una-2, Kep. Aru, Simeuleu, Sekadau, Waka-
tobi, Tolikara, Puncak jaya, Asmat. Rokan Hulu, Pelalawan, Sarolangun, Banyu-
asin, Ogan Ilir, Nunukan, Penajam Pasir Utara, Teluk Bintuni, Siak, Bangka Barat
34 kabupaten Daerah Berkembang Cepat
R
i
Seruyan, Murung Raya, Balangan, Tanah Bumbu,
Supiori, Sukamara, Luwu Timur, Banggai Kepulauan,
Sumbawa Barat, Mappi, Pohuwato, Lebong, Kolaka
Utara, Pasaman Barat, Kaimana, Lamandau,
Katingan, Kep. Mentawai, Rokan Hilir , Tanjung Jabung
Timur, Natuna 21 kabupaten
R
Daerah maju tetapi tertekan
Nagan Raya, Sarmi, Malinau, Kutai Barat, Muko-2, OKU Timur, Buol, Landak, Tebo,
Kep. Talaud, Pulang Pisau, Aceh Tamiang, Aceh Jaya, Aceh Barat Daya, Lingga, Muaro
Jambi, Samosir, Minahasa Selatan, Gunung Mas, Minahasa Utara, Buru, Humbang Ha-
sundutan, Barito Timur, Bangka Selatan, Ka- rimun, Sorong Selatan, Mamasa, Pak2Barat,
OKU Selatan, Nias Selatan, Yahukimo, Se- ram Bag Timur, Lembata, Seram Bag Barat,
Kep. Sula, Halmahera Utara, Halmahera Se- latan, Kaur, Manggarai Barat, Melawi, Boa-
lemo, Maluku Tenggara Barat, Paniai, Bone Bolango, Way Kanan, Aceh Singkil, Lam-
pung Timur, Bangka Tengah, Kepulauan Raja 4 49 kab
Daerah relatif tertinggal
Sumber : BPS 2010, diolah lihat Lampiran 4, Peta Kabupaten Pemekaran dengan minyak dan gas dengan migas dan non migas
Di mana : R
i
R = tingkat pertumbuhan PDRB provinsi = tingkat pertumbuhan PDRB kabupaten pemekaran
Y
i
Y = PDRBkapita provinsi dalam ribuan rupiah = PDRBkapita kabupaten pemekaran dalam ribuan rupiah
Gambar 4 Matrik klasifikasi 114 kabupaten pemekaran menurut Klassen Tipology