barulah kaum elit setempat besama kroni dan kliennya dari berbagai komponen masyarakat setempat.
Rekomendasi untuk kabupaten yang berkembang dan berhasil mensejahterakan masyarakat dipertahankan dan dapat dijadikan percontohan daerah pemekaran.
Kabupaten yang tidak berkembang stagnan perlu dilakukan pembinaan, mungkin ada salah pengelolaan atau salah strategi dalam penyelenggaraan pemerintahannya.
Sedangkan untuk kabupaten yang tidak berkembang perlu ditinjau kembali dan digabung kembali dengan kabupaten induknya. Dengan demikian, akan dapat
ditemukan bagaimana seharusnya efisiensi, efektivitas dan kemandirian kabupaten
pemekaran.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian mengemukakan secara teknis tentang metoda-metoda yang digunakan dalam penelitiannya Muhadjir,1998. Metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada obyek yang alamiah, sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai instrumen kuci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi
Sugiyono, 2007. Selanjutnya dikatakan Sugiyono, metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna
adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada
generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. Generalisasi dalam penelitian kualitatif dinamakan transferability, artinya hasil penelitian tersebut dapat digunakan
di tempat lain, manakala tempat tersebut memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda Sugiyono, 2007. Sedangkan penelitian deskriptif adalah penelitian non
hipotesis yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau suatu fenomena Arikunto, 1998.
Jadi metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif karena dalam penelitian ini statistika yang digunakan hanyalah statistika deskriptif bukan statiska
inferensial, sebagaimana dikatakan Furqan 2002 bahwa berdasarkan tahapan atau tujuan penelitian, maka statistika dapat dibedakan atas : 1 statistika deskriptif, yaitu
statistika yang digunakan hanya untuk memperoleh gambatan description atau ukuran-ukuran tentang data yang ada. 2 statistika inferensial, yaitu statistika yang
digunakan untuk menaksir ukuran populasi atau menguji hipotesis yang berlaku untuk populasi. Dengan kata lain kita tidak menggunakan data dan ukuran-ukuran sampel
untuk melakukan inferensi menarik kesimpulan tentang populasi. Secara makro penelitian akan menjelaskan keragaman pembangunan di
kabupaten pemekaran sebagai daerah otonom baru. Secara mikro akan menjelaskan bagaimana pertumbuhan ekonomi, pelayanan publik, tingkat kemiskinan, dan
keberlanjutan lingkungan hidup atau sumberdaya alam, di tiga kabupaten pemekaran, yaitu Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Mamasa.
3.1 Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel
Dari tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat diungkapkan beberapa variabel utama yang dipergunakan untuk menilai keberhasilan kabupaten
pemekaran dalam mensejahterakan masyarakatnya yang meliputi : pertumbuhan ekonomi, IPM, tingkat kemiskinan, PAD, PDRB, PDRBkapita, persentase anggaran
pembangunan dan anggaran rutin, sosial kemasyarakatan, dan degradasi SDALH. Selanjutnya untuk pendalaman penelitian, akan dicari di lapangan data berupa
indikator-indikator kecepatan pelayanan, pertumbuhan ekonomi daerah, meningkatkan pendapatan per kapita dan mengurangi kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan
Kuncoro, 2004 yang sejalan dengan pengembangan wilayah yang meliputi indikator- indikator pembangunan ekonomi, pemerataan dan keberlanjutan ekosistem Anwar
dan Rustiadi, 2000. Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu indikator kemajuan perekonomian di
suatu daerah otonom baru karena dapat menggambarkan kemajuan perekonomian suatu daerah otonom baru karena merupakan kejadian pertambahanperubahan
pendapatan daerah dalam satu tahun tertentu tanpa memperhatikan pertumbuhan penduduk dan aspek lainnya. Todaro 1998:123 menyatakan, “Pengejaran
pertumbuhan” merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia dewasa ini. Pemerintah di negara mana pun dapat segera jatuh atau bangun
berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapainya dalam catatan statistik nasional. Seperti kita ketahui, berhasil-tidaknya program-program
pembangunan di Dunia Ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional. Bahkan, baik buruknya kualitas
kebijakan pemerintah dan tinggi atau rendahnya mutu aparatnya di bidang ekonomi secara keseluruhan biasanya diukur berdasarkan kecepatan pertumbuhan output
nasional yang dihasilkan. Indeks pembangunan manusia IPM menjadi faktor penting untuk menilai
keberhasilan pembangunan manusia yang sekaligus juga dapat menilai keberhasilan pertumbuhan ekonomi yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah otonom baru. BPS
2009:4 mengutip pendapat Aloysius 2009 yang menyatakan, modal manusia merupakan salah satu faktor penting dalam proses pertumbuhan ekonomi, oleh karena
itu dalam rangka memicu pertumbuhan ekonomi perlu pula dilakukan pembangunan manusia. UNDP Human Development Report, 1996 dalam BPS 2009:4