1 Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang menyangkut seluruh diri
pribadi, termasuk fisik maupun mental atau psikofisiknya yang ikut menentukan berhasil tidaknya seorang dalam belajar.
2 Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar
individu yang bersangkutan, misalnya ruang belajar yang tidak memenuhi syarat, alat-alat pelajaran yang tidak memadahi, dan
lingkungan sosial maupun lingkungan alaminya. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan minat belajar adalah
kemauan atau ketertarikan peserta didik untuk belajar khususnya dalam pelajaran akuntansi. Keberhasilan belajar
dapat diukur dari adanya perubahan minat peserta didik dari tidak berminat menjadi berminat, dari belum tahu menjadi tahu,
dari yang nilainya kurang baik meningkat menjadi lebih baik.
5. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar Menurut kamus besar bahasa Indonesia prestasi belajar
adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Menurut Muhibin Syah 2003:213 Prestasi belajar adalah
pengungkapan hasil belajar dari segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar melalui
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran dan menilai setiap ranah psikologis siswa
sebagai hasil dari proses belajar siswa. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Faktor –faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
dapat digolongkan menjadi dua yaitu Dimyati dan Mujiono, 1999:236-254:
1 Faktor internal a
Sikap terhadap belajar Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian
tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya
sikap
menerima, menolak,
atau mengabaikan
kesempatan belajar. b
Motivasi belajar Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang
mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi ini dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi, atau tiadanya
motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah.
Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus agar siswa memiliki hasil
belajar yang baik, yang pada akhirnya semakin meningkatkan motivasi berprestasi.
c Konsentrasi belajar
Konsentrasi belajar
merupakan kemampuan
memusatkan perhatian pada pelajaran yang tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk
memperkuat perhatian pada pelajaran, guru perlu menggunakan
bermacam-macam strategi
belajar mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar serta
selingan istirahat. d
Mengolah bahan belajar Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa
untuk menerima isi dan cara memperoleh ajaran yang dikembangkan di berbagai mata pelajaran, sehingga
lebih bermakna bagi siswa. Isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai kesusilaan, nilai agama, kesenian,
serta
keterampilan mental
dan jasmani.
Cara memperoleh ajaran berupa bagaimana menggunakan
kamus, daftar logaritma, atau rumusan matematika. e
Menyimpan perolehan hasil belajar Menyimpan
perolehan hasil
belajar merupakan
kemampuan menyimpan isi pesan dan cara memperoleh pesan.
Kemampuan menyimpan
tersebut dapat
berlangsung dalam waktu yang pendek hasil belajar cepat dilupakan dan waktu yang lama hasil belajar
tetap dimiliki siswa. Proses belajar terdiri dari proses penerimaan, pengolahan, dan pengaktifan yang berupa
penguatan serta
pembangkitan kembali
untuk dipergunakan. Dalam kehidupan sebenarnya tidak
berarti semua proses tersebut berjalan lancar, akibatnya proses penggunaan hasil belajar terganggu.
f Menggali hasil belajar yang tersimpan
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses pengaktifan pesan yang telah diterima. Dalam
hal pesan baru, maka siswa akan memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali, atau mengkaitkannya
dengan bahan lama. Dalam hal pesan lama, maka siswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan
pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar.
g Kemampuan berprestasi
Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar yang membuktikan keberhasilan belajar
dalam
memecahkan tugas-tugas
belajar atau
mentransfer hasil belajar. Kemampuan berprestasi terpengaruh oleh proses penerimaan, pengaktifan,
prapengolahan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.
h Rasa percaya diri siswa
Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan,
rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa
unjuk
prestasi merupakan
tahap pembuktian
”perwujudan diri” yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa. Makin sering berhasil menyelesaikan
tugas, maka semakin memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya rasa percaya diri semakin kuat.
i Intelegensi dan keberhasilan belajar
Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak terarah,
berpikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila
siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.
j Kebiasaan belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut
antara lain: belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah
hanya untuk bergengsi, bergaya sok menggurui atau
bergaya minta ”belas kasih” tanpa belajar. Kebiasaan-
kebiasaan belajar tersebut disebabkan oleh ketidak mengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal
ini dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri.
k Cita-cita siswa
Cita-cita sebagai motivasi intrinsik perlu didikan yang harus dimulai sejak sekolah dasar. Cita-cita merupakan
wujud eksplorasi dan emansipasi siswa.
2 Faktor eksternal a Guru sebagai pembina siswa belajar
Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya,
tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik, ia memusatkan perhatian pada
kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar yang merupakan wujud emansipasi
diri siswa. Sebagai guru pengajar, guru bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah. Adapun
tugas pengelolaan pembelajaran siswa meliputi: pembangunan
hubungan baik
dengan siswa,
menggairahkan minat, perhatian dan memperkuat motivasi belajar untuk berprestasi, mengorganisasi
belajar, melaksanakan pendekatan pembelajaran secara tepat, mengevaluasi hasil belajar secara jujur dan
obyektif, melaporkan hasil belajar kepada orang tuawali siswa.
b Prasarana dan sarana pembelajaran Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran
merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti lengkapnya sarana dan prasarana otomatis
bisa menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar dengan baik.
c Kebijakan penilaian Penilaian adalah penentuan sampai sesuatu dipandang
berharga, bermutu, atau bernilai. Ukuran tentang hal itu berharga, bermutu, atau bernilai datang dari orang lain.
Dalam
penilaian hasil
belajar, maka
penentu keberhasilan belajar tersebut adalah guru. Guru adalah
pemegang kunci pembelajaran. Guru menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai
hasil belajar.
d Lingkungan sosial siswa di sekolah Lingkungan dimana siswa tinggal
yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan siswa. Siswa yang
berada di lingkungan yang dikondisikan untuk belajar, misalnya dibuat jam belajar malam antara jam 19.00-
21.00, maka siswa akan terdorong untuk belajar. Sementara siswa yang berada di lingkungan yang tidak
peduli pada pendidikan, maka siswa akan menjadi malas untuk belajar.
e Kurikulum sekolah Program pembelajaran di sekolah mendasarkan pada
suatu kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum yang disahkan oleh pemerintah, atau
suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan
dan disusun
berdasarkan kemajuan
masyarakat. Perubahan kurikulum dapat mempengaruhi tujuan yang akan dicapai, isi pendidikan, kegiatan
belajar mengajar dan evaluasi pembelajaran. Perubahan kurikulum dapat menimbulkan masalah bagi guru,
siswa maupun elemen-elemen dalam sekolah dan juga orang tua siswa.
6. Minat Belajar